13

1.7K 48 5
                                    

Orang itu tersenyum kecut,

Ia meraba. Mawar tidak berani berteriak. Namun mawar tidak takut. Mawar kemudian dengan sekuat tenaga mendorong tubuh orang itu.

"BRENGSEK LO!" teriaknya pada orang itu dengan emosi yang meluap-luap.

"Mawar?" teriak Novia dari arah pintu. Saras berlari ke arah Mawar.

"Lian? lo apain Mawar hah!" sentak Novia menatap tajam Lian.

"Gue? ngapain mawar? Just touch HAHA." ucap Lian lalu berdiri mendekati novia.

"Kenapa? lo mau?" kata Lian sinis. Lian sudah gila. Berani-berani nya dia berbuat nekat disekolah.

"Ini namanya pelecahan! gue laporin lo ke guru BK," ancam Novia tidak main-main.

"Silahkan, gue ga takut," balas Lian dengan tenang.

"Oke. Ayo Maw ke ruang Bk!" Novia langsung menarik lengan Bella untuk segera melaporkan.

Bangsat dia beneran mau ngelaporin gue.

Dengan kasar, Lian menarik lengan Saras, menatapnya Tajam.

"Lo mau lapor? Siap siap tunggu gue nanti malem!" ancam Lian, lalu dia menghempaskan tangan Novia, kemudian pergi meninggalkan kelas.

"What the? Sinting tu orang?" Novia tidak habis pikir, apa yang dimaksud Lian nanti malam.

"Udahlah gausah lapor, gue takut lo di apa-apain sama cowo BRENGSEK itu," mawar menarik Novia dan duduk kembali dibangku nya.

"Tapi maw, itu namanya pelecehan ya harus dilaporin lah!" Novia tidak terima dengan jawaban Mawar yang menyuruhnya tidak lapor, ini benar-benar pelecehan. Novia sangat ingin melaporkan Lian.

Andai lo tau nov. Gue udah lebih dari ini sama Lian. Tapi gue ga mau lapor ke siapapun, gue ga bisa liat Salsa tambah menderita. Cukup gue aja nyimpen ini sendiri.

"Maw?mawar?" Novia menepuk Mwwar yang malah melamun.

"Eh, iya."

"Ko malah bengong sih, ayo lapor ke guru bk!"

"Ngga usah nov, Percaya sama gue. Gue takut lo diapa apain sama dia."

"GUE NGGA TAKUT!" ucap Novia dengan yakin. Novia tau itu semata-mata hanya ancaman.

"Astaga nov. Gue mau lapor, tapi..." Mawar mengingat Salsa. Mawar menutup mulutnya, ia hampir saja keceplosan.

"Tapi apa?" tanya Novia penasaran karena Mawar memotong kata katanya.

"Mm-mm ga ga, gapapa."

"Kenapa, Maw?" Novia semakin penasaran.

"Udah lupain aja. Intinya lo gausah lapor, please." Mawar memohon pada Novia.

"Dan satu lagi, lo jangan bilang siapapun, lo tutup mulut aja," pinta Mawar.

"Lo gila? Lo udah dilecehin tapi lo...ah terserah lo!" Novia mulai kesal dan ia pergi meninggalkan Mwar sendiri dikelas. Tadi nya Novia ke kelas untuk mengajak Mawar bergabung dikantin bersama Salsa tapi Novia malah melihat pemandangan tidak mengenakan.

Disisi lain, Lian melihat lewat jendela untuk memastikan Novia melaporkan atau tidak.

Bagus! Haha, Mawar Mawar.

Setelah Novia pergi, lian masih tetap disitu, dia berdiri didekat jendela untuk melihat Mawar. Setelah puas melihat Mawar yang hanya diam, lian berbalik badan untuk kembali ke kelas nya. Tapi Lian menabrak orang.

"Lian? ngapain disini?"

"Eh, sal? ya suka suka gue lah mau disini kek dimana kek bukan urusan lo!" ujar Lian dengan ketus seperti biasa, kalau bicara sama Salsa, Lian tak pernah lembut. LIQN selalu ketus pada salsa.

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang