Sekitar setengah jam Salsa, Novia, dan juga Mawar berkunjung ke sekolahnya yang cukup ramai dengan kedatangan orang tua murid. Ada yang mencari informasi pendaftaran kelas 10, ada yang bertanya tentang universitas untuk anak anak mereka, dan lain-lain. Ya begitulah kegiatan kegiatan para orang tua murid disekolahnya, Salsa kira sekolah akan sepi tapi dugaan nya salah.
Tapi tak masalah, mereka tetap mengunjungi sekolah dan Salsa bertanya tanya sedikit tentang kuliah nya.
Kini mereka bertiga sedang merundingkan akan pergi kemana selanjutnya di dalam mobil merah milik Novia.
"Nge-mall aja yuk," ajak Novia.
"Males," sahut Mawar sinis dari belakang kursi mobil.
"Apansih, orang gue ngajaknya Salsa!" balas Novia tak kalah sinis sambil menatap Mawar dari kaca spion yang menggantung ditengah depan mobil.
"Ya kalo lo ngajak Salsa, otomatis gue juga keikut lah bego," ujar Mawar sarkas.
"Yaudah sono balik aja ke alam lo."
"Dih, siapa juga yang mau ikut!"
"Yaudah, tunggu apalagi? Turun!" usir Novia lalu memberhentikan mobil nya dipinggir jalan.
"Oke!"
"Eh tunggu tunggu!" cegah Salsa.
Mawar kemudian kembali ke tempatnya lalu menatap Salsa. "Apa?"
"Jangan pulang dong! Ikut ya?" pinta Salsa.
"Ngapain sih, Sal," sahut Novia.
"Noh temen lo ngeselin!" sindir Mawar dengan kedua tangan melipat ke dada nya.
"Ye lo lebih ngeselin!" balas Novia.
"Bacot. Temen lo tuh, Sal!" dumel Mawar kesal.
"Kamu sama Novia itu sama sama sahabat aku," ucap Salsa dengan tulus nya sambil bergantian menatap Novia dan Mawar yang sedang beradu tatapan.
"Lo masih anggep gue sahabat?" tanya Mawar sok cuek. Padahal dalam lubuk hati nya ada rasa senang mendengar Salsa masih menganggap nya sahabat.
"Iyalah! Kamu gimana sih, kita kan sahabat selama nya. Kamu juga Novia, kita sahabat!"
Salsa sangat berbaik hati. Ia tidak pernah memiliki dendam kepada siapapun. Apalagi sahabatnya, ia akan memaafkan apapun kesalahan Mawar.
Novia menatap Salsa terharu. Ada rasa senang ketika akhirnya Novia menemukan teman sejati seperti Salsa. Karena selama ini, Novia tidak memiliki teman sejati. Semua teman temannya hanya datang saat ada butuh nya saja, tak ada yang benar benar tulus seperti Salsa.
Mawar pun sama. Hati nya terasa hangat. Ia pikir persahabatannya dengan Salsa akan hancur begitu saja, namun ternyata Salsa masih menjaga persahabatannya itu.
"Yaudah kita ke mall sama sama ya?" Salsa menatap Novia dan Mawar bergantian.
Mawar dan Novia pun mengangguk kompak.
"Sekarang kita sahabat ya," ucap Salsa tersenyum senang.
"Ah, lo emang temen yang gue cari selama ini mel!" ucap Novia lebay.
"Gue sayang lo," ucap Mawar pelan, sangat pelan. Salsa dan Novia yang duduk dikursi depan tidak mendengarnya sama sekali.
*****
"Eh cafe yok, gue mau beli tiramisu cake," ajak Mawar dengan tangan nya menarik Salsa.
"Shoping dulu dong!" ucap Novia sambil menarik lengan sebelah kiri Salsa.
"Gue laper! Makan dulu kek bentar!"
"Apansih ini belum jam makan siang! Shoping dulu lah!"
"Yaudah sono shoping aja sendiri."