19

1.4K 53 1
                                    

Salsa mengambil ponsel nya dari kantung baju seragamnya batik nya.

cekrek.

Salsa memotret Mawar dan Lian yang sedang bicara. Segera Salsa mengirimkan foto itu ke Dimas.

Kebetulan Dimas sedang online.

Kebetulan Dimas sedang online

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict cr:pinterest

Salsa memasukan kembali ponselnya ke dalam saku baju batiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa memasukan kembali ponselnya ke dalam saku baju batiknya.

Salsa melirik kearah Lian dan Mawar tadi. Namun mereka sudah tidak ada. Salsa hanya menggidikkan bahu. Sebenarnya hati nya sangat sakit, terluka.

Mawar sahabatnya sendiri mengkhianati nya? Apa alasan Mawar dengan semua ini?

Sudah banyak bukti kedekatan Mawar dan Lian. Dari mulai dikelas. Kata Novia yang sering melihat Lian dikelasnya bersama Mawar. Dan sekarang didepan mata Salsa sendiri...

Salsa tidak sakit hati karena Lian selingkuh. Tapi ia sakit karena Mawar yang membohonginya. Ia terduduk dihalte sekolah yang sudah sepi, Hanya diri nya seorang. Salsa melamun.

Tak sadar, Salsa meneteskan Air matanya. Meluapkan segala kesedihannya. Hingga hujan tiba tiba turun dengan deras nya.

Mawar? kenapa kamu berubah? akhir akhir ini kamu juga cuek sama aku?biasanya kamu kan selalu ceria. Terus hubungan kamu sama Lian apa Maw?kalian pacaran? tapi kalo kamu bahagia sama lian gapapa. Lagian aku udah gak peduli mau Lian ngapain aja. Ambil maw kalo kamu bahagia sama Lian. AMBIL AJA LIAN. aku sangat sangat ikhlas.

Entahlah bicara dalam hati sambil menangis itu nyaman, apalagi disaat sendiri dan ditemani hujan.

Hujan semakin deras. Air mata Salsa pun semakin Deras. Ia terus menangisi sahabat nya, mawar.

"Tuhan, satukan lah Mawar sama Lian kalo mereka bahagia. Aku bakal ngelakuin apa aja demi Mawar. Aku sayang Mawar." ucap salsa dengan nada tinggi berharap Tuhan mendengarnya. Salsa ikhlas-ikhlas saja Lian dengan siapapun, meski dengan sahabatnya sendiri.

Tiba tiba sebuah sapu tangan berwarna putih muncul dihadapannya.

Salsa menoleh.

"A..Aroo?" ucap Salsa dengan Air mata yang masih berjatuhan.

"Gue gak suka liat cewek nangis. Lap air mata lo. Mubazir." kata Aro dengan senyum tulus dibibirnya.

Salsa mengangguk. Meraih sapu tangan berwarna putih. Dan mengusap air mata nya.

"Ma..makasih." ujar Salsa yang masih sesenggukan. Ia menyodorkan sapu tangan milik Aro.

Aro mendorong sapu tangan itu ke Salsa. "Buat lo aja."
Salsa hanya mengangguk lemas.

"Mau gue peluk gak? dingin loh." tawar Aro sambil tertawa kecil, entahlah Aro senang menggoda gadis polos.

Salsa menatap Aro. Ia tersenyum, memperlihatkan deretan gigi rapih nya.

"Boleh?" tanya Salsa terkekeh. Dia butuh senderan saat ini.

Aro mengagguk. Ia kemudian merentangan tangannya. Siap untuk memeluk Salsa. Karena ia sangat tahu. Perempuan jika menangis pasti butuh pelukan entah ia harus memeluk boneka, bantal, ataupun orang yang ada didekatnya.

Salsa segera memeluk Aro. Menenangkan dirinya. Salsa juga heran pada dirinya, entah sejak kapan dia jadi dekat sama Aro yang menyebalkan? Tapi Aro orang yang pengertian.

Aro memeluk Salsa  semakin erat. Ia menaruh dagu nya diatas kepala Salsa.

Kasian Salsa. Gue harus bantu dia nyelesain masalahnya.

Setelah dirasa cukup. Salsa mendorong bidang dada Aro. Aro yang paham, melepaskan pelukannya. Padahal ia masih ingin berpelukan dengan Salsa. Modus.

"Makasih. Aku pulang dulu." ucap Salsa lalu bangkit dari duduknya.

"Hujan, Caca." tukas Aro gemas dengan Salsa.

"Hehehe. Gapapa hujan hujanan."

"Kayak nya asik tuh hujan hujanan. Mau naik motor bareng gue? sekalian hujan hujanan."

"Mau mau!" terima Salsa dengan semangat.

Aro terkekeh.

Aro memakai helm dan menyalakan mesin motor.

"Sini!"

Salsa menurut. Ia berjalan ke arah Aro.

Aro memakaikan helm Salsa. Sambil modus haha. Salsa kan tidak akan peka jika Aro memodusi dirinya.

Setelah selesai memasang helm dikepala Salsa. Aro mencubit hidung Salsa hingga memerah.

"Ish," rajuk Salsa dengan muka merah.

Aro tertawa. Menyaksikan kekesalan gadis didepannya ini. Sangat menggemaskan bagi aro.

Mereka pun berkeliling tidak jelas menyusuri ibu kota yang sedang diguyur hujan deras.

"Aaaaaaaaa.." teriak Salsa bahagia hujan hujanan seperti ini. Sembari melepas semua kesedihannya.

"ARO MAKASIH UDAH BIKIN SALSA SENENG!" Teriak Salsa ditengah tengah hujan deras.

"IYAAA CACAA." Sahut aro dengan Teriak pula. Karena kalau tidak Teriak seperti itu. Tidak akan terdengar.

Salsa dan Aro tertawa puas dan bahagia. Bagi mereka hujan sangat seru. Mereka sama sama menyukai hujan. Syukurnya hujan hari ini tidak ada petir. Membuat mereka bebas hujan hujanan.

"AKU SUKA KAMU HUJAN!!" teriak Salsa dengan Tawa nya yang pecah. Ini benar-benar seru, melepas kesedihannya.
Mereka pun berkeliling tidak jelas menyusuri ibu kota yang sedang diguyur hujan deras.

"AKU SUKA KAMU HUJAN!!" teriak Salsa lagi dengan Tawa nya yang pecah. Ini benar-benar seru, melepas kesedihannya sejenak.

"GUE JUGA SUKA HUJAN."

"HAHAHA!!"



*****

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang