24

922 24 0
                                    

"Ro ada cctv gimana?" Ujar Salsa membuat Aro menghentikan langkahnya yang ingin melangkah menuju jendela kamar Om Ariel.

"Gue gak peduli! Ini demi lo!" Kata Aro sambil memegang kedua bahu Salsa untuk menyakinkannya.

Salsa hanya mengangguk pasrah. Aro menarik lengan Salsa pelan.

Mereka berjalan lewat samping rumah Om Ariel yang terdapat dinding cukup tinggi mengelilingi rumah itu. Karena tidak mungkin jika mereka lewat depan yang ada pak satpam mengusirnya.

Aro mencari cara agar bisa memanjat tembok yang cukup tinggi itu. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

Tangga. Aro melihat tangga tergeletak begitu saja dipinggir jalan. Tanpa basa basi Aro berlari dan mengambil tangga itu.

"Takuttt!" Ucap Salsa yang masih takut.

"Udah lo naik duluan cepet!"

Aro dan Salsa mengecek setiap sudut kamar Om Ariel yang cukup besar.

Aro dan Salsa sedang mencari disekitar tempat tidur.

Tok tok tok

Deg!

Salsa dan Aro terdiam. Saling memandang satu sama lain. Ketukan pintu itu membuat mereka mati kutu.

"Duhhh!" Desah Salsa khawatir.

"Oh iya nyonya Citra kan lagi pergi." Kata seseorang dari depan pintu kamar.

Ceklek

Ia membuka pintu. Mulai melaksanakan tujuannya untuk menyapu dikamar tuan dan nyonya nya.

Pembantu itu memperhatikan kamar bos nya itu.

"Kok berantakan ya?perasaan aku udah beresin deh tadi." Pikir pembantu itu heran.

"Ah sudahlah." Ia kemudian melanjutkan menyapu.

Deg deg deg

Detak Jantung Salsa tak bisa dikendalikan. Pasalnya ia dan Aro kini berada diposisi sangat dekat. Hingga tubuh mereka sedikit menempel.

Salsa mendongak melihat wajah Aro yang lebih tinggi darinya. Kini Salsa tidak bisa bergerak sedikit pun.

Lemari yang mereka masuki ternyata sempit. Hingga tubuh mereka sedikit menempel. Aro memeluk Salsa. Salsa hanya diam tidak membalas pelukan Aro.

Duh yaampun. Cepet dong itu orang keluar dari kamar ini! Mana aku nempel lagi sama Aro. Duh lemari! Lebar dikit dong.

Aro menatap Salsa. Ia terus menatapnya tanpa bosan. Walaupun wajahnya tidak terlalu jelas sebab Salsa lebih pendek dari nya.

Semoga orang yang dikamar ini lama deh keluarnya. Biar gue bisa nempel terus sama Salsa hehehe.

Salsa semakin gugup. Ia sadar bahwa Aro terus menatap. Degup jantungnya pun tak karuan. Salsa memberanikan mendongak melihat wajah Aro.

Mata mereka kini menatap satu sama lain. Salsa menyesal mendongak melihat wajah Aro. Salsa dibuat salah tingkah. Ia cepat cepat sadar dan menundukkan kepalanya.

Duh lama amat sih.

15 menit Pembantu itu selesai membereskan kamar tuan nya serta menyapu nya.

"Fi kayaknya orang itu udah keluar deh." Bisik Salsa sambil mendongak mendekatkan mulutnya dengan telinga Aro.

Aro kemudian membuka pintu lemari sedikit. Sudah Aman. Aro keluar dari lemari dan bernafas lega. Begitupun Salsa.

Ah kurang lama Batin Aro menatap Salsa.

"Ayo cari lagi."

Salsa dan Aro mengecek berkas perusahaan yang mereka temukan dimeja kerja Ariel.

Mereka kini sudah tenang didalam mobil. Setelah menghabis kan 1 jam untuk mencari berkas.

"Bener gak sal?" Tanya Aro pada Salsa yang serius membaca kertas 1 lembar itu berulang ulang.

Salsa menaruh kertas itu kembali di map berwarna biru tua. Ia menatap Aro. "Berhasil!"

"Syukurlah!" Ucap Aro senang.

"Terus lo sama Lian?" Tanya Aro.

"Sebentar lagi Ujian yaa." Kata Salsa mengganti topik pembicaraan.

Aro hanya mendengus. "Semangat!"

"Kamu juga semangat!"

"Lo mau kuliah dimana?"

"UI. Tapi gak tau deh aku sanggup apa nggak masuk situ." Jawab Salsa yang menginginkan universitas indonesia untuk kuliahnya nanti.

"Lo pasti bisa. Semangat ya!"

Salsa tersenyum. "Kalo kamu masuk mana?"

"UI juga sih."

"Semangat ya! Semoga kita bisa masuk kesana."

"Aminn."

"Ayo naro berkas ini ke rumah papah."

"Jalan dulu yuk."

"Gak."

"Ayolah sal bentar doang."

"Gak Aro kita harus naro berkas ini dulu."

"Makan doang deh sal bentar aja."

"Gak."

"Ayo."

"Gak."

"Yaudah dimobil aja begini."

"Ih ayo pulang."

"Kerumah gue dulu deh yaa?"

"Kapan kapan aja aro."

"Oke otw rumah gue."

"Aro apansiiii.."

"Kerumah gue dulu titik!"

****

Lian berdiri didepan rumah Mawar dan mengetuk pintu bernuasa hitam besar itu.

Mawar yang sedang berbaring dengan ponselnya melangkah malas. Karena Pembantu dirumah Mawar sedang cuti 2 hari. Jadi hanya Mawar sendirilah dirumah besarnya.

Ceklek

Melihat wajah Lian didepannya membuat Bella ingin menutup pintu kembali namun ditahan oleh Lian.

Dengan lancang Lian masuk rumah Mawar dan menutup pintu. Kemudian mendorong mawar hingga punggungawar terbentur pintu. Kedua telapak tangan Lian mengurung tubuh Mawar.

Lian menatap Mawar yang sedari tadi mengedarkan pandangannya.

Lian mendekatkan bibirnya dengan bibir mawar. Cup

Lian terus melumat bibir Mawar. Mawar terus memberontak. Ia memukul mukul Lian. Mawar Menggelengkan kepalanya agar Lian kesulitan melumat bibirnya.

Lian mencekal lengan Mawar yang mengganggu nya. Ia terus melumat lembut bibir Mawar.

Kini Mawar tidak bisa apa apa. Kedua tangannya dicengkram Lian sedang bibir nya dipaksa ciuman oleh Lian.

Ciuman Lian turun ke leher jenjang Mawar. Lian pun melepas lengan Mawar dan fokus dengan leher Mawar.

Mawar dengan sekuat tenaga mendorong Liam. Namun tubuh Lian menghimpit mawar membuat mawar kesulitan mendorong Lian








******

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang