Maaf, tapi aku udah lama rencanain perceraian dengan kamu."
Deg.
Perceraian?
Lian sangat terkejut. Ia menatap istri nya serius, menatapnya dengan wajah bertanya tanya. Ia benar benar shock mendapat pernyataan Salsa ingin bercerai. Ada rasa sakit di dalam hati nya. Apakah ini yang dinamakan patah hati?
Apakah Lian sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahannya?
"Sal..." lirih Lian sambil memegang erat kedua telapak tangan Salsa.
"Maaf ya, Li. Kamu bisa bebas sekarang, kamu bisa nikah juga kan nantinya sama Mawar," kata Salsa dengan senyum yang terangkat dibibirnya.
Lian menggeleng cepat. "Gak! Gue mau nya sama lo. Gue mau hidup sama lo harmonis. Gue perbaiki semua kesalahan gue dimasa lalu. Please, Lo mau kan kasih gue satu aja kesempatan?" Lian memohon dengan wajah cemas, ia ingin memperbaiki semuanya.
Salsa menghela napas, menunduk sejenak lalu menatap Lian. "Tapi aku udah mutusin buat cerai, Li. Aku capek," lirih Salsa, menunduk.
Lian melepaskan genggaman tangannya. Ia mengusap wajahnya kasar, terlihat jelas penyesalan diwajahnya.
"Maafin gue. Maaf selama ini lo selalu terluka karena gue, gue bener bener nyesel, Sal. Gue nyesel udah sia-sia in orang sebaik lo, Sal," ucap Lian.
"Iya, aku maafın kamu kok," ucap Salsa tulus. Serius, tulus. Walaupun sifat Lian selama ini kasar padanya.
Seketika wajah Lian langsung berbinar. Ia menggengam kedua telapak tangan Salsa. "Serius? Kita jalani hidup dari awal ya?"
"Aku maafin kamu, tapi aku tetep mau cerai sama kamu."
Wajah Lian langsung kembali sedih, kekuatan dalam tubuhnya seperti hilang. Seluruh badannya lemas, Sorot mata nya menunjukkan penyesalannya.
Lian benar benar menyesal sekarang ini. Ia merutuki kebodohannya atas perbuatannya dulu yang kasar dan jahat pada Salsa. Ia sungguh sangat menyesal menyia-yia kan wanita sebaik dan sekuat Salsa. Lian sangat berharap Salsa mau kembali pada nya, namun kini itu hanyalah mimpi.
"Kenapa? Lo masih sama Aro?" tanya Lian lirih.
"Bukan gitu, tapi selama ini aku udah ngga kuat sama kamu. Dan ini saatnya aku mau lepas dari kamu," jawab Salsa.
Harapan nya sudah hilang. Sekali lagi, ia merutuki kebodohannya yang sangat amat bodoh. "Satu aja Sal satu! Satu kali lagi kesempatan, gue bakal buktiin itu. Detik ini juga!" Lian terus memohon agar Salsa tidak menceraikannya.
"Udah, Li! Kamu cari ya cewe lain yang lebih baik dari aku. Oke? Lupain aku mulai sekarang ya," ujar Salsa lembut dengan senyum manis nya.
"Nggak! Gue mau nya sama lo, gak mau sama cewe lain!" pekik Lian.
"Aku sama Aro, Li. Please jangan egois, biarin aku bahagia sama pilihan aku!" pekik Salsa. Salsa menghela nafasnya. "Kamu harus belajar Li. Anggap aja itu pelajaran buat kamu yang udah sia-sia in orang lain. Dan kamu harus memperbaiki nya lagi, tapi bukan sama aku."
"Please, Sal. Apa aja gue akan lakuin buat lo," lirih Lian menatap wajah Salsa dengan mata yang sayu
Salsa menggeleng. "Maaf ya udah ngerepotin hidup kamu. Aku 6 hari lagi masih dirumah ini, aku masih bisa buatin makanan buat kamu. Tapi setelah itu kita udah gak ada hubungan apa apa lagi."
"Sal, please! Oh, lo benci ya sama gue?"
"Aku nggak benci kok, cuma kecewa sih." Salsa terkekeh pelan, kemudian melanjutkan ucapannya. "Tapi aku seneng kamu bisa sadar kesalahan kamu, mulai sekarang jangan pernah sia-sia in orang ya."