Salsa sudah dirumah. Pulang dari sekolah Salsa memesan grabcar karena Salsa tidak mau bareng Mawar. Nanti Mawar bisa tahu kalau Salsa tinggal bersama Lian.
Tiba-tiba pintu rumah terbuka cukup keras. Lian pulang.
"Woy ngapain lu enak-enakan nonton TV?"
"Emang ngga boleh?" tanya Salsa menatap Lian.
"Kamar gue berantakan." ucap Lian lalu duduk di sofa sebelah kiri dan mengambil alih remote tv dari tangan Salsa.
"Terus?" tanya Salsa polos.
"Ya beresin lah, goblok!" bentak Lian kasar sembari menatap Salsa tajam.
Salsa segera bangkit menuju kamar Lian, karena ia malas berurusan dengan Lian. Salsa tak mau menyahut lagi, dan langsung membereskan kamar Lian dengan cepat.
Beberapa menit setelah nya, Salsakembali ke ruang keluarga untuk menonton tayangan favorite nya.
Lian yang melihat Salsa santai-santai menonton tv, menatap Salsa jengkel. Entah kerasukan jin apa, Lian selalu tak suka melihat Salsa senang sedikit saja.
"Buatin makanan yang banyak, karena nanti malem temen-temen gue dateng." ujar Lian dingin.
Salsa menghela nafas nya gusar, Lagi-lagi Salsa diganggu. Padahal, baru saja Salsa tersenyum senang menonton tv.
"Makanan apa?" tanya Salsa malas.
"Ya apa kek kue kue kecil atau cemilan apa!" Lian menjawab dengan bentakan.
"Tapi kan bahan-bahannya susah. Kenapa ngga beli aja?" Salsa mengusul kan dengan suara pelan, nyali nya menciut ketika sudah dibentak Lian.
"Bacot! Gue males. Udah sana bikin apa kek." pekik Lian, lalu mematikan tv.
"Tapi ngga ada bahannya." jawab Salsa.
Lian mengambil kartu dari saku nya dan menyerahkannya pada Salsa. "Tuh lo pake belanja sana, beli semua bahan nya."
"Tapi naik apa?" tanya Salsa lagi. Membuat darah dalam tubuh Lian mendidih.
"Yaelah. Manja amat sih lo! Supermarket depan komplek noh tinggal jalan!"
Salsa mendengus pasrah, lalu dengan cepat ia pergi dari hadapan Lian dan mulai berjalan ke supermarket.
Sebenar nya supermarket bukan berada didepan komplek nya. Melainkan berada di belakang komplek, yang arti nya. Salsa harus berjalan melewati depan komplek lalu memutar jalanan yang amat panjang baru lah berbelok untuk sampai ke belakang komplek. Jauh bukan?
Salsa hanya pasrah saja menuruti perintah Lian. Salsa berjalan sambil melihat-lihat suasana tempat tinggal baru nya. Kehidupan baru nya. Kehidupan pahit nya.
****Setelah 3 jam lebih Salsa selesai membuat makanan ringan atau camilan.
Lian melongok melihat Salsa yang sudah selesai membuat cemilan. Lian tersenyum puas melihat wajah kelelahan Salsa.
Sebenar nya, Lian gampang saja beli cemilan yang sudah siap makan di supermarket. Tetapi, Lian menyuruh Salsa membuat nya hanya untuk membuat Salsa menderita. Lian ingin melihat Salsa menderita karena diri nya.
Lian kembali duduk santai di sofa ruang keluarga dengan hati puas membuat Salsa kelelahan.
Salsa berjalan mendekati Lian. "Udah selesai, li. Boleh keatas?" Tanya Salsa pada Lian.
"Gak boleh."
"Loh kenapa lagi? Aku capek." protes Salsa.
"Masih ada kerjaan lagi." ucap Lian dingin.