58

1.5K 62 5
                                    

Pukul 4 sore Salsa baru saja memasuki rumah nya. Dari pagi hingga sore Salsa menghabiskan waktu bersama Mawar, mereka keasyikan bermain hingga sore. Tetapi Dimas tak ikut. Karena Dimas bersama Novia sedang jalan-jalan berdua. Entah mereka berdua ada hubungan apa.

Salsa melihat Lian baru saja turun dari tangga. Salsa tetap diam dan melanjutkan langkahnya menuju kamar nya dilantai dua.

Baru saja Salsa ingin menaik anak tangga pertama, tangannya sudah ditahan oleh Lian. Lian menatapi Salsa dalam-dalam. Salsa hanya menatap Lian dengan wajah datarnya. Namun, kedua nya sama-sama diam. Tak ada yang mengeluarkan suara, hanya saling menatap satu sama lain.

Salsa bisa melihat tatapan sendu di mata Lian, hatinya tiba-tiba merasa tersentuh oleh tatapan mata Lian yang begitu kelam dan sendu. Lian tersenyum hangat menatap Salsa, tak ada berontakan yang keluar dari mulut Salsa, Bahkan Salsa tetap diam memandang Lian.

Eye contact antara mereka terjadi cukup lama. Mereka seperti nyaman menatap satu sama lain. Hingga Lian mengeluarkan suara. "Maaf," lirih Lian.

Salsa masih diam tak berkutik, menatap Lian dengan lekat namun dengan tatapan datar.

"Maaf bikin kamu kecewa," kata Lian.

Salsa masih tetap diam memandangi Lian, kali ini tatapannya berubah hangat, bukan datar lagi.

"Maaf ya, Sal?" tanya Lian. "Maaf selama ini kamu kecewa karena aku." tambahnya.

"Tolong, Maafin aku, Sal."

"Please, ya? jangan tinggalin aku."

"Aku bisa hancur kedua kali nya, kalo ngga ada, kamu."

"Maaf." lirih nya.

Salsa mengangguk pelan, sangat pelan. Salsa mengangkat bibirnya membentuk lengkungan senyum. Lian bersorak senang dalam hati nya diberikan Salsa senyuman.

"Jadi, kita baikan?" tanya Lian antusias.

Salsa mengangguk. "Iya."

"Serius?!"

"Iya. Tapi ada syarat nya," ucap Salsa.

"Apa?" tanya Lian cepat.

"Jangan kecewain aku lagi dengan masa lalu kamu itu."

Lian mengangguk mantap. "Ngga akan. Karena aku udah kasih tau semuanya," bisik Lian tepat ditelinga kanan Salsa.

"Oke, aku maafin kamu," ucap Salsa namun dengan nada ketus.

Lian terkekeh. "Kok gitu sih jawab nya?"

"Iya udah dimaafin." ulang Salsa dengan jelas dan rinci, dengan nada ikhlas.

Lian tersenyum puas. Salsa menatap Lian yang sedang tersenyum, Salsa terpana melihat ketampanan Lian. Salsa baru menyadari bahwa Lian ternyata sangat tampan haha. Kalau sudah cinta, pasti orang yang dicinta itu disebut tampan. Beda kalau ngga cinta, pasti disebut biasa saja. Tetapi Lian memang tampan sih.

Salsa masih nyaman menatap wajah Lian dengan rinci. Salsa terpesona akan ketampanan yang dimiliki Lian. Pantas saja dulu di sekolahnya, banyak yang menyukai Lian. Dulu Salsa tak pernah memandang Lian tampan atau biasa saja, baru sekarang Salsa memandangnya.

"Makasih, my Queen."

"Jangan sebut aku my Queen! Alay tau," rajuk Salsa tak mau disebut my Queen.

"Ck, kenapa sih?" decak Lian.

"Tau alay ngga sih, Li. my Queen my Queen segala," protes Salsa sambil memutar bola mata nya.

"Ya biarin aja," sahut Lian dengan kekehan kecilnya.

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang