Salsa menggenggam erat telapak tangan Aro, ia meneteskan air mata nya. Tak menyangka semua nya menjadi seperti ini.
"Sebaiknya sekarang kamu panggil kedua orang tua nya, untuk mengurus semua kebutuhan pasien disini. Pasien harus rawat inap sampai ia kembali pulih ya nak." Jelas Dokter cantik itu merasa iba pada sepasang kekasih ini.
"Aro harus rawat inap ya dok? Separah itu dok?" Tanya Salsa sesenggukan.
"Ya kita lihat nanti, kalau dia cepat sadar berarti tidak terlalu parah kok."
"Tapi kalo Aro bangunnya lama gimana dok?" tanya Salsa semakin memelas.
Dokter cantik yang diketahui bernama Rina itu terdiam sejenak, menatap Salsa iba. Dokter Rina mengelus bahu Salsa yang tubuhnya semakin bergetar.
"Harus dirawat inap sayang. Perut nya mungkin terkena tendangan yang sangat kuat, hingga membuatnya seperti ini, kamu sabar aja sayang."
"Ta..tapi dok, saya takut Aro kenapa napa.."
"Nggak kok sayang. Lebih parah pasien yang disebelah tuh," kata Dokter Rina menunjuk gorden sebelah ranjang Aro. Memang saat ini Aro belum dipindahkan ke ruang rawat inap, karena belum ada kedua orangtua nya. Jadilah Aro masih berada di UGD.
Salsa menatap gorden putih polos yang tertutup disebelah nya. "Emang dia kenapa dok?" tanya Salsa penasaran.
Dokter Yuni tersenyum. "Dari kemarin malam dia gak sadar sadar, keluarga nya pun kami tidak tahu. Kami juga bingung cara mengabari keluarga nya, ponsel pasien tidak ada, ktp atau semacamnya pun tidak ada."
Salsa mengerutkan dahi nya. "dia kenapa?"
"Kemaren warga bawa pasien kesini, kata nya dia kecelakaan parah, dia bertabrakan dengan truk yang cukup besar, dan ternyata dia mempunyai riwayat ginjal sudah memasuki stadium yang lumayan parah perlu mencari pendonor. Penyakit ginjal yang dia derita kemungkinan dikarenakan mengonsumsi minuman keras berlebihan dan terus menerus. hingga membuat nya seperti sekarang. Sungguh kasihan dia. Dia juga butuh darah O dan pendonor ginjal tetapi sampai sekarang belum ada."
"Kasian banget dok. Dirumah sakit ini tidak ada darah O dan pendonor ginjal memangnya?" tanya Salsa yang semakin penasaran dengan cerita dokter Rina.
"Disini hanya ada darah B saja dan untuk ginjal sedang tidak ada tapi kalau di cari ke beberapa rumah sakit kemungkinan kecil ada. kami juga sudah mencari tetapi tidak ada...kalau sampai 1 minggu tidak ada darah O dia akan---" ucapan Dokter Rina terhenti saat Salsa terkejut melihat tangan Aro bergerak pelan.
"Aroo..."
"Tangan dia bergerak dok!" ucap Salsa senang.
Dokter Rina segera mengecek nya, ternyata hanya sebuah gerakan kecil yang hanga sesaat.
"Dia masih belum sadarkan diri.. sabar dan terus berdoa ya "
Salsa mendengus kecewa, ia kira Aro akan segera sadar, tapi ternyata tidak.
Salsa mengangguk, "Ya udah makasih dok."
"Iya...kalau begitu saya keluar dulu."
Salsa kembali teringat untuk menelpon Bunda Sri. Ia mengambil ponsel Aro yang untungnya masih tersisa sedikit baterai.
Salsa menelpon Bunda Aro, Sri. Salsa memberitahu kepada Sri. Terdengar suara Sri disana yang sangat panik, Sri dengan sangat tergesa gesa mengatakan akan segera menuju rumah sakit. Setelah itu, tidak ada suara lagi. Salsa pun mematikan teleponnya.
"Aro cepet sadar ya, Salsa sayang loh sama Aro. Aro cepet bangun ya."
*****
"Ca kamu pulang dulu nak, kan udah ada Bunda disini." sedari tadi Sri sudah membujuk Salsa agar ia mau pulang, Kartika tidak tega melihat Salsa yang sudah berantakan. Baju kotor, rambut berantakan, rok pun kotor.