Salsa memasuki rumah setelah jalan-jalan bersama Aro. Ia duduk di sofa ruang keluarga, ia menyalakan televisi sembari mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Lian datang menyusul dan duduk di sebelah Salsa.
"Sal," Panggilnya.
Salsa menoleh dan mendongakkan dagu nya.
"Resep Omelet lo disukain banyak orang, thanks ya." Lian membahas topik resto dengan senang karena resep Salsa disukai banyak orang.
Salsa tersenyum senang. "Wah beneran?" tanya nya girang.
Lian mengangguk mantap. "Restonya juga rame terus, apalagi ada diskon gede."
"Selamat ya, semoga sukses terus," ucap Salsa memberi selamat.
"Kalo sukses tanpa lo dihidup gue, ngga ada artinya." Salsa langsung menatap Lian setelah Lian mengucapkannya dengan nada sedih.
"Jangan gitu dong, Li. Kamu kan bisnis buat diri kamu sendiri."
Lian menggeleng cepat. "Ngga, gue bisnis cuma demi lo, demi keluarga kecil kita, supaya lo ngga hidup susah."
Salsa menghela nafas. Lagi lagi kembali ke topik rumah tangga nya. Salsa tak tega melihat Lian seperti ini, terus memohon padanya.
"Kita ngga lama lagi cerai," ujar Salsa pelan tanpa menatap Lian.
"Lo yakin mau nikah sama Aro?" tanya Lian.
Salsa terdiam. Ia memikirkannya lagi. Akhir-akhir ini ia agak kurang yakin dengan keputusannya menikah dengan Aro. Namun ia tetap yakin keputusannya bercerai dengan Lian.
"Kenapa diem?" pertanyaan Lian menyadarkan lamunan Salsa, Salsa menatap Lian. Salsa ingin bercerita kepada Lian tentang Bella, entahlah mengapa Salsa jadi merespon Lian lagi. Padahal Salsa sudah bertekad tidak mau bicara dengan Lian, tapi sekarang malah mengobrol.
"Kenapa? Cerita aja, Sal." Lian seperti paham Salsa mau cerita dengannya.
"Tadi ada cewek cantik nama nya Bella, kayaknya suka sama Aro," ucap Salsa lalu mengalihkan pandangannya ke televisi.
"Nanti mereka jadi saling suka lagi," sahut Lian.
"Iya bisa jadi sih, lagian dia juga cantik beda jauh sama aku." Salsa merasa insecure karena tadi melihat Bella itu cantik, melebihi dirinya.
"Ngga ada yang bisa nandingin kecantikan lo, bagi gue lo cewe tercantik," kata Lian seraya terkekeh kecil.
Salsa terkekeh. "Gombal!" Salsa memukul kecil bahu Lian. Lian tertawa melihat respon Salsa, Salsa tidak terlalu mencueki nya sekarang.
Ternyata, ngobrol dan ketawa bareng lo asik banget Sal, rasanya gue mau waktu berhenti disini aja. Biar gue berdua terus sama lo. Lian membatin dan tersenyum melihat Salsa tersenyum senang.
"Kenapa senyum senyum?" tanya Salsa pada Lian.
"Seneng," jawab Lian singkat dan tetap tersenyum lebar menampilakan deretan giginya.
"Seneng kenapa?"
"Seneng bisa liat senyuman bidadari." Lian menggoda Salsa.
Salsa yang polos mengerutkan dahi nya. "Mana bidadari nya?" tanya nya polos membuat Lian terkekeh.
"Didepan gue."
Salsa memukul bahu Lian lalu tertawa. "Apasi Liannnnn!"
"Udah ah aku mau keatas dulu." Salsa beranjak pergi.
Lian hanya menatap punggung kecil Salsa yang semakin menjauh. Senyum dibibirnya masih tetap ada, ini pertama kali nya Lian tertawa bersama Salsa. Lian jadi senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/369288061-288-k376951.jpg)