Salsa merebahkan tubuh nya ke kasur miliknya. Salsa sudah kembali kerumah nya lagi.
Salsa menatap langit langit kamar nya, pikirannya kemana-mana. Bayangan tentang Lian tadi masih terputar diotak nya. Salsa melihat Lian sangat tulus, ia juga iba melihat Lian. Tapi Salsa bimbang harus bagaimana.
Salsa berusaha menenangkan pikirannya, kedua mata nya ia tutup, ia mengatur napas nya. Ia membenarkan posisi nya, ia berusaha memejamkan mata nya karena ini sudah malam. Ia sudah mengantuk.
Ponsel Salsa berdering, Salsa terpaksa membuka mata dan bangkit, mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian mengangkat panggilan itu.
"Halo? Ini siapa?" tanya Salsa, karena yang menelfon Salsa nomor tidak dikenal.
"Gue Bella. Lo Salsa kan?"
Rasa kantuk Salsa menghilang, ia membenarkan posisi nya menjadi duduk.
"Dapet nomer aku dari mana?" tanya Salsa. Bella tak menggubris pertanyaan Salsa, ia langsung to the point.
"Gue tau lo hamil anak Lian kan?bukan anak Aro."
Salsa meneguk saliva nya mendengar penuturan Bella. Ia terdiam sejenak memikirkan jawaban.
"I-iya," jawab Salsa ragu-ragu.
"Gue harap lo sadar diri, lo masih punya suami kan? lo ngehiatin suami lo?" kata Bella ketus.
Salsa menghela nafas nya. "Kamu ngga tau apa-apa tentang masa lalu aku dan masalahku."
Bella berdecak. "Ck, ya ya ya. Tapi disini gue cuma kasian doang sama Aro, mau aja dia nikah sama lo, mana hamil anak orang. Ups," sindir Bella keras.
Ucapan Bella memang benar. Aro mau saja menikahi Salsa padahal Salsa tengah mengandung anak Lian. Salsa juga sadar diri kok.
"Kenapa lo diem? Gue bener kan? Mending lo pikir-pikir. Kasian juga suami lo," ucap Bella.
'Kamu siapa sih? Kenapa tau semua tentang aku, Aro, dan Lian?" tanya Salsa bingung. Entah dari mana datangnya Bella, udah gitu Bella tahu semua.
Tidak terdengar suara Bella disebrang sana. Artinya Bella sedang diam, memikirkan jawaban mungkin
"Halo." Salsa memanggil karena tidak ada jawaban dari Bella.
"Ya...ya gue tau lah, kan gue udah nyari semua informasi tentang Aro." Bella menjawab.
"Serius?" tanya Salsa yang masih ragu, sangat ragu.
"Yaiyalah, lagian Aro lebih pantes sama gue," kata Bella sombong.
"Maaf ya Bella, aku ngga maksa Aro buat nikah sama aku, tapi Aro sendiri yang mau. Kamu tau kenapa? Karena cinta Aro ke aku sangat kuat, begitupun sebaliknya," ucap Salsa.
"Eh sombong banget lo. Lo egois tau ga, cuma karena cinta. Tapi lo ngga mikir kedepannya. Lo ngga mikirin suami lo, lo ngga mikirin Aro. Bener bener EGOIS!" Bella menekan kata 'egois' ia kesal dengan Salsa.
Salsa menghela nafas lagi. "Kamu ngga tau masa lalu aku sama suami aku, kalo aja kamu tau pasti kamu juga lebih milih pergi dari suami aku," sahut Salsa begitu. Bella tidak tahu saja trauma yang Salsa alami, meski sekarang Salsa tidak takut lagi sih karena Lian sudah berubah.
"Keputusan cerai sama Lian dan Menikah sama Aro lah."
'kenapa kamu ngga suka aku cerai?" tanya Salsa.
"Siapa sih ayah yang mau dipisahin sama anak nya? Pasti suami lo ngga mau pisah sama Anaknya, bahkan anak nya belum lahir tapi udah lo pisahin dari ayah nya," tukas Bella.
Salsa membenarkan ucapan Bella. Namun Salsa juga masih sedikit trauma. "Sulit Bella sulit. Aku trauma," ucap Salsa.
"Kalo lo emang ibu yang baik, lo ngga akan egois sama anak lo sendiri. Kalo lo ibu yang baik pasti lo relain diri lo sendiri untuk ngga jadi cerai sama suami lo itu. Nyata nya lo ngga beneran sayang sama calon anak lo."