12

1.5K 47 1
                                    

Salsa mengetuk pintu rumah kedua orang tua nya. Salsa menatap rumahnya, ia kangen tinggal disini.

Tak lama, Rossa membukakan pintu.

"Eh sayang, mama kangen bangett sama kamu." Terlihat wajah senang Rossa karna Salsa berkunjung kerumah.

Rossa langsung memeluk Salsa, mencium pipi kana, pipi kiri, dan pelipis Salsa.

Seperti biasa, Salsa mencium tangan mamah nya. Salsa menyenggol Lian, memberi kode agar bersalaman juga. Lian sudah tau tanpa Salsa memberi kode, Lian pun mencium punggung tangan Rossa.

"Kalian kok baru dateng sih?" tanya Rossa.

"Eum maaf mah, akhir akhir ini kita banyak tugas dari sekolah, dan kita kan persiapan UN hehe." Jawab Salsa berbohong. Padahal, Salsa ingin sekali kerumah orang tua nya setiap hari. Tapi mana bisa. Lian saja selalu melarangnya.

"Iya mah, kita lagi sibuk disekolah," sahut Lian dengan senyuman palsu nya.

"Ohh, yasudah ayo kita ngobrol ngobrol didalem."

****

Dimas orang baik. Dia Rajin beribadah, membantu orang, dan masih banyak kebaikan lainnya. Ya meski terkadang otak nya sedikit miring. Dia juga kelas 3 SMA, dan yang jelas beda sekolah dengan Mawar.

"Yaudah, kalo lo gamau cerita gapapa. Nangis sepuas puas lo. Kan kata orang nangis bisa bikin tenang haha..." ucap Dimas dengan kekehan diakhir kata. Dimas orang yang sering tertawa, setiap hari dia selalu tertawa, seperti tak pernah ada beban dihidup nya.

Mawar masih tetap menangis dalam diam. Dia tidak tahu harus menceritakan kejadian memalukan ini atau tidak. Mawar benar-benar bingung harus bagaimana.

Mawar hanya menganggukkan kepala, menghapus air mata yang terus mengalir. Sudah beberapa kali Mawar mencoba tidak mengeluarkan air mata lagi. Tapi sulit, Mawar masih tetap mengeluarkan air mata nya.

Oh ya, Dimas dan Mawar memang sering bermain di taman ini. Mereka sudah seperti adik kakak. Sejak umur 3 tahun mereka sudah sangat dekat, apa-apa selalu bersama. Dan waktu SD Salsa juga bergabung dengan mereka, jadilah mereka bertiga bersahabat baik. Dan Salsa juga cukup sering ikut ke taman ini.

Setelah menunggu akhir nya Dimas datang membawa es buah. "Nih mawar. Sekarang lo berhenti nangis." Dimas memberikan sapu tangan nya. Menyuruh Mawar untuk menghapus air mata nya.

Mawar menggelengkan kepala. Ia mala menghapus air mata nya, pada akhir nya juga Mawar akan menangis lagi.

"Mawar, ayo dong! Ayo mawar mawar mawar ceria lagi!!" seru dimas heboh.

"Ga lucu lo," sahut Mawar sinis, detik berikut nya mawar tertawa. Dimas tersenyum senang melihat Mawar tertawa.

Mawar meraih sapu tangan, menghapus air mata nya, dan mencoba tidak menangis lagi.

"Cie habis nangis ketawa, hahaha," tawa Dimas pecah, ia tertawa begitu keras.

"Ish berisik." decak Mawar sambil tertawa kecil.

"Lo jangan nangis, maw." ujar Dimas tiba-tiba. "Aneh kalo seorang Mawar nangis. Gue ga suka liat lo nangis." lanjut nya.

Mawar tertawa geli mendengar ucapan Dimas yang aneh. "Apansih lo." Mawar meninju punggung Dimas. Adam hanya terkekeh kecil.

'Nih es buah nya, seger banget gilee."

Dimas mengambil es buah yang sedari tadi dianggurin. Dimas dan Mawar melahap dengan semangat. Sedari tadi tenggorokan mereka kering, meminum es buah terasa sangat menyegarkan.

***

"Sal, kasih alesan ke mama, gue pengan pulang." bisik Lian yang sedari tadi bosan mendengar obrolan mereka.

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang