47

1.2K 65 5
                                    

"Lo percaya gue kan, Sal?" Aro meyakinkan Salsa setelah menceritakan semua nya tentang kejadian cewek gila ditaman tadi.

"Percaya sih. Tapi kalo cewe itu baru kenal kamu, kok dia tau nama kamu?" tanya Salsa. Mata nya tak menatap Aro, ia menatap sekeliling taman yang cukup ramai.

"Gue juga ngga tau. Dia mau ngancurin hubungan kita deh," kata Aro.

Salsa mengangguk saja lalu menatap Aro. "Iya kali."

"Yaudah, jangan ragu sama gue lagi ya?" ucap Aro lalu memegang kedua tangan Salsa. Salsa mengangguk, Salsa memang tak mudah percaya kepada cewek gila itu. Salsa masih percaya saja sama Raffi. Salsa tahu, Aro tak mungkin selingkuh atau punya gebetan atau semacamnya.

"Ayo anter aku pulang," pinta Salsa lalu berdiri dari duduknya.

"Ngga jalan-jalan dulu sama gue?" tawar Aro.

Salsa menggeleng. "Ngga dulu deh, aku cape hari ini."

Aro mengerti. "Oke. Lain kali jangan sampe seharian gitu ya masak di resto si Lian itu," ucap Aro tak suka. Tak suka karena Salsa bela-belain seharian diresto Lian.

"Iya. Tadi tuh aku seneng aja liat resto ternyata rame dan menu omelet aku banyak yang mau," ujar Salsa menunjukkan kepuasan nya hari ini di resto Lian. Salsa senang rasa nya kalau resto rame.

"Lo kok seneng banget gitu resto si Lian rame?" Aro menaikkan sebelah alis nya dan mengerutkan dahi sembari menatap Salsa. Salsa terdiam. Ia juga ikut mengerutkan dahi nya.

Iya ya?

"Jangan-jangan lo udah mulai buka hati buat Lian ya karena si Lian jadi baik banget ke lo?"

Salsa menggeleng cepat. "Ngga Aro. Aku emang udah maafin Lian, tapi aku ngga cinta sama dia, hati aku udah ketutup rapet kok buat dia," balas Salsa polos.

Aro terkekeh atas jawaban Salsa. "Iya-iya deh percaya. Hati lo buat gue doang kan?" ucap Aro sambil menggoda. Salsa memukul bahu Raffi pelan. "Iyalah."

"Tapi lo jangan terlalu deket Lian terus ya. Takutnya gue dilupain lagi," kata Aro.

"Ngga Aro. Aro juga ya jangan tergoda sama cewe si siapa nama nya? Si Bella itu ya?" ucap Salsa memperingati Aro. Salsa takut kehilangan Aro, Salsa sudah sangat nyaman bersama Aro. Tahu sendiri kalau sudah nyaman rasa nya bagaimana.

"Ngapain juga gue tergoda sama cewe gila itu." Aro berucap dengan nada kesal. Kesal jikalau teringat si gadis gila yang tiba-tiba mengaku pacar nya itu.

Salsa mengangguk-angguk mengerti. Kemudian mereka diam sebentar sampai Salsa duduk lagi dikursi taman dan menatap Aro serius.

"Aro, kalo suatu saat itu ketauan bukan anak Aro pasti orang tua Aro ngga akan setuju kita nikah kan?" Salsa bertanya serius kali ini, karena ada perasaan khawatir, bisa saja suatu saat semua nya terbongkar.

Aro mengangkat kedua bahu nya, tanda tak tahu.

"Pasti ngga direstuin. Kalo itu kejadian, Aro jangan marah ya, Aro harus tetep jalanin hidup dengan bahagia." ucapan Salsa seperti ramalan yang akan benar benar kejadian, entah mengapa Salsa berpikir seperti itu.

"Gue akan tetep nikah sama lo," ucap Aro posesif lalu iamemeluk Salsa dan mengelus rambut Salsa.

"Tapi kalo itu beneran terjadi, aku gapapa batal nikah sama Aro. Dan Aro ngga boleh sedih, karena di hati aku cuma ada Aro seorang." Salsa berkata dengan nada sedih seperti kenyataan, padahal hanya halu nya Salsa saja. Salsa memang suka berhalu seperti itu, karena keadaan memang begitu bukan? Bisa saja kebohongan mereka ketahuan.

"Kok lo ngomong gitu sih?"

Salsa melepas pelukan Aro. Salsa tersenyum hangat. "Gapapa kok."

"Aku cuma takut nanti kebongkar kalo ini bukan anak kamu, tapi gapapa aku malah seneng," lanjut Salsa. Sebenarnya bukan senang, yang pastinya sedih. Tapi Salsa juga sedih Aro harus berkorban dengan pura-pura ia yang menghamili Salsa.

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang