Setelah 30 menit mencari Salsa dan Aro. Akhirnya Dimas menemukan mereka yang sedang pelukan.
"HEY!"
"Peluk pelukan aja lo bedua!"
Aro menatap tajam kearah Dimas.
Salsa melepas pelukannya dan menatap Dimas dengan mata yang masih sembab.
"Ehehe sorry." Dimas terkekeh.
"Btw ini kenapa sih?" tanya Novia yang tidak tahu apapun.
"Panjang cantik ceritanya." kata Dimas.
"Kasi tau dong!" rengek novia dengan puppy eye.
"Iya nanti gue kasi tau." jawab Dimas.
"Eh, sal. Gimana kalo sekarang kita kasih tau bokap nyokap lo?"
Salsa menggeleng pelan. "Jangan sekarang."
"Soalnya Lian bilang jangan macem macem. Kalo aku sampe ngadu ke papah soal perusahaannya nanti Om Ariel bisa aja langsung ngerebut semuanya." Jelas Salsa sedih mengingat papa nya. Salsa tidak bisa membayangkan bagaimana jika papahnya bangkrut hanya karena dibohongi om Ariel.
"Maaf ya Sal bokap gue gak bisa bantu karena bokap gue bukan dibidang perusahaan." ujar Dimas tidak enak.
"Gapapa, Dim. Intinya sekarang aku mau fokus gimana cara nya ngambil lagi 70 persen perusahaan papahku. Setelah itu aku gak tau deh mau gimana lagi sama Lian."
"Lo tinggalin lah sal cowo sialan itu!" pekik aro yang sangat kesal dengan Lian.
Salsa menundukkan kepalanya.
Sal! Sal please dengerin gue dulu!" Mawar tiba tiba datang dan meraih tangan Salsa serta memohon untuk mendengar penjelasannya. Diikuti Lian yang berdiri dibelakang Mawar.
Salsa diam, masih menunduk. Tidak berniat mengeluarkan suara. Salsa tidak tahu harus bagaimana pada Mawar.
"Sal," panggil Mawar lirih dan ikut menunduk seperti Salsa.
"Ngapain kalian disini? gak punya malu setelah apa yang kalian perbuat sama Salsa hah?!" ucap Aro dengan nada tinggi.
"Ngapain harus malu!" Jawab Lian enteng dan melipat kedua lengannya di dada.
"Dasar cowo bajingan!" teriak Aro geram melihat manusia didepannya ini.
Dengan emosi yang meluap lupa Aro berdiri dari duduknya,
Bugh!
Aro melayangkan pukulannya dipipi Lian. Tak mau kalah, Lian membalas memukul Aro, namun dengan lincah Aro menghindar. Aro menonjok perut, pipi kanan, pipi kiri, dan menendang Lian hingga Lian tersungkur dan mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya.
"Bangsat!" Lian langsung bangkit dan menonjok pelipis Aro hingga darah segar Aro terbuang sia sia hanya karena cowo sialan itu.
"Woi udah woy!" teriak Dimas yang berusaha melerai Aro dan Lian namun gagal.
Salsa pun ikut membantu Dimas melerai perkelahian diantara Mereka.
"Aro stop!" Salsa memeluk Aro dari belakang dan menahan tubuh Aro agar tidak melayangkan pukulan lagi.
"Awas sal! Jangan disini!" pekik Aro yang masih Ingin menghajar Lian.
Dimas juga menarik tubuh Lian untuk menjauh.
"Brengsek lo!" kata Aro yang sudah ditarik jauh oleh Salsa.
"Udah ro udah!" lerai Salsa lalu menarik Aro untuk duduk.
"Gabisa, Sal! Dia tuh cowo brengsek dan gue gak suka itu!" tegas Aro dengan nafas terengah-engah.
"Iya aku tau! tapi jangan berantem gini dong. Tuh liat dibibir kamu banyak darah." Oceh Salsa sembari mengelap Darah Aro dengan tissue yang ia bawa.