36. LDR

1K 121 8
                                    

Lalu lalang orang-orang yang sedang mendorong koper milik mereka masing-masing ntah untuk berlibur atau hanya bekerja. Hal ini terkadang membuat kesedihan karena akan berpisah dengan orang tersayangnya dan ada juga yang bahagia karena akan berlibur.

Seperti saat ini sepasang kekasih sedang melepaskan kerinduannya berdua, karena untuk sementara mereka akan menjali hubungan jarak jauh untuk kurang lebih satu minggu ke depan.

"Kenapa kamu gak berangkat bareng aku aja sayang? Aku bakal jagain kamu di Indonesia," ucap Rafael tak terima gadis ini tak bisa ikut dengan dirinya ke Indonesia hari ini.

Dua pasangan itu adalah Rafael dan Arine, Arine sengaja bangun lebih awal agar dirinya bisa mengantarkan pria ini ke bandara. Ia tak mungkin melewatkan hari ini karena bagaimanapun dirinya akan berpisah sebentar dengan pria ini.

"Minggu depan waktu pertandingan kamu aku datang sayang, aku janji," ucap Arine dengan lembut.

"Tapi itu lama sayang, gimana aku bisa jauh sama kamu si," rengeh Rafael lagi.

Sedangkan di lain sisi ada Ivar dan Nathan yang menatap jijik ke arah Rafael yang sangat clingy dengan Arine, di mana letak kegagahan dari seorang Rafael?

"Lebay amat lo Rafa, seminggu doang lo LDR uda kayak ditinggal setahun lo," ucap Ivar tidak terima dengan tingkah Rafael.

Ivar juga baru saja tiba di bandara bersama dengan keluarganya, dan Nathan sendiri tentu saja ia tak mungkin membiarkan adik kesayangannya ini berangkat sendirian di pagi buta. Sungguh Kakak idaman untuk adiknya ini.

"Hati-hati, Var. Ini bocah kalau ngomong pedasnya sampai nyelekit hati," ucap Nathan was-was dengan ucapan Rafael ataupun Arine.

"Lo kan pemain, mana mungkin lo ngerasain kangen kayak gue. Hilang satu tumbuh seribu lo mah," ucap Rafael tidak terima.

Terbukti bukan dengan ucapan Nathan? Mau Rafael maupun Arine mulut mereka sama-sama pedas, maka tidak heran keduanya sangat cocok satu sama lain.

"Enak aja, hati gue cuman untuk Bernice seorang," ucap Ivar tidak terima.

"Itu sekarang, gak tau kalau nanti ya. Mata lo suka jelalatan, pengen gue congkel," ucap Rafael.

Ivar akhirnya memilih untuk diam, Nathan yang menyaksikan pertengkaran keduanya hanya bisa terkekeh. Nathan mengelus punggung Ivar menyuruhnya untuk lebih bersabar lagi menghadapi bocah kematian di depannya ini.

"Uda lo berdua sana masuk, belom drop bagasi berani-beraninya nyantai di luar begini," ucap Nathan mengusir keduanya untuk segera masuk karena memang dirinya tak bisa lama di bandara ini.

Rafael yang mendengar itu pun akhirnya mengalah karena memang bagasi keduanya belum didrop.

Rafael memeluk Arine erat seoalah menyalurkan kerinduannya untuk satu minggu ke depan nanti.

"See u sayang, tetap kabari aku kemanapun kamu pergi ya. Jaga kesehatan dan jangan telat makan, i love u babe," ucap Rafael sambil mencium kening Arine sekilas.

Arine tersenyum mendapat perlakuan seperti itu, "Iya sayang, kamu juga kabarin aku terus ya. Love u more babe," ucap Arine sambil berjinjit sedikit dan mencium bibir Rafael sekilas.

Ivar dan Nathan tentu saja pura-pura tidak melihat keduanya, tentu saja perasaan iri dengki tengah mempengaruhi keduanya untuk segera memisahkan kedua manusia kasmaran ini.

"Aku pergi dulu, bye sayang," ucap Rafael sambil mengacak pelan rambut gadisnya ini.

Setelah itu Arine dan Rafael menatap ke Nathan dan Ivar yang tampak mengalihkan padangannya, tentu saja hal ini membuat keduanya kebingungan.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang