Pagi-pagi sekali kamar hotel Arine sudah tampak sangat terang, Arine yang sudah siap dengan outfit bandaranya dengan Nathan yang masih rempong dengan rambutnya.
"Gak akan ada yang perhatiin kita nanti, kenapa rempong amat si lo," ucap Arine kesal melihat Nathan yang tak selesai-selesai membenarkan rambutnya.
Arine saat ini hanya menggunakan sweater cream miliknya dan dipadukan dengan celana cream miliknya. Nathan juga menggunakan outfit yang simple dengan kaps oversize berwarna putih dan celana hitam panjangnya serta dipadukan dengan jaket Indonesia yang berwarna hitam, ntah apa yang Nathan dari tadi lakukan di depan cermin kamar hotel Arine.
Arine yang merasa kesal akhirnya memutuskan untuk berjalan keluar sambil mendorong kopernya keluar, "Ain tunggu di lobby, Rafael uda cari dari tadi," ucap Arine tak peduli dengan jawaban Nathan lagi.
Dapat Arine lihat di lobby sudah tampak beberapa tim yang menunggu di sana, Rafael juga berada di sana dengan outfit yang hampir sama dengan Nathan tadi, karena memang mereka diminta untuk menggunakan jaket Indonesia yang berwarna hitam.
"Good morning, sayang," ucap Rafael sambil memeluk pelan Arine.
"Good morning too, sayang," ucap Arine membalas sapaan Rafael.
Hari ini pemain Timnas akan berangkat menuju ke Paris untuk melangsungkan pertandingan melawan Guinea yang akan memperebugkan tiket menuju Olimpiade Parks. Mereka sengaja berangkat lebih awal dari pada jadwal pertandingan agar dapat berjalan sejenak menikmati keindahan Paris, termasuk Rafael dan Arine.
"Nathan belum nampak, dia uda siap kan Clayrine?" tanya seorang pria kepada Arine, Arine tidak begitu mengenalnya namun yang Arine tau dia termasuk ke dalam jajaran kepengurusan sepak bola Indonesia, Pak Erick Thohir.
"Sudah, Pak. Sebentar lagi dia akan turun," ucap Arine membalasnya dengan sopan santun.
Pria yang mendengar jawaban Arine akhirnya menganggukkan kepalanya kemudian pamit pergi meninggalkan Rafael dan Arine berdua.
"Kamu cantik banget hari ini," ucap Rafael memuji Arine yang meskipun masih pagi ia tampak sangat segar dengan penampilannya.
Arine mengangkat alisnya sebelah, "Cuman hari ini aku cantik?" tanya Arine meledek Rafael yang tampak kikuk sekarang.
"Gak gitu sayang, kamu cantik setiap hari," ucap Rafael meluruskan kembali omongannya tadi.
Arine terkekeh mendengarnya, namun belum sempat membalas omongan Rafael tampak mereka sudah diminta untuk berkumpul karena bus yang menjemput mereka sudah akan memberangkatkan mereka ke Paris.
Di depan hotel sudah dipenuhi oleh para pendukung Indonesia yang ingin ikut menghantarkan para pejuang ini kembali meninggalkan Qatar. Arine yang melihat keramaian itu menahan langkahnya membiarkan Rafael berjalan terlebih dahulu untuk menyapa pendukungnya di luar sana.
Arine menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha mencari keberadaan Azizah dan Nadia, dan ya tepat di samping sana keduanya sedang berdiri menatap pasangannga yang tampak sedang berjalan menaiki bus.
Azizah dan Nadia tidak ikut ke Paris, dan hal ini yang membuat Arine sedikit sedih.
"Haii," sapa Arine sambil memeluk kedua temannya selama di Qatar ini dengan erat.
Nadia dan Azizah pun membalas pelukan Arine tak kalah erat.
"Janji nanti ke Indonesia bakal kabarin ya, langsung liburan ke Bali kita," ucap Nadia mengingatkan rencana ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...