Matahari sudah mulai menampakkan dirinya, namun seorang gadis masih tidak membuka matanya karena dirinya baru bisa terlelap pada pukul 2 subuh karena maraton film drakor kesayangannya, Queen of Tears. Anggap saja gadis ini ketinggalan jaman, karena dirinya baru mengumpulkan niat untuk menyaksikan pacar khayalannya Kim Soo Hyun beradu akting dengan lawan mainnya.
"Ain, bangun sayang," panggil Melinda dengan menepuk pelan pipi anak gadisnya ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, karena tidak ada yang mengetahui pukul berapa gadis ini terlelap termasuk Rafael yang sudah pamit untuk tidur terlebih dahulu.
"Sayang, uda ada yang nungguin kamu loh apa gak malu? Katanya minta disamperin hari ini?" tanya Melinda lagi sambil memukul pelan pipi anak gadisnya yang tidak memberikan tanda-tanda akan bangun.
Arine memang tipe gadis kebo yang sangat sulit dibangunkan, bahkan bencana alam pun mungkin tak bisa membangunkannya dari mimpi indahnya itu.
Melihat tidak ada pergerakan, Melinda langsung berjalan ke samping Arine dan berbisik, "Rafael sudah ganteng di bawah sayang," ucap Melinda tepat di telinga Arine yang membuat sang empunya telinga langsung terduduk mengumpulkan nyawanya.
Ibu Arine hanya terkekeh melihat anak gadisnya yang bisa langsung bangun hanya dengan satu nama, Rafael.
Arine mengumpulkan nyawanya dan menatap Ibunya, "Rafael ngapain datang mami?" tanya Arine masih dengan muka bantalnya.
Belum sempat Ibu Arine menjawab, seseorang sudah ikut masuk ke dalam kamar Arine atas persetujuan Romeo, Ayah Arine.
"Katanya mau ketemu aku hari ini, tapi kamu malah ngebo sayang," ucap Rafael tiba-tiba.
Arine langsung menarik selimutnya menutupi wajah bantalnya itu tak ingin dilihat oleh Rafael, dirinya malu dengan kondisi berantakan seperti ini.
"Yauda mami tinggalin kalian ya, nanti kalau uda selesai mami ada siapin sarapan di bawah," ucap Ibu Arine meninggalkan keduanya.
Arine masih dengan posisinya bersembunyi di balik selimut menyembunyikan wajahnya.
"Ngapain ditutup si, nanti kalau kita nikah juga aku ngelihatin muka kamu tiap hari sayang," ucap Rafael menggoda gadisnya ini.
"Tapi kan beda, sekarang belum," ucap Arine dengan suara seraknya ciri khas baru bangun tidurnya.
"Yauda ayo sekarang kita nikah," ajak Rafael.
"Kamu mah gila, nikah mulu otaknya," ucap Arine akhirnya memperlihatkan muka bantalnya itu.
Rafael terkekeh dan ia memeluk Arine singkat.
"Lucu banget si kamu," ucap Rafael sambil mengecup pelan pipi Arine.
"Aku masih bau sayang, jangan cium-cium," ucap Arine mendorong Rafael menjauh namun mana mungkin bisa badan setipis Arine mendorong Rafael.
"Kamu selalu wangi sayang," ucap Rafael.
Arine memajukan bibirnya ke depan beberapa centi tanda ia merajuk dengan Rafael.
"Itu bibir jangan sampai aku cium juga ya sayang," ucap Rafael sambil tersenyum jahil ke arah Arine.
Arine langsung menutupi mulutnya, "Kamu apaan si, nanti orang ngira yang aneh-aneh tau," ucap Arine tak terima.
Rafael terkekeh melihat Arine, "Ini Belanda sayang, kenapa kamu takut si?" tanya Rafael sambil mengacak pelan rambut gadisnya itu.
Arine baru sadar dirinya saat ini di Belanda, dirinya membaca beberapa komentar tentang video Ivar dan Bernice yang sempat viral. Maka dari itu dirinya sedikit takut, namun mengapa dirinya harus takut kan dirinya warga Belanda 🤪🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...