Sudah terhitung satu minggu Arine dan Rafael menjalin hubungan jarak jauh yang membuat keduanya benar-benar saling merindukan. Ditambah komunikasi keduanya yang bisa dibilang hanya terjalin di malam hari setelah seluruh kegiatan Rafael selesai.
Arine sendiri sedang disibukkan dengan kegiatan di perusahaan ayahnya, Arine akhirnya memutuskan untuk terlibat dan melihat kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan di kantor ayahnya itu.
"Aku bosan banget," ucap Arine sambil menyandarkan kepalanya di kursi kerja milik ayahnya.
Ayahnya kini sedang melaksanakan meeting bersama para direksi, awalnya Arine ditawarkan untuk ikut namun ia memutuskan tidak mau karena pasti ia tak akan mengerti dengan hal yang dibahas di sana nantinya.
tok.. tok.. tok..
Tak lama setelah suara ketukan pintu, masuklah seorang berpakaian rapi yang berjabatan sebagai sekretaris ayahnya itu.
"Permisi, Nona. Ini ada titipan minuman dari seseorang, sudah dikonfirmasi dengan bapak dan bapak meminta saya untuk mengantarkannya kepada nona," ucap pria itu dengan sopan.
"Thank you Stanley, kamu jangan memanggil aku Nona panggil saja Arine," ucap Arine merasa tidak enak karena dipanggil dengan sebutan seperti itu.
Pria yang dipanggil dengan sebutan Stanley itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal bingung dengan situasi ini.
"Tidak usah dipikirkan, kamu boleh keluar melanjutkan pekerjaan kamu," ucap Arine lagi karena merasa Stanley seperti membeku di tempatnya.
Setelah itu pria itu sudah pamit pergi keluar dari ruangan Ayah Arine. Sedangkan saat ini Arine dibuat bingung dengan siapa yang mengiriminya Kopi Americano dan beberapa cemilan ini.
Arine mengambil sebuah kertas yang sepertinya memang dititipkan oleh pengirim untuk dirinya.
"Aku tau kamu bosan, semangat kerjanya sayang. Aku akan segera mengunjungi kamu 🫶🏻"
with love - RWSArine tersenyum membaca pesan itu, siapa lagi jika bukan Rafael yang mengirimkannya. Pria itu memang mengetahui bahwa Arine mulai menemani ayahnya untuk pergi melihat-lihat kegiatan di kantor, dan tentu saja ia sangat mendukung kegiatan Arine ini. Selain untuk belajar, setidaknya gadis ini tidak merasa kesepian dan bingung harus melakukan apa.
"Hai sayang, uda terima ya kopinya?"
"Uda, kok tumben kamu gak video call aku?"
"Aku sedang di perjalanan liburan bersama teman-teman club ku sayang, kamu masih di kantor?"
"Masih, thank you kopinya sayang. You know me so well,"
"Can't wait to see u soon babe,"
"Aku juga sayang, kamu cepat pulang dong jangan keasikan sama teman-teman kamu terus. Minggu depan kamu kan uda harus berangkat lagi,"
"Iya sayang, besok aku balik sayang,"
"Really? Oh my God, can't wait to hug you tightly babe,"
Rafael dibuat terkekeh dengan ucapan gadisnya itu, ia juga tidak sabar untuk memeluk gadis itu dengan erat. Karena ia sudah sangat merindukannya apalagi keduanya hanya akan bersama untuk waktu yang singkat karena Rafael akan kembali membela tim nasionalnya minggu depan.
"Take your time babe, i will call you back later. See u soon, sayang,"
"Okay, see u soon bebe,"
—0o0–
Hari sudah mulai sore dan waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Arine sudah melakukan beberapa kegiatan yang menurutnya lumayan mengobati kebosanannya. Ia berjalan dan berkeliling melihat kegiatan apa saja yang dilakukan di kantor ini, dan ia juga menemukan beberapa teman yang mengajaknya mengobrol tapi tetap saja mereka sangat merasa sungkan dengan Arine yang notabene nya adalah anak dari atasan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...