7. Olahraga 🏃🏃‍♀️

1.6K 81 6
                                    

"Om mah waktu muda itu banyak banget dikejar-kejar sama cewek-cewek, tapi maminya Nathan sama Arine pemenangnya, iya gak mi?" ucap Ayah Nathan kepada seseorang yang memanggilnya 'om', siapa lagi jika bukan Rafael.

Arine dan Rafael memang merencanakan untuk berolahrga di taman hotel, namun siapa sangka ternyata kedua orang tuanya juga bangun dan merencanakan hal yang sama. Nathan yang masih ngantuk terpaksa harus ikut bangun juga karena paksaan kedua orang tuanya itu.

Rafael sedikit canggung, namun ternyata kedua orang tua Arine sangat menerimanya dengan baik. Mengingat dirinya dulu pernah menghubungi Ayah Nathan dan Arine itu untuk meminta ijin untuk mendekati anaknya membuat Rafael malu, namun ternyata Ayahnya bahkan tidak mengungkit hal itu sama sekali.

Ya, Rafael menghubungi Ayah Nathan saat ditantang oleh Nathan untuk meminta ijin untuk mendekati adiknya di bus kemarin. Rafael langsung sigap meminta nomor hp Ayah Arine ke Nathan, dan tentu saja di sini satu-satunya orang yang mengetahuinya adalah Nathan, dan tidak lupa kedua orang tuanya. Rafael tidak tau apakah Arine mengetahuinya atau tidak, tetapi sepertinya Arine tidak tau.

"Papi gak usa berlebihan deh, mereka ngejar-ngejar papi ya karena papi suka gangguin mereka," ucap Ibu Nathan membela diri.

"Iya ya, gak tau kenapa aku takut mau ganggu kamu. Emang pesona maminya Arine dan Nathan bisa hipnotis om tau, dari SMA om kejar ternyata lulus SMA anaknya kabur ke Kanada," ucap Ayah Nathan menceritakan kisah cintanya.

Rafael, Nathan, dan Arine mendengarkan dengan serius, karena memang Nathan dan Arine juga belum mengetahui bagaimana cara Ayahnya mendapatkan Ibunya ini.

"Trus om ngapain? Nungguin Tante balik?" tanya Rafael serius.

Ayah Nathan menggelengkan kepalanya, "Om susulin, om daftar kampus yang sama dengan maminya," ucapnya bangga

"Tapi gagal masuk," ucap Ibu Arine meledek suaminya itu.

Ketiganya menoleh ke arah ibunya meminta penjelasan.

"Ahh mami mah, jangan buat reputasi papi jadi turun gitu dong," ucap Ayah Nathan tidak terima.

"Papi kamu itu gagal test masuk kampus Mami, jadi dia test di kampus berbeda tapi tetap di Kanada dia," ucap Ibu Arine menjelaskan kepada ketiga anak itu.

Ketiganya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, "Trus kenapa mami akhirnya luluh sama papi?" tanya Arine penasaran.

"Papi mu tiap hari apelin mami, padahal dia juga kan gabung di klub sepak bola di Kanada. Tapi selalu ada waktu luang buat samperin mami sekedar ajakin makan bareng, gitu-gitulah sayang cara buaya buat dapatin targetnya," ucap Ibunya menjelaskan.

Rafael dan Arine memikirkan hal yang sama, akankah keduanya seperti itu? Akankah mereka juga happy ending? Akankah mereka berlabuh seperti mami dan papinya yang harmonis hingga kini? Doa keduanya sama, mereka ingin seperti itu.

"Papi jago juga ternyata ya, sampai rela pindah klub bola berarti?" tanya Nathan penasaran.

Ayah Nathan memang pemain sepak bola juga, dan cukup terkenal pada masanya dulu. Bakat itu turun kepada Nathan tentunya, maka tak heran Nathan melakoni sepak bola dengan baik karena memang sedari kecil ia sudah dikenalkan dengan dunia ini.

Perbincangan hangat keluarga ini masih berlanjut, mereka berbincang sambil menikmati angin pagi di sini. Terkadang terdengar tawa kecil dari mereka karena lelucon-lelucon yang dilayangkan oleh Ayah Nathan itu.

Rafael bahagia, ternyata sehangat ini keluarga Nathan dan Arine. Rafael jadi merindukan ibunya juga, tetapi tidak apa esok ibunya juga akan tiba di Qatar juga untuk menonton pertandingannya.
—————

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang