Pagi ini Arine bangun dengan perasaan yang bahagia, kesalahpahaman antara dirinya dan Rafael selesai dan keduanya menghabiskan waktu bersama hingga larut malam. Arine berjalan kembali ke toilet melakukan rutinitas paginya dan setelah selesai ia berjalan turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya terlebih dahulu.
"Morning mom, dad, Aan, and Ael," ucap Arine menyapa semua orang yang berada di sana.
Ael? Ya Rafael akhirnya diminta menginap oleh Romeo dan Melinda, bahkan Romeo langsung menelepon Brian untuk mengijinkan anaknya menginap karena memang hari sudah larut.
"Morning, Ain," ucap semuanya menyambut gadis ini yang sudah rapi dengan baju rumahnya.
Pagi ini Melinda membuatkan Roti Bakar dan Cake telur untuk mereka makan serta tidak lupa ada susu yang menjadi pelengkapnya juga.
"Rafa mau ikut kita ke perpisahan Nathan, Nak?" tanya Melinda sambil mengajak calon menantunya itu untuk turut serta.
"Sorry mami, hari ini Rafa ada jadwal pemotretan. Rafa sangat ingin ikut kalian sebenarnya, cuman jadwalnya bentrok namun jika selesai lebih cepat Rafa akan menyusul," ucap Rafael dengan tidak enak hati.
"Susah ni model kita, padat bener jadwalnya," ucap Nathan.
"Tapi postur tubuh Rafael sangat cocok untuk menjadi model, berhasil Brian membentuknya," ucap Romeo memuji Rafael.
"Tidak begitu juga papi, ini kebetulan mereka minta bantuan Rafa aja," ucap Rafael kepada calon ayah mertuanya itu.
"Kamu jangan terlalu capek, Nak. Tubuh juga butuh istirahat, jangan dipaksain untuk kerja terus ya," ucap Melinda menasehati Rafael yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya itu.
"Pasti mami, Rafa pasti akan selalu jaga kondisi tubuh," ucap Rafael meyakinkan ibu mertuanya itu.
Arine hanya diam menikmati roti bakar buatan ibunya itu tanpa ingin berkomentar. Ia pun tau Rafael terkadang suka memaksakan dirinya, ia terlalu memiliki perasaan tidak enakan. Terkadang topik permasalahan mereka hanya berputar di hal yang sama seperti ini.
Kelima manusia ini meneruskan obrolan mereka sambil menghabiskan sarapan mereka.
"Ya sudah mami dan papi berangkat dulu ya, nanti jam makan siang kami akan kembali," ucap Romeo berpamitan dengan ketiga anaknya itu.
"Hati-hati papi, mami," ucap ketiganya kompak.
—0o0–
"Kamu jam berapa photoshoot, sayang? Ini uda jam 10 kamu gak siap-siap berangkat?" tanya Arine.
Tidak ada jawaban, pemandangan Arine kali ini adalah Nathan dan Rafael yang sedang memainkan game PES nya dengan seru. Arine menghela nafasnya panjang karena merasa diabaikan oleh kekasihnya dan kakak lelakinya itu.
"Jawab aku atau aku matiin," ucap Arine sambil berdiri menutupi layar yang sedang menampilkan game.
Rafael langsung meletakkan stick PS nya tapi tidak dengan Nathan.
"Awas lo, kalah nanti gue," ucap Nathan sambil mengusir Arine pergi.
"Kenapa sayang?" tanya Rafael lembut tidak memperdulikan Nathan yang asik sendiri itu.
"GOOOLLL KALAH LO RAFA FREAK," teriak Nathan saat dirinya berhasil menjebol gawang Rafael.
Rafael mengabaikan pria itu, nyatanya dirinya lah yang freak 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...