Hari masih pagi, namun seorang gadis sudah duduk di taman hotel dan sudah siap dengan pakaian olahraganya.
"Mari mulai hari di Indonesia dengan kegiatan produktif," ucap Arine sambil bersiap untuk jogging mengelilingi track jogging yang disediakan di Hotel ini.
Sudah 1 jam berlalu, Arine mulai mengatur nafasnya sambil berjalan dan menggerakkan tangannya untuk meregangkan otot-ototnya. Sudah cukup lama ia tidak berolahraga, jadi sudah pasti otot-otot tubuh Arine akan semakin terkejut.
"Woii, Produktif amat," ucap seseorang tiba-tiba yang membuat Arine meloncat terkejut
Melihat Arine yang terkejut, reflek lelaki tersebut mundur dan tertawa terbahak-bahak, "Sorry, sorry, gue ngagetin lo ya?" ucapnya tanpa rasa bersalah.
"Lo nyebelin banget si, bisa gak usa ngagetin orang gak?" ucap Arine berusaha menahan tangisnya dan mengontrol degup jantungnya serta tangannya yang bergemetaran.
Ya, Arine tidak bisa dikagetkan seperti itu. Dia akan sangat sulit mengontrol dirinya disaat seperti ini. Perlahan air mata mulai turun yang membuat laki-laki itu panik.
"Arine, maaf bercanda gue kelewatan ya? Maaf banget, ini tangan lo kenapa?" ucap laki-laki itu sambil menggenggam erat tangan Arine yang masih bergetar. Ingin sekali ia memeluk gadis ini untuk menenangkannya, namun ia takut melewati batas dan membuat Arine risih padanya.
Saat melihat Arine sudah mulai tenang, lelaki tersebut memberikan botol minumnya dan langsung disambut oleh Arine.
"Gue gak bisa dikagetin, Ael" ucap Arine kepada laki-laki yang dipanggilnya Ael, yaa Rafael Struick.
Rafael terkejut, bukan karena gadis itu tidak bisa dikagetkan. Namun apa yang dibilang gadis itu? Ael? Sudah sangat lama Rafael tidak dipanggil dengan sebutan itu, hanya keluarga dekat saja yang memanggilnya seperti itu. Namun gadis ini? Rafael berusaha menetralkan mimik wajahnya kembali.
"Maafin gue ya, gue bener-bener minta maaf," ucap Rafael menyesali perbuatannya.
Arine hanya mengangguk, dan kemudian dia perlahan mulai bangkit berdiri dari duduknya, "Gue duluan ya balik ke kamar," ucap Arine yang hanya dibalas anggukan oleh Rafael.
Belum 5 langkah gadis itu melangkah sudah dihentikan oleh Rafael, "Arin, gue boleh minta nomor handphone lu?" ucap Rafael ragu.
Arine mengangguk dan kemudian ia mengetikkan nomor handphone nya ke ponsel milik Rafael. Tampak walpaper HP nya Rafael bersama adik lelakinya, bisa Arine simpulkan Rafael sangatlah family man.
Setelah memberikan nomor HP, Arine pamit pergi. Bohong jika Arine tidak merasa grogi saat berdekatan dengan Rafael, bahkan ia berusaha menahan rasa saltingnya di saat Rafael meminta nomor ponselnya. Rasanya Arine ingin melompat dari ketinggian agar harapannya tidak terlalu tinggi lagi.
———————-
ting.. ting..Rafael Struick request to follow you
Confirm Delete
———————
ting.. ting..Rafael Struick
Haii..
Gue Rafael
Jangan lupa folback gue ya 👉🏻👈🏻
————————Dua notifikasi yang mampu membuat Arine terkejut sekaligus bahagia. Langsung saja ia membuka aplikasi Instagramnya dan menerima permintaan pertemanan dari Rafael.
Clayrine Noel
Hallo Ael
Done ya ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...