"Sayang, kamu lebih pilih cinta sama aku atau cowok paling ganteng di dunia ini?" tanya Rafael random.
Sambil pura-pura berpikir, Arine meletakkan jari telunjuknya di dagunya.
"Emang ada yang lebih ganteng dari kamu selain Papi dan Nathan?" tanya Arine sambil menggoda balik kekasihnya ini.
Arine tauu pertanyaan jebakan ini, karena berkat tiktok yang ia tonton memberikan dia sangat banyak informasi.
"Kamu mah pasti uda sering ngeliatin fyp tiktok kan, gak asik kamu sayang," ucap Rafael pura-pura mengalihkan pandangannya pergi seakan-akan dirinya sedang marah.
Arine terkekeh melihat tingkah manja Rafael saat ini, sifat cool dan terkadang petakilan yang sering ia tampakkan di layar handphone penggemarnya tak akan lebih menggemaskan dari pada tingkahnya bak anak kecil saat ini.
Sepulang dari makan malam bersama Ibu Arine dan Nathan, Arine dan Rafael memutuskan untuk duduk santai dahulu di sebuah cafe dekat hotel mereka. Ibu Arine dan Nathan tentu saja mengerti keduanya baru saja berbaikan dan pastinya membutuhkan waktu untuk berduaan dahulu.
"Makin ganteng kamu kalau ngambek kayak begitu," ucap Arine menggoda Rafael yang saat ini tak bisa menahan senyum di wajahnya.
Rafael menatap kembali mata Arine, "Kamu curang sayang, siapa yang ngajarin kamu buat ngegombal kayak begitu," ucap Rafael.
Arine tersenyum mendengar perkataan Rafael, ia tidak peduli kata orang yang bilang bahwa hati-hati dengan kisah cinta yang manis di awal. Yang Arine tau, ia bahagia bersama Rafael yang memperlakukannya baik sama percis seperti ayah dan kakak lelakinya.
"Nanti di Belanda kita bakal jauh sayang," ucap Arine sedih jika mengingat tempat tinggal dirinya dan Rafael yang terpaut perjalanan 2 jam. Dan pastinya laki-laki tersebut akan mulai sibuk dengan kegiatan latihan timnya sebelum dirinya kembali ke Indonesia membela negaranya lagi.
"Sayang, 2 jam itu bukan apa-apa buat aku. Aku pastiin bakal sering ke kamu, kita jalan-jalan ya. Hitung-hitung karena kita baru kenalan di Indonesia, masih banyak tempat yang belum kita datangi di Belanda nanti," ucap Rafael sambil menggenggam erat tangan gadisnya ini.
Jika mengingat ia akan kembali ke Belanda, Arine tentu saja sangat bersemangat. Dirinya akan kembali bertemu dengan ayahnya, tapi akan jarang bertemu Rafael karena jarak kotanya dan Rafael terpaut 185 km.
"Nanti aku akan ada pertandingan persahabatan, kamu aku jemput nanti sayang," ucap Rafael berusaha menenangkan gadisnya itu.
Arine menganggukkan kepalanya, "Janji bakal ngabarin aku setiap saat ya kamu, aku sedikit khawatir dengan seseorang yang pasti ada di dekat kamu terus," ucap Arine.
Rafael tau arah pembicaraan ini, ternyata gadis ini sedang kurang percaya diri karena Rafael akan sering bertemu dengan gadis yang hampir saja membuat hubungan keduanya kacau.
"Tenang sayang, mau sedekat apapun dia ke aku kalau kamu yang menang dia bisa apa?" ucap Rafael berusaha menghibur gadisnya ini.
"Tapi kamu bakal ketemu intens sama dia," ucap Arine masih tak terima jika membayangkan Rafael yang akan sering bertemu dengan gadis yang ia malas untuk sebut namanya itu.
"Aku tempelin muka dia di depan pintu rumah ku nanti kalau dia gak boleh masuk, okee?" tanya Rafael menjahili gadisnya itu sekaligus agar supaya gadis itu tidak ovt.
Arine yang awalnya cemberut akhirnya bisa terkekeh kecil membayangkan jika Rafael benar-benar melakukan hal itu.
"Kayak teroris dia jadinya sayang, kamu mah buat aku bayangin," ucap Arine tak tahan lagi dengan tingkah pria di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Novela JuvenilClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...