Suasana pagi di rumah kediaman kakek dan neneknya tentu saja sangat menenangkan, akhirnya Arine bersama pamannya memutuskan untuk ke rumah ini selama kedua orang tua Arine berada di luar negeri untuk urusan pekerjaannya.
Arine sendiri sudah lebih bisa menerima keadaan media yang terus memberitakan issue tentang dirinya dan ia berusaha untuk tidak memperdulikan itu semua. Nathan juga sudah tau keadaannya malam itu, sempat khawatir tapi ia yakin Arine bisa melewatinya.
"Wahh oma masak apa hari ini?" tanya Arine sambil memeluk sang Oma dari arah belakang dan melihat apa yang sedang dibuat olehnya.
"Makanan kesukaan cucu oma, satee ayam," ucap Oma Arine sambil tersenyum.
Arine tersenyum kecil melihat bagaimana sang oma berusaha menghiburnya dan memuaskan lidah gadis manja seperti Arine.
"Thank you, Oma," ucap Arine kembali mengeratkan pelukannya kepada Omanya.
Melihat masakan hari ini tentu saja mengingatkan Arine dengan seorang pria yang sangat menyukai sate. Pria itu ada mencari Arine beberapa kali, namun Arine sendiri yang membatasinya dan tak ingin berkomunikasi dengan pria itu dulu.
Jika berbicara tentang Rafael tentu saja Arine sangat merindukan pria itu, tapi rasanya jika mereka bertemu dengan keadaan emosi seperti kemarin akan membuat masalahnya semakin besar.
"Oma, Opa hari ini Ain mau ijin keluar bareng teman kuliah Ain," ijin Arine saat mereka sedang berkumpul di meja makan.
"Boleh, keluar jam berapa?" tanya Oma Arine.
"Hmm, sebentar lagi mereka akan datang ke sini menjemput Ain," ucap Arine.
"Yasudah, sana kamu siap-siap dulu," ucap Opa Arine menyuruh cucunya untuk segera bersiap-siap.
Arine menganggukkan kepalanya dan ia pun pamit pergi untuk mengganti pakaian keluar bersama teman-temannya ini. Sejujurnya Arine tidak tau kemana tujuan ketiga sahabatnya, tapi yang pasti Arine senang akhirnya mereka bisa berkumpul bersama lagi setelah berpisah cukup lama.
Arine sudah siap dengan pakaian simplenya, ia memutuskan untuk berjalan turun karena ia yakin ketiga manusia heboh itu akan tiba sebentar lagi. Dan benar saja, belum selesai Arine menuruni anak tangga terakhir suara ketiga manusia itu sudah terdengar sedang tertawa bersama Oma dan Opa nya.
"Kalian hati-hati ya, dan kamu Alice nyetir yang baik," ucap Opa Arine.
"Siap laksanakan," ucap Alice sambil memberikan hormat kepada Opa Arine dan disusul dengan tawa teman-temannya.
Setelah itu mereka semua pun berpamitan pergi bersenang-senang hari ini.
Jika kalian heran mengapa Opa Arine bisa mengenal teman Arine, maka kalian akan tau seberapa ekstrovert teman-teman Arine ini. Bahkan mungkin hampir semua orang di Belanda ini mereka kenal, hobby mereka adalah menjadi pusat perhatian.
"Makin bersinar aja lo, makin cakep apalagi sekarang uda jadi artis sahabat kita ini," ledek Alice membuka pembicaraan saat mobil baru saja dijalankan.
"Diam deh lo, kalau mau bandingin terkenal juga lebih terkenal lo," ucap Arine tak terima dikatakan artis oleh sahabatnya ini.
"Lo bukan gak terkenal, Arine. Itu coba buka gembok instagram lo, gue yakin lebih banyak followers lo dari pada Alice," ucap Kath tak terima mendengar perkataan Arine.
Oh iya, sampai lupa memperkenalkan teman-teman Arine. Selama berkuliah Arine memiliki tiga orang sahabat yang cukup dekat dengannya, sebenarnya kedekatan ini juga tidak disengaja dan tidak terduga. Mengingat sifat mereka yang bertolak belakang tapi ternyata itu yang menyatukan mereka. Ketiga sahabat Arine bernama Alice, Kath, dan Chloe. Dan mereka bertiga memiliki sifat yang sama, hanya saja Chloe sedikit lemot.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...