57. 🌪️

871 68 11
                                    

"Kamu ngapain? Kenapa sibuk sendiri sih sayang?"

Arine menghentikan aktivitasnya dan kembali ke layar i-pad miliknya yang sedang menampilkan wajah cemberut Rafael di sebrang sana.

"Aku lagi beresin kamar sayang, kan tadi kamu uda tau,"

"Tapi aku kangen sama kamu, kamu gak kangen aku?"

Arine terkekeh melihat Rafael yang sedang sangat clingy, keduanya memang sedang berjarak beberapa hari ini. Rafael sedang melaksanakan pelatihan untuk tim sepak bolanya yang mengharuskan ia melakukan perjalanan luar kota dan menetap di pusat pelatihan clubnya.

"Kamu uda makan?"

"Kamu gak kangen aku ya? Kok ngalihin pertanyaan aku? Kamu uda bosan sama aku?"

Arine menghela nafasnya lagi, Rafael memang sedikit berubah setelah keduanya berbaikan. Ntah karena memang takut kehilangan Arine atau bagaimana tapi yang Arine rasa Rafael semakin protektif pada dirinya.

"Aku kangen banget sama kamu sayang, ayo cepat balik dan ketemuan sama aku,"

"Aku juga kangen banget sama kamu, besok ada family gathering. Papa dan Mama katanya bakal datang, kamu bisa datang juga?"

"Jam berapa acaranya? Kok mendadak?"

"Nggak mendadak sayang, cuman memang kita juga baru dikabari. Kalau kamu mau datang, aku minta mama dan papa buat jemput kamu aja,"

"Gak usa sayang, aku belum ijin juga ke mami papi. Nanti kalau memang bisa aku minta temani Alice aja,"

"Oke sayang, jangan nyetir sendiri ya. It's okay kalau kamu gak bisa datang, kita ketemuan setelah pelatihan aku selesai aja,"

"Iya, jadi kamu uda makan?"

"Uda, kamu mau ngapain hari ini?"

"Hari ini aku mau beres-beres kamar, trus nanti mau hangout bareng Alice aja,"

"Yauda, have fun sayang. Salam buat Alice, aku mau siap-siap buat training ya sayang,"

"Iya, take care sayang. I love you,"

"Love you more,"

—0o0–

"Lo bisa ngomong pelan-pelan gak? Gue bisa dengar dengan jarak sedekat ini, Alice," ucap Arine sangat kesal karena sedari tadi Alice mengomel tepat di sebelahnya yang sedang menyetir itu.

"Gue kesal, Arine. Apa gue gak se worth it itu untuk dapatin cowok ganteng?" ucap Alice mulai memelankan suaranya.

"Cowok itu yang gak pantas buat dapatin lo, karena lo se worth it itu. Jadi, stop galauin tukang selingkuh kayak dia," ucap Arine dengan tegas namun pandangannya tetap mengarah ke depan.

Alice menyandarkan kepalanya ke kursi penumpang dan menghela nafasnya dalam, sebenarnya tujuannya hari ini bertemu Arine memang untuk meluapkan kekesalannya terhadap mantan pacarnya yang berselingkuh.

Arine menoleh ke arah Alice yang tampak memejamkan matanya, ia tau pasti gadis itu benar-benar sedang kacau. Ia membiarkan Alice dengan posisi itu, kemudian Arine mulai melajukan kembali mobil miliknya ke sebuah cafe untuk keduanya bisa bersantai sambil bercerita.

"Mau di mobil aja lo?" tanya Arine sambil mematikan mesin mobilnya dan memakai tas selempang miliknya.

Alice membuka matanya yang sudah memerah tanda gadis itu tertidur sejenak di saat Arine menyetir tadi.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang