21. Who is There 🦋

1.1K 109 5
                                    

"Mami lagi di supermarket sayang, kamu baru bangun kan? Bentar lagi mami balik"

"Arine mau nitip susu pisang mami,"

"Iya, mau apa lagi sayang?"

"Cukup itu aja"

"Oke sayang, wait ya"

Telepon pun terputus antara Arine dan Ibunya. Ibu Arine baru tiba subuh tadi, karena tidak ingin merepotkan putrinya ia memutuskan untuk menggunakan Taxi menuju hotel tempat Arine tinggal.

Arine masih enggan untuk bangkit dari kasurnya, ia tadi malam terjaga hingga pukul 2 subuh yang membuat dirinya tidak sadar Ibunya sudah tiba. Ia baru menyadari kehadiran Ibunya di saat ia melihat koper lain di kamarnya maka dari itu ia langsung menghubungi Ibunya untuk memastikan bahwa benar Ibunya sudah tiba.

Suara pintu hotel terbuka dan menampakkan sosok ibunya dengan dua tentengan belanjaan di tangannya. Arine langsung berlari memeluk ibunya erat, ia sangat rindu dengan sosok yang lemah lembut ini.

"Sayang, tentengan mami berat," ucap Ibu Arine karena memang dirinya bahkan belum sempat meletakkan belanjaannya sama sekali.

Arine hanya cengengesan saja kemudian ia melepaskan pelukan itu, "Habisnya mami ngangenin banget," ucap Arine membiarkan Ibunya meletakkan barang belanjaan terlebih dahulu.

"Kamu mau makan apa sayang? Mami ada beli banyak bahan makanan, kamu mau request apa?" tanya Ibunya sambil mengeluarkan satu persatu belanjaan yang ia beli.

Arine meletakkan tangannya di kepalanya seolah-olah sedang berpikir keras, "Pancake banana aja mami, Arine kangen buatan mami," ucap Arine setelah lama berpikir.

Ibu Arine tersenyum, tentu saja ia sudah menebak beberapa makanan yang akan dirindukan oleh Arine.

"Yauda mami buatin dulu, kamu sambil beresin barang. Kata Aan check out hotel jam 12 siang nanti," ucap Ibu Arine kemudian berlalu menuju ke dapur yang sudah disiapkan di dalam kamar ini. Jangan bertanya mengapa ada dapur di sini, keluarga ini tidak pernah main-main soal fasilitas hotel jika menyangkut tempat tinggal mereka.

Arine kemudian menganggukkan kepalanya dan berjalan untuk memasukkan beberapa perlengkapan yang sempat ia keluarkan dari koper. Setelah dirasa beres, Arine berjalan kembali menghampiri Ibunya yang tengah memasak itu.

"Papi sibuk banget ya mi?" tanya Arine sambil duduk di meja makan.

Tanpa menoleh Ibu Arine menjawab, "Ada project di perusahaan papi yang sedang dihold karena ada masalah hukum sayang, papi harusnya berangkat bareng mami tapi ternyata emang gak bisa," ucap Ibu Arine menjelaskan mengapa suaminya tidak bisa turut hadir.

Arine menganggukkan kepalanya mengerti, meskipun kecewa Arine tidak mungkin memaksa Ayahnya untuk tetap datang. Perusahaan milik Ayahnya lebih membutuhkan peran ayahnya, Arine hanya perlu menahan rindu selama beberapa hari lagi dan ia akan bertemu kembali dengan Ayahnya di Belanda nanti.

"Tara sudah jadi pancake banana request by mami little princess," ucap Ibu Arine sambil menghidangkan makanan itu di depan Arine.

Arine dengan mata berbinar dan sambil menepuk tangannya kegirangan, "Thank you mami," ucap Arine kemudian ia langsung melahap pancake itu dengan brutal.

Ibu Arine tersenyum melihat anaknya yang sangat lahap itu, ia senang melihat Arine sebahagia ini. Ia sudah mendengar cerita Nathan bahwa gadis ini sempat uring-uringan beberapa hari ini karena kesalahpahamannya dengan kekasihnya, Rafael Struick.

"Habis ini kamu mandi ya sayang, habis itu kita jalan-jalan sebentar sebelum check in hotel lagi," ucap Ibu Arine sambil mengelus kepala anak gadisnya ini.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang