Tak terasa sudah seminggu mereka menetap di Pulau Bali, liburan kali ini benar-benar berkesan untuk keduanya. Tidak ada gangguan yang begitu mengganggu kenyamanan keduanya, hanya beberapa yang sesekali meminta foto bersama Rafael tapi sejauh ini mereka bersyukur karena fasilitas di villa ini cukup baik sehingga mereka keduanya cukup merasa aman.
"Nathan jadi ke sini sayang?" tanya Rafael kepada Arine yang sedang asik dengan ponsel miliknya.
"Jadi, uda otw ke sini dia," jawab Arine tanpa memalingkan wajahnya ke arah Rafael.
Rafael melihat gadisnya yang sangat fokus dan merasa terabaikan akhirnya menghampiri gadisnya dan mengambil alih ponselnya yang membuat Arine berteriak.
"RAFAEL,"
"Siapa Rafael?"
"RAFAEL,"
"Rafael siapa? Nama aku sayang,"
"Ayo lah, aku lagi seru nonton,"
"Siapa suruh kamu nyuekin aku? Aku ngomong malah fokusnya ke ponsel bukan ngelihat aku," ucap Rafael dengan nada kesalnya.
Arine menghela nafasnya melihat kelakuan Rafael yang seperti anak kecil itu.
"Aku kan ada jawab kamu," jawab Arine memilih mengalah dari pada akhirnya akan menjadi panjang.
"Tapi kamu jawabnya gak ngelihat aku, memangnya lebih ganteng yang kamu tonton dari pada aku?"
"Yaa, emang sayang," ucap Arine sambil melihat perubahan raut wajah Rafael yang sepertinya mengharapkan jawaban kebalikannya.
Mendengar jawaban Arine, Rafael langsung meletakkan ponsel milik Arine dan berjalan pergi meninggalkan Arine. Tidak marah, hanya saja ia kecewa dengan jawaban itu.
Arine yang melihat itu merasa senang karena pria itu menunjukkan wajah yang sangat menggemaskan. Arine langsung berlari menghampiri Rafael yang tampak berjalan keluar dari Villa keduanya.
"Sayangggg," panggil Arine sambil mengejar Rafael yang sudah cukup jauh.
Bagaimana tidak jauh, satu langkah Rafael sama dengan dua langkah Arine.
Rafael mendengar panggilan gadisnya tak tahan untuk menyembunyikan senyumannya, ia memelankan langkahnya karena ia tau Arine memiliki langkah yang sangat mungil.
"Sa-yangg ben-tar," ucap Arine terbata-bata sambil mengatur ulang nafasnya.
Arine menahan lengan Rafael sambil membungkukkan badannya, Rafael menghentikan langkahnya karena ia tak tega melihat gadis ini yang sedang ngos-ngosan karena mengejarnya.
Melihat gadis ini sudah mulai membaik Rafael kembali melangkahkan kakinya lagi, Arine kembali mengejarnya dan melompat ke punggung Rafael tanpa aba-aba namun Rafael tentu saja memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan badan gadisnya itu.
"Sayaaangg, maafin akuu," ucap Arine sambil berbicara di pundak Rafael.
Rafael tetap tak menjawab gadis ini, namun ia tetap memegang erat kaki gadis ini karena takut ia terjatuh jika tidak ditahan.
Cupp..
Arine mengecup pipi Rafael dari samping yang membuat Rafael tak mampu menahan senyumnya namun ia tetap harus bertahan pada posisinya untuk ngambek kepada gadis ini.
"Ayo lah senyum, kamu lebih ganteng sedikit dari Kim Boem sayang," ucap Arine menggoda Rafael agar pria itu mau berbicara.
Rafael langsung mengubah wajahnya kembali datar, ia tak terima dirinya hanya menang sedikit dari artis korea itu yang menjadi idola gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Novela JuvenilClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...