"Tumben banget uda bangun kamu,"
"Habis sarapan bareng mami papi, kamu uda sarapan?"
"Di sini uda siang sayang, bahkan aku baru selesai lunch,"
"Oh iya aku lupa,"
"Gimana hari ini?"
"Aku nanti pengen ke coffee shop aja sayang, yang dekat rumah aja,"
"Sendirian? Kamu yakin?"
"Sangat yakin, Aan uda gabung latihan ya?"
"Sudah, dia tadi malam dikerubungi sama fans katanya. Sampai ditungguin di bandara, untungnya aku kemarin sampenya uda subuh sayang,"
"Wahh, kasian Aan pasti jiwa petarungnya disembunyiin untuk menjaga harkat dan martabatnya,"
"Itu mulut lancar bener kalau uda ngatain orang ya lo," ucap Nathan tiba-tiba muncul di layar ponsel Rafael.
"Hai si paling banyak fans, nanti hadiahnya bagi-bagi sama Ain yaa,"
"GAK ADAA," ucap Nathan kemudian dirinya sudah pergi menjauh.
"Uda pergi dia sayang, kita lagi di tempat gym sekarang. Dan sore nanti bakal ke lapangan buat coba latihan jam 4 sore, aku gak bisa bayangin sepanas apa di sana sayang,"
"Pertandingan kan juga jam 4 kan nanti, so mungkin pengen penyesuaian cuaca untuk kalian yang belum terbiasa. Semangattt,"
"Iya, kamu istirahat sana sayang. Lanjutin drakor-drakor kamu, nanti selesai latihan aku hubungi kamu lagi ya,"
"Okay, Byee sayang nya Ain,"
"Bye juga kesayangan Ael,"
Setelah telepon itu terputus, Arine memutuskan untuk berjalan ke arah koper yang sudah ia sediakan untuk kepergiannya ke Indonesia nanti. Arine sudah memasukkan beberapa baju tidak banyak karena ia yakin nanti di sana ia akan banyak berbelanja.
Jujur saja Arine merasa sedikit takut untuk kembali ke sana, untuk pertama kalinya ia merasa takut kembali ke negara yang dulu sangat membuatnya rindu.
"Gue harus gimana nanti di sana? Apa mereka akan menerima gue sebagai pacar Rafael atau tidak?" monolog Arine pada dirinya sendiri.
Hal yang membuat dirinya takut adalah mereka tidak bisa menerima kehadiran Arine, dirinya memang sudah lama sekali tidak membuka sosial medianya. Ia sangat takut hal itu akan mempengaruhi mentalnya lagi.
Seteleh memasukkan perlengkapannya Arine kembali ke kasurnya dan mulai membuka I-Pad miliknya dan meneruskan drakor yang belum ia selesaikan. Rumah yang sangat sunyi kali ini, jika biasanya ada Nathan yang selalu datang mengganggunya namun kali ini ia harus menerima bahwa pria itu sedang jauh darinya. Sungguh menyebalkan namun mampu membuat Arine merindukan kejahilannya.
tring tring tring
Ponsel Arine berdering tanda bahwa ada beberapa pesan yang masuk, segera Arine membukanya. Namun baru saja ia membuka pesan itu, ia sudah ingin memaki orang itu dan menjambaknya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...