Sedari pagi dua sejoli ini disibukkan dengan kegiatan masak memasak keduanya, Arine yang memang tidak berbakat dipasangkan dengan Rafael yang juga tidak berbakat maka jadilah dapur yang pecah belah saat ini.
"Sayang aku nyerah, kita beli aja uda," ucap Arine mengangkat tangannya menyerah karena pancake yang ia buat dari tadi selalu gosong.
Rafael terkekeh melihat wajah Arine yang sudah penuh dengan tepung tentunya, dengan niat jailnya Rafael menambahkan coretan whip cream ke wajah gadisnya dan ia langsung kabur.
"APA APAAN SI KAMU," teriak Arine tak terima diperlakukan seperti itu.
Arine langsung mencolek whip cream dan berlari mengejar Rafael, karena ketidakseimbangan keduanya jadilah mereka berakhir di dalam kolam renang berdua.
Rafael sebenarnya sangat panik tapi melihat wajah Arine ia semakin ngakak, ia tau tidak seharusnya keduanya masuk ke dalam kolam renang dengan keadaan bertepung. Tapi mau bagaimana lagi, itu sebuah kecelakaan. Dan jika pihak Villa menuntut ganti rugi maka keduanya sudah pasti siap.
"Aku uda mandi, kamu nyebelin banget," ucap Arine kesal dengan tingkah Rafael yang seperti anak kecil itu.
Melihat Arine yang matanya mulai memerah membuat Rafael tentunya sangat panik, ia langsung menarik Arine untuk keluar dari kolam renang.
"Maafin akuu, kamu jangan nangis," ucap Rafael sambil memeluk Arine erat.
Disuruh jangan menangis tapi malah suara tangisan Arine semakin keras, Rafael tau pasti gadis itu sangat kesal sampai dirinya akhirnya menangis. Tapi rasanya mengganggu Arine menjadi hobby baru Rafael sekarang, apa yang dikatakan Nathan sangat benar. Arine berkali-kali lipat lebih menggemaskan jika dirinya kesal.
Di dalam pelukan Rafael, Arine tidak memberontak sama sekali. Ia kesal dengan Rafael tapi dada bidang ini juga sangat nyaman untuknya.
—0o0–
"Enak?" tanya Rafael sambil mengambil sebuah tissue dan membersihkan ujung bibir Arine yang berantakan karena pancake yang ia makan.
Arine mengangguk dengan bersemangat, "Enak banget, tau gitu kita gak usa buat sendiri sayang," ucap Arine menyesali idenya untuk membuat pancake sendiri.
Rafael tentu saja tertawa mendengarnya, dengan modal resep yang dikirimkan Melinda keduanya langsung membuat pancake itu. Dan hasilnya mereka harus membereskan kekacauan yang mereka lakukan tadi di dapur kurang lebih 2 jam.
"Aku harus belajar buat kamu, karena ini kesukaan kamu," ucap Rafael kepada Arine.
Arine tentu saja menganggukkan kepalanya setuju karena bagaimanapun mereka harus bisa membuatnya sendiri nantinya.
"Nathan ada kabarin kamu sayang?" tanya Rafael saat melihat ke arah jam ponselnya sudah menunjukkan waktu boarding Nathan
"Sudah, uda boarding dia," jawab Arine singkat karena memang dirinya masih sibuk menikmati pancake miliknya.
Kedua manusia ini memang tidak mengantarkan Nathan ke airport karena Nathan sendiri yang tak ingin merepotkan keduanya. Hasil dari kegabutan mereka akhirnya membuat kapal pecah di dapur villa keduanya.
"Kamu yakin gak mau ikut aku liburan bareng teman-teman aku nanti?" tanya Rafael masih tak yakin dengan keputusan gadisnya itu.
"Nggak, aku uda dibeliin tiket sama mami ke Ibiza. Lagian aku mana mau ganggu boys time kamu," jawab Arine langsung.
Rafael menghela nafasnya, sejujurnya ia sangat ingin gadis ini ikut dengannya. Tapi ya memang benar nanti hanya ada teman-teman laki-lakinya di sana dan Arine pasti sangat bosan melihat kelakuan mereka di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Teen FictionClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...