chapter 21

862 149 12
                                    

Author POV

Setelah berbicara dengan ayahnya dan Alex selama beberapa saat dan masih bersikeras menolak untuk mengambil alih kendali atas perusahaan ayahnya, Lisa memutuskan untuk kembali ke hotelnya, Lunaris Hotel dengan helikopternya.

Dia mendarat di landasan helikopter dan pergi ke kamar nya. Suasana hatinya sedang tidak baik hari ini, tentu saja. Pertama, karena Jennie tiba-tiba berkata bahwa dia tidak ingin dia menemaninya untuk bertemu dengan orang tuanya. Dan bahwa mereka harus memutuskan kontak.

Jennie bahkan memblokir nomor Lisa tanpa alasan!

Awalnya suasana hati Lisa sedang tidak baik, sampai ia bertemu dengan Sekretaris Kim. Dia tidak pernah melihatnya sebelum pertemuan mereka hari ini, tapi dia merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Dari postur tubuhnya, cara berjalan nya, tatapan nya, sangat mengingatkan Lisa pada Jennie.

Dia benar-benar yakin ketika Sekretaris Kim menggunakan paperbag itu untuk menyembunyikan identitasnya. Lisa tidak mengerti kenapa Jennie berusaha bersembunyi darinya. Bukankah seharusnya dia merasa senang mengencani seorang wanita muda yang kaya raya?

Tapi karena sekretaris Kim terus menyangkalnya dan ketika Alex mengatakan bahwa mereka telah berciuman, harapan Lisa hancur berkeping-keping. Tidak mungkin Unnie-nya akan membiarkan dirinya dicium oleh seseorang seperti Alex.

"Tapi bagaimana jika Jennie benar-benar mencium orang lain?" Lisa menatap dinding kosong di depannya.

Sejujurnya, dia tidak bisa membayangkan melihat Jennie mencium wanita lain tanpa dia menembak orang itu. Dia tidak peduli jika dia mendapat masalah nantinya. Dia bisa menyelesaikan nya dengan uang.

Tetapi jika Jennie dicium oleh orang lain, ciuman itu akan bertahan lama selamanya di bibir Jennie.

Dan Lisa hanya ingin menembak orang itu lebih banyak lagi.

"Aish, kenapa aku terdengar seperti pembunuh?" Lisa mengacak-acak rambutnya.

Ia bermain-main di tempat tidurnya sampai ia melihat jam. Saat itu sudah pukul tujuh malam. Jennie pasti sudah bersiap-siap untuk pulang dari tempat kerja nya ke apartemen nya.

"Aku ingin bertemu Jennie. Aku butuh penjelasan tentang hal ini." Kata Lisa.

"Tapi mungkin, aku harus membawakan sesuatu yang dia sukai untuk membuatnya merasa lebih baik, seperti cheesecake! Tapi aku tidak ingin Jennie Unnie mencicipi cheesecake murahan itu lagi! Aku akan meminta koki ku untuk membuatkan yang spesial untuknya!

.

.

.

.

Jennie POV

"Aishh, lelash sekali ah!" Aku mengeluh sambil meregangkan buku-buku jari ku setelah seharian bekerja dan menghadapi Alex Priest, tuan Marco, dan Lalisa yang menyebalkan.

Mereka semua benar-benar menyebalkan, terutama Alex. Dia terus mengoceh tentang rencana kencan kita di masa depan. Seolah-olah aku akan berkencan dengan nya secara tiba-tiba hanya karena dia cantik.

Maksud ku, Lisa lebih cantik darinya, tapi aku tidak akan mengencani Lisa, setidaknya tidak setelah aku tahu kenyataan nya.

"Aku benar-benar tidak dibayar cukup untuk ini."

Setelah aku mengetik jadwal bos ku besok. Aku mematikan komputer dan mengemasi barang-barang ku. Setidaknya, aku bisa menemukan tempat perlindungan ku di apartemen ku, bebas dari orang-orang gila ini.

"Aku masih tidak percaya bahwa Lalisa adalah seorang pembunuh. Dia terlihat sangat tidak berbahaya dan imut." komentar ku sambil mengemasi barang-barang.

RENT A GIRLFRIEND - JENLISA [GxG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang