chapter 55

735 141 75
                                    

Jennie POV

"Lalisa..." Aku bergumam tanpa sadar saat melihat wanita itu berdiri di depan rumahku, menungguku keluar.

Aku mengepalkan tanganku sejenak, tapi aku tidak ingin terlihat gelisah di depan Lisa karena aku tahu Lisa tidak layak untuk mendapatkan perhatianku setelah semua yang dia lakukan padaku.

Oleh karena itu, aku menatap matanya langsung dan bertanya, "Manoban, apa yang kamu inginkan di sini? Kupikir kamu sedang menikmati kencan yang menyenangkan dengan kekasih masa kecil mu di sana."

"Tidak, Jen, aku bisa menjelaskan nya. Ini semua hanya kesalahpahaman," kata Lisa.

Aku memelototinya dan kemudian berkata kepada eomma, "eomma, bisakah eomma memberi kami waktu untuk berdua saja?"

Eomma menghela nafas dan berbalik, meninggalkan kami berdua. Aku memakai sandalku dan menyuruh Lisa untuk ikut dengan ku. Aku menuntunnya ke bukit kecil di dekat rumah ku dan kemudian memintanya untuk duduk di bangku di bawah pohon.

"Jennie, kamu tidak ingin duduk bersamaku?" Lisa bertanya.

Sungguh, anak ini masih memiliki keberanian untuk memintaku duduk berdampingan dengannya setelah dia menyakitiku dengan parah. Aku benar-benar menangis selama satu menit penuh saat aku berlari menjauh darinya sebelumnya.

Aku bahkan tidak menyangka bahwa hal itu bisa menyakitiku separah ini, tetapi itu benar-benar menyakitkan, seakan-akan hati ku ditikam.

Aku memperhatikan bahwa pakaian Lisa kotor karena lumpur. Aku teringat saat terakhir kali melihatnya, dia tersandung dan terjatuh karena berusaha mengejar ku. Bahkan, wajahnya pun kotor karena lumpur, dan dia masih bertelanjang kaki. Mungkin sepatunya hilang di suatu tempat ketika dia tersandung.

Lisa menatapku dengan sungguh-sungguh seolah berharap aku akan mengasihaninya.

Ya, aku seharusnya cukup kejam untuk tidak mengasihaninya. Tetapi ketika aku melihat keadaannya yang berantakan, aku tidak bisa tidak ingin merawatnya. Aku menghela napas dan berkata, "Tunggu di sini, aku akan kembali."

Aku pergi ke rumah sejenak, lalu kembali dengan seember air hangat dan handuk. Aku duduk di sampingnya lalu mencelupkan handuk ke dalam ember dan menyeka wajah Lisa dengan hati-hati.

"Aish, lihat kondisimu sekarang. Kamu berlumuran lumpur, dan kemeja mahalmu sudah robek tak bisa diselamatkan! Apa kau bisa menjaga dirimu sendiri? Hati-hati lain kali, oke? Aku tidak ingin kamu terluka."

"Kenapa kamu pergi ke sini tanpa sandal atau sepatu? Aish, ini bukan kota, Manoban. Bagaimana kalau kamu menginjak batu tajam atau semacamnya?" Aku menegur lebih keras lagi.
"Jawab aku! kalau kamu tidak bisa menjawab, berarti kamu bersalah! Apa kamu tidak sadar bahwa kamu jatuh dengan wajahmu menghadap lumpur tadi? Lihatlah memar-memarmu! Lain kali berhati-hati lah!"

"Jennie, apakah kamu akhirnya memaafkanku?" Lisa bertanya.

Aku berhenti menyeka wajah dan tangannya setelah menyadari apa yang telah aku lakukan beberapa saat. Kami sedang bertengkar hebat. Bagaimana mungkin aku dengan santai menegurnya dan menyeka wajahnya dengan hati-hati? Seharusnya aku menyodorkan handuk ini ke mulutnya!

Aku bangkit dari bangku dan melemparkan handuk ke wajah Lisa, "Kau! bersihkan dirimu sendiri!" teriak ku.

Lisa terlihat linglung sejenak, dan aku tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk berlari secepat mungkin, karena aku tahu akan sulit bagiku untuk melarikan diri begitu aku melihat mata anak anjing yang mematikan itu lagi.

Tapi lisa menangkap tangan ku dan kemudian berkata, "Jen, semua yang kamu katakan di bukit itu tidak benar! Tolong dengarkan aku sebentar!"

Aku berhenti sejenak dan melihat dari balik bahuku ke arahnya, "aku melihat kamu memiliki akhir yang bahagia dengan kekasih masa kecilmu yang tercinta. Aku tahu bahwa aku sangat tidak profesional jika merusak lamaran mu, jadi aku tidak akan mengambil untung dari lamaran mu. Kamu hanya perlu pergi sekarang."

RENT A GIRLFRIEND - JENLISA [GxG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang