chapter 37

764 124 16
                                    

Jennie POV

Aku pergi ke kantor di pagi hari seperti biasa, tetapi suasana hatiku tidak begitu baik sejak aku bangun. Karena aku menghabiskan sepanjang malam untuk mencari pacar sewaan yang bisa aku sewa untuk bertemu orang tua ku pada hari Sabtu ini, namun tidak berhasil.

Entah bagaimana, semua orang tiba-tiba sudah di pesan di aplikasi Rent A Girlfriend ku. Aku hampir saja meng-klik profil satu per satu, dan semuanya menjadi penuh.

Itu membuat ku bertanya-tanya apakah ada yang memesan semuanya untuk pesta almond atau semacamnya.

Dan hanya ada satu orang yang tersisa untuk ku pesan. Ketika aku menggulir ke bawah ke antrean pesanan nya, semua pesanan sebelumnya telah ditolak olehnya yang masih mengejutkan, setidaknya bagi ku.

"Hm... Lisa ternyata sangat konsisten denganku.." aku berpikir sambil menggulir profilnya di dalam bus.

Aku selalu tertawa kecil setiap kali membaca slogan nya karena slogan tersebut terus membuat ku berpikir bahwa wanita istimewa itu adalah diriku. Akan menjadi suatu kehormatan bagi ku, jika aku disukai oleh seorang taipan bisnis, hehe.

Aku mengantongi ponsel ku dan berhenti di halte bus dekat kantor ku. Aku berjalan ke kantor sendirian, dengan membawa beberapa dokumen karena Tuan Marco mengatakan bahwa dia ada rapat penting pagi ini, jadi aku harus mempersiapkan diri.

Aku melihat Alex Priest sudah berdiri di koridor, bekerja lebih awal hari ini. Mata kami bertemu dengan senyuman dari wajah cantik itu, tetapi aku memalingkan muka, tidak ingin melihat keindahan di pagi hari yang akan mengalihkan perhatian ku.

"Aww, Jennie, apa kamu malu setelah kencan pertama kita semalam?" Alex bertanya, setengah terkikik.

"Malu? Padamu? Huh! aku bahkan tidak akan pernah menatapmu!" Aku menjawab dengan kasar di dalam lift, tetapi Alex tampaknya tidak berkecil hati.

Bahkan, senyum di wajahnya yang cantik semakin mengembang. Lift hanya diisi oleh kami berdua. Suasana nya terasa berbeda dan juga akrab.

"Jennie, aku tahu apa yang membuatmu stress. Kamu stress karena aku, kan?"

"Hah?"

"Karena kamu tidak bisa melupakan ciuman yang kuberikan padamu tadi malam, hmm?" Alex menebak sambil menyeringai padaku. Yang membuatku semakin jijik.

"Oh, ayolah, kenapa aku harus mengingat hal seperti itu?" Aku berteriak padanya. Memang benar, semua ingatan tentang mencium Alex langsung hilang saat aku mencium Lisa kemarin.

Aku masih bisa merasakan nya saat bibirnya menyentuh bibir ku, itu lebih seperti kecupan cepat, tapi tetap saja sangat berkesan dan membuat wajah ku memerah.

Tapi aku menggelengkan kepala lagi. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengingat kenangan manis seperti itu, karena aku tahu bahwa Alex mungkin telah salah paham dan mengira aku sedang memikirkannya.

"Nona Priest, kita sedang berada di kantor. Tolong jangan panggil namaku di kantor. Ini cukup tidak pantas. Tolong jaga profesionalitas nona dan panggil aku Sekretaris Kim atau Nona Kim sebagai gantinya."

"Tentu, Sekretaris Paper Bag--"

"Kau--!" Alex hanya tersenyum dan mengedipkan mata.

Dia berjalan keluar saat lift akhirnya mencapai lantai paling atas. Aku juga hendak keluar lift, tetapi Alex tiba-tiba menekan tombol tutup dari luar, dan aku hanya bisa melongo saat pintu lift tertutup, dan Alex tertawa kecil.


Dia melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan kemarin, sangat picik!


Aku menyilangkan tangan dan menunggu sampai lift turun ke lantai dasar. Namun sebelum aku sempat menekan tombol ke lantai paling atas, seorang wanita berdiri di luar lift dengan tas mini Dior hitam nya yang berkelas.

RENT A GIRLFRIEND - JENLISA [GxG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang