chapter 18

782 147 38
                                    

Jennie POV

Aku kembali ke meja kerja ku setelah mendengar bahwa Alex Priest ingin berkencan dengan ku. Aku terkejut, tentu saja, tetapi aku tidak memasukkan nya ke dalam hati. Karena aku tahu bahwa dia mungkin hanya mencoba menggodaku.

Aku bisa mendengar percakapan antara Alex dan tuan Marco dari luar. Mereka sedang membicarakan Lisa yang terlambat lagi untuk pertemuan mereka. Bahkan tuan Marco menyebutnya sebagai gelandangan yang malas.

"Huh, jadi itu gelandangan malas yang kamu maksud. Aku ingin tahu apakah dia jomblo, aku tidak keberatan selama dia kaya." Aku tertawa mendengar komentar ku sendiri.

Aku terus menguping sambil membuka aplikasi Rent A Girlfriend. Aku mencari pengganti Lili yang bisa aku bawa ke orang tua ku nanti.

Se-selektif dan semurah mungkin, aku hampir menyaring semua orang hingga mengerucut menjadi lima orang, tetapi ketika aku hendak memeriksa profil mereka, aku mendengar suara helikopter berputar-putar dari atas gedung perkantoran Manoban, pertanda gelandangan malas yang kaya raya itu sudah datang.

"Hihi, mari kita lihat jenis teh apa yang akan disajikan selanjutnya." pikirku sambil mendekat ke pintu.

"It's been a while, Lali." Aku mendengar Alex tiba-tiba memanggil seseorang, yang aku yakini adalah Lisa, yang baru saja tiba.

"It's been a while, Lex." jawab Lisa.

Aku mengerutkan dahi ketika mendengar suara Lisa.

"Kenapa suaranya terdengar aneh?" Aku Merenung.

Aku yakin bahwa aku pernah mendengar suara Lili di suatu tempat belum lama ini. Bahkan, suara itu terlalu familiar sehingga aku merasa baru saja berbicara dengan wanita yang sama di telepon tadi malam.

"Tidak, itu tidak mungkin terjadi.." Aku menggelengkan kepala. Terlalu konyol jika hal itu benar-benar terjadi.

"Tidak, tidak, itu tidak mungkin. Jika Lili sebenarnya adalah Lisa Manoban, itu akan menjadi...plot twist terbesar dalam sebuah buku romcom. Kecuali jika aku benar-benar hidup dalam sebuah novel sebagai pemeran utama wanita di novel romcom, jika tidak maka peluangnya hanya 0,01%."

Aku terus mendengarkan saat Lisa dan Alex Priest mulai mengobrol, "Apa kamu tahu bahwa sekretaris ayah mu sangat cantik? Dia pasti salah satu wanita cantik yang sesuai dengan seleramu." kata Alex.

"Kau bisa memiliki nya sendiri, Lex. Aku tidak peduli." jawab Lisa.

Suara ini terdengar tidak asing dan menekan ketika berbicara dengan orang lain, seperti yang aku dengar ketika Lili berbicara dengan ibunya di telepon. Suara itu pasti suara Lili.

Aku menelan ludah yang entah bagaimana tersangkut di tenggorokan. Aku menggelengkan kepala lagi. Ini pasti salah satu imajinasi gila ku lagi.

"Tapi Lili juga mengatakan bahwa dia ingin bertemu ayah nya karena ayahnya terus menekan nya tentang pernikahan dan pekerjaan...dan fakta bahwa Lili keceplosan sebelum nya, dan mengatakan bahwa dia akan menafkahi ku sebagai gantinya..."

Mereka terus mengobrol dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengintip dari jendela. Jendela itu memiliki tirai, tentu saja, tetapi ada tempat di mana aku bisa mengintip ke dalam kantor tuan Marco?

Bagaimana aku bisa tahu? Anggap saja aku seperti seekor kucing yang selalu ingin tahu, selalu menemukan tempat yang bagus.

Aku menyeret kursi ku dan menaikinya. Aku mengintip dari tempat ku berdiri dan melihat seorang wanita dengan rambut pirang platinum menghadap tuan Marco dan di samping Alex, ada seorang wanita yang postur tubuhnya sangat aku kenal.

RENT A GIRLFRIEND - JENLISA [GxG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang