39. Persiapan Armageddon

5K 409 99
                                    

Aku pake judul Armargeddon gara-gara AUnya😭 celetukan Rimba tuh bener-bener kasih aku ide banget.

“Armageddon” tuh artinya “Perang besar akhir zaman” kalau nggak salah, aku pernah baca itu atau bisa juga diartikan sebagai “Perang” aja.

Jadi, jalan cerita part ini sesuai judul ya, mereka bakal bersiap buat “perang” sama Harata.

Inget ini masih persiapan bukan perangnya!

So, i hope you can enjoy it with my story, Warga Pitonku sayang🤍

🌷 HAPPY READING 🌷

.
.
.
.
.
.
“Enggak akan ada bahaya apapun. Aku jamin.”

— Mefira Ghanina —

39. Persiapan Armageddon

Setelah mendengarkan cerita Rhea, Fira mengusap keningnya yang tiba-tiba pening. Wanita itu tidak habis pikir kalau di dunia ini ada manusia sekejam Annalise dan Melody. Ia mengusap perutnya, berharap kelak suatu hari nanti anaknya tidak akan menjumpai orang sebengis iblis-iblis berkedok manusia seperti Anna dan Melody di dunianya.

Rhea sudah menghabiskan lima kotak tisu karena terlalu larut bercerita tentang masalalunya, ia sampai menangis sesenggukan.

Apa yang Rhea ceritakan terdengar oleh para perempuan yang sedang ada di kafe. Bahkan salah satu diantara mereka juga ikutan menangis karena terbawa suasana.

"Satu pertanyaan gue Rhea, itu pun kalau lo nggak keberatan jawab," ujar Fira.

"Apa? Tanya aja, Fira. Aku nggak keberatan sama sekali," jawab Rhea dengan seulas senyum manis.

"Harata itu punya kekuasaan di mana-mana, rasanya nggak mungkin kalau dia nggak tau tentang Annalise dan Melody. Gue yakin Harata jauh lebih pinter dari drama yang mereka buat, Am i right?" Fira memerhatikan Rhea lekat.

"Aku nggak tau soal itu Fira, yang aku tau Kakek lebih percaya sama Tante Anna dan Melody. Kalau pun Kakek tau, itu berarti ...," Tangis Rhea merebak kembali, kali ini lebih kencang seperti anak kecil yang kehilangan permennya.

"Kakek jahat banget, lebih milih mungut sampah kaya mereka dari pada berlian berharga kaya aku!" Gadis itu sesenggukan tapi sempat memuji dirinya sendiri.

Kali ini Fira bingung harus bersimpati atau tergelak mendengar raungan gadis manis di depannya ini. Ia kembali menyodorkan tisu, kotak tisu yang ke enam.

Rhea mengambil beberapa lembar kemudian ia gunakan untuk buang ingus.

"Sejak kapan Harata nggak jahat emangnya?" tanya Fira heran.

"Kakek jahat cuma ke orang-orang tertentu, sama aku nggak pernah jahat sebelum Melody dateng. Kakek sering bacain aku cerita dongeng sebelum tidur, ajarin aku main piano, datengin guru yang sangat profesional dari luar negeri buat ngajarin aku banyak hal," tutur Rhea.

"Rival pun pernah diajarin main bola sama Kakek, Revon pernah diajarin berkuda sama Kakek. Tapi, semuanya berubah sejak negara api menye— bukan bukan, maksudku sejak Melody dateng."

SAGALA 2:Hey, are you still there?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang