29. Melangitkan harapan

7.6K 609 217
                                    

HAI! ˃‌ ꇴ ˂‌   Ketemu lagi!

SIAP BACA CERITA SAGALA?

Perbedaan SAGALA versi wattpad dan AU bakal kerasa banget, karena SAGALA versi wattpad ada aku tambahin adegan yang gabisa aku kasih di AUnya. Takut akunku kena banned>͈ ⌓ <͈

Jangan lupa sebelum baca wajib vote dulu!

Setelah selesai baca baru komen, jangan jadi siders ya biar cerita ini bisa naik!

Terima kasih.

⚠️ DIBACA PELAN-PELAN ⚠️

⭒ ִ🎀‌ฺํ HAPPY READING SEMUANYA  𓈒🌷୭

.
.
.
.
.
.
.
“Banyak hal manis yang pengen gue ulang.”

29. Melangitkan Harapan

Srek!

Srek!

Srek!

Bunyi gesekan sepatu pada daun-daun kering serta ranting kayu yang bertebaran di tanah terdengar jelas di malam ini. Kaki jenjang itu terus melangkah ke sana kemari melompati puing-puing bangunan yang sudah roboh tak berbentuk.

Bahkan aroma sangit bekas ledakan itu masih tercium jelas, padahal kejadian itu sudah berlalu sangat lama. Sekitar satu bulan yang lalu.

Ia mengeratkan mantel bulunya saat udara dingin menyapa dan membuatnya sedikit menggigil.

Mata yang dulu selalu memancarkan keceriaan, kini berganti sendu dan menyedihkan, menatap puing-puing bangunan yang ada di hadapannya.

Air matanya kembali luruh, bibirnya selalu bergetar saat hendak mengatakan sesuatu yang perih.

"Aga ...," sebutnya diselingi isak tangis. "Aga, kamu di mana?"

Malam semakin larut, tapi dia tetap memanggil nama orang terkasihnya berharap orang itu mendengarnya dan menghampirinya.

"Kamu masih hidup, kan?"

"Aga ... udah satu bulan kamu nggak pulang. Kamu beneran udah pergi ya?"

Kaki Fira lemas, ia jatuh terduduk di bebatuan. Tubuhnya bergetar karena tangisannya semakin kencang. "Tapi, hati aku bilang kamu nggak pernah pergi dari aku. Kamu masih di sini, kamu pasti bakal pulang ke aku."

"Tapi, kenapa lama banget pulangnya?"

Fira mendongakkan kepalanya, ia menatap bulan yang memancarkan cahayanya di atas langit. Bibir merah Fira terlihat begitu pucat, matanya selalu sembab dan basah setiap kali ia menginjakkan kaki di tempat ini.

"Aga, aku mohon pulang ya, aku kangen sama kamu," pintanya pilu.

Kedua tangan Fira mencengkram dress abu-abunya. Ia masih menangis, menaruh harapan besar pada Tuhan agar Saga bisa kembali padanya.

Kejadian itu benar-benar merubah hidup Fira, dia menjadi sosok yang sangat tertutup dan jarang sekali bicara. Fira selalu membenci siapa pun yang menaruh perhatian berlebih terhadapnya, Fira hanya takut kebaikan yang orang-orang tunjukkan padanya akan menghasilkan buah yang pahit.

SAGALA 2:Hey, are you still there?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang