🪐 C&B 11

171 15 2
                                    



Mansion Keluarga Wijaya

"Aca belum pulang juga yank,, sudah jam berapa ini.. kenapa dia belum pulang juga,, kemana sih itu anak.. punya ponsel juga gak bisa di hubungi dari tadi." ucap Satria khawatir, sambil tangannya terus mengotak-atik ponsel yang berada di genggamanya dan terus mencoba menghubungi adik bungsunya itu.

Belum juga sempat istrinya menjawab,, sudah di potong oleh kehadiran adik laki-laki Bersama istrinya.

"abang kenapa bang.. kok gelisah gitu." tanya Shakti yang sudah duduk di hadapan Satria Bersama istrinya.

"ini adik kamu kemana sih. gak bisa di hubungi,, udah mau makan malam tapi jam segini belum pulang juga. Kalau terjadi apa-apa bagaimana, buat orang khawatir aja"

"astaga maaf bang,, Shakti lupa kasih tau. tadi Aca kirim pesan ke aku katanya sore ini dia mau ke panti dan pulang besok. sekali lagi aku minta maaf bang,, aku lupa sampeiinnya ke abang." ucap Shakti menyesal sambil menepok jidatnya.

"kenapa kamu gak bilang dari tadi sih Shakti,, terus ini kenapa juga ponselnya gak bisa di hubungi. kalau gak pulang kerumah itu paling tidak ponsel jangan sampai mati, dia itu perempuan gak tau apa kalau di khawatirkan banyak orang" ucap Satria yang terus asaja marah-marah.

"sabar yank.. mungkin baterainya low batt,, jadi gak bisa kasih kabar ke kita. berfikir positif aja ya.. Sekarang kita makan malam dulu yuk,, aku akan panggil bunda di kamar." ucap Fiona beranjak pergi memanggil mertuanya.

Suasana makan malam keluarga Wijaya terasa kurang lengkap karena tidak adanya kehadiran satu anggota keluarga mereka.

"Aca kemana kok gak ikut makan malam sama kita.." tanya bunda Anita tentang anak bungsunya yang tidak terlihat keberadaannya di meja makan itu.

"Aca lagi ke panti bun.." jawab Shakti dan bunda menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Ehmm.. mumpung semuanya lagi kumpul,, ada yang mau aku bicarakan sama semuanya,, terutama sama bunda.." ucap Satria dan semua orang yang berada di ruangan itu pandangannya langsung tertuju kepada Satria.

"Tentang apa bang.."

"Ini tentang Aca bun. bun,, maaf sebelumnya kalau Satria lancang mendahului bunda. aku berniat ingin menerima perjodohan untuk Aca. tapi sebelumya aku minta pendapat bunda terlebih dahulu."

"Perjodohan dengan siapa bang.." tanya Shakti,, kalau ini menyangkut tentang adik perempuannya ia harus mengenal lebih dalam calon adik iparnya nanti.

"Ehmm begini... Abang punya sahabat dari jaman sekolah,, mungkin bunda sama kamu masih ingat dengan Djoena dari keluarga Wiratama. dia bermaksud ingin menjodohkan adiknya dengan Aca,, setelah aku pikir lebih jauh lagi ada baiknya juga untuk Aca. kita sudah saling mengenal keluarga masing-masing,, kita tau keluarga Wiratama itu seperti apa,, dan kita tidak perlu khawatir karena Aca pasti aman bersama mereka bun." jelas Satria panjang lebar agar semuanya mengerti tentang tujuan ia menerima perjodohan ini.

"Kita memang mengenal baik keluarga mereka.. tapi apa kamu yakin Aca akan mau menerimanya,, tapi sebelumya bunda juga mau tanya sama kamu Satria. kamu menerima perjodohan ini tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan kan.. tidak ada kepentingan bisnis di dalamnya,, bunda gak mau adikmu itu harus menanggung beban perusahaan,, adikmu sudah cukup menderita dengan kehilangan ayah karena persaingan bisnis." Jelas bunda Anita,, ia tau penderitaan anak perempuannya karena kehilangan sosok ayah.

"Gak bun.. bunda tenang aja aku gak mungkin mengorbankan adik aku sendiri.. kenapa aku menerima perjodohan ini,, terus terang Bun aku sama Shakti sekarang sudah berkeluarga,, ada istri dan anak kami yang masing-masing harus kami jaga,, aku juga harus menjaga bunda yang diamanatkan ayah. bukan berarti aku tidak mau lagi menjaga Aca,, tapi aku sudah tidak bisa menjaganya seperti dulu ketika aku masih sendiri.. aku akan merasa tenang kalau ada yang menjaga Aca sepenuhnya terlebih lagi aku sudah mengenal baik orang itu dan keluarganya.. aku harap bunda bisa mengerti.." tutur Satria panjang lebar.

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang