🪐 C&B 49

159 16 0
                                    


Please guys, jangan jadi silent reader.
Vote juga biar author semangat update.

Vote oke.... ⭐⭐⭐

Happy reading....

*

*

*

Pagi ini Djindra sudah berada di mansion milik orang tuanya. Semalam selesai Acara pameran, Djindra menyempatkan untuk mengantarkan Aca pulang terlebih dahulu. Padahal Djindra sudah melarangnya untuk pulang dan menginap kembali di hotel karena ia yakin Aca pasti kelelahan. Namun Aca bersikeras menolaknya, Aca merasa tidak enak karena sudah dua malam ia tidak tidur di rumahnya.

"Djin.. kapan kau akan mengajak Aca ke butik untuk memilih gaun. Mami sudah bicara kepada sahabat mami dan mengatur semuanya, kalian tinggal kesana untuk melakukan fitting saja. Ingat tinggal beberapa hari lagi kalian akan bertunangan, sudah tidak ada waktu lagi belum juga memesan cincin pertunangan." Mami Tiwi menghentikan langkah putra bungsunya yang akan berangkat ke kantor.

"Mungkin besok mi, kalau hari ini sudah jelas tidak bisa. Aca pasti kelelahan mi setelah acara pamerannya, jadi biarkan dia beristirahat bahkan ia sengaja menutup galeri miliknya hari ini untuk memberi waktu istirahat kepada para pegawainya. Masalah cincin, Aca bilang dia ingin mendesainnya sendiri jadi mami tidak perlu khawatir soal itu." Jelas Djindra.

"Astaga.. mami sampai lupa kalau bakal punya menantu seorang desainer perhiasan. Ya sudah kalian atur saja sendiri, mami hanya mengingatkan tentang itu dan untuk masalah yang lainnya serahkan kepada mami oke."

"Mi.. tapi Djindra tetap minta untuk acara pertunangan dilakukan secara tertutup saja ya. Tidak perlu terlalu banyak mengundang tamu, nanti saja saat pernikahan mami boleh mengadakan yang lebih besar lagi." Permintaan Djindra itu pun di setujui oleh mami Tiwi.

Djindra melanjutkan langkahnya ke halaman rumahnya, tadinya ia akan berangkat bersama James. Tapi sepertinya James ada keperluan lain karena sampai pukul delapan pagi James tidak juga menunjukkan keberadaannya.

"Djin.." lagi - lagi langkah Djindra harus terhenti karena sebuah panggilan.

"Djin.. kalau kau merasa membutuhkan bantuan dari mas, jangan sungkan untuk memintanya. Mas pasti akan membantumu, kau mengerti bukan." Ucap Djoena yang tiba - tiba merangkul pundak Djindra.

Djindra pun tertegun dan merasa heran dengan ucapan sang kakak. Namun itu tidak berlangsung lama, karena Djindra mengingat siapa kakaknya itu. Djoena pasti sudah mengetahui apa yang sedang di hadapi oleh adiknya, oleh karena itu ia menawarkan bantuan kepada adik satu - satunya itu. Djindra pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Djoena dan Djindra pun berpisah, karena mereka akan pergi ke kantornya masing - masing. Saat akan memasuki mobilnya, Djindra melihat mobil James berhenti tepat di belakang mobil milik Djindra.

"Kak J maafkan aku terlambat, karena tadi aku harus putar balik mengambil berkas yang harus aku bawa pagi ini." Jelas James sambil berlari menghampiri Djindra.

Djindra pun mengangguk dan memahami situasi yang James alami. Mereka berdua pun melangkah memasuki mobil James dan bersama - sama berangkat ke kantor.

"Apa jadwalku hari ini James." Tanya Djindra saat mobil yang ia tumpangi sudah berjalan keluar dari mansion orang tuanya.

"Pagi ini kita langsung ke kantor kak Yuda kak, karena kita akan rapat disana." Jelas James sambil fokus menyetir mobilnya.

"Kali ini rapat tentang apa."

"Membahas kelanjutan proyek tempo hari. Kita harus segera memutuskannya agar proyek bisa segera di mulai." Djindra yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang