"Dimana keberadaan tuan rumahnya ini. Dia yang mengundang kita untuk datang, tapi dia juga yang belum datang sampai sekarang." ucap Gio.
Mami Tiwi yang mendengar ucapan Gio pun datang menghampiri untuk menyapa. Ia langsung memeluk dan menyapa Gio sahabat dari putranya itu. Gio tak hanya sekedar sahabat putranya melainkan sudah seperti anak kandung sendiri, mama dari Gio merupakan sahabat dari mami Tiwi.
"Kau datang sendiri Gio, tidak mengajak pasangan bersamamu." tanya mami Tiwi.
"aku belum punya pasangan mi.. Jadi ya begini kemana - mana masih sendiri kalau tidak ya bersama asisten. Lagipula enak sendiri mi bebas kemanapun dan mau apapun." jawab Gio tersenyum.
"hah... kalian berdua ini memang sama saja, gak kamu gak Djindra. Setiap kali di tanya soal pasangan selalu saja jawabnya masih ingin bebas. Gak ingat umur kalian sudah berapa. Emangnya mau kalau kalian punya anak nanti manggilnya opa bukan papa." kesal mami Tiwi sambil menjewer telinga Gio.
"ahhh... Ya gak sampai gitu juga kali mi. ngomong - ngomong Djindra mana mi, dia yang ngundang kami semua tapi sampai sekarang belum kelihatan batang hidungnya tuh anak."
"mami juga gak tau Gio kemana tuh anak. Tadi James bilang kalau siang tadi dia sempat pergi dari kantor katanya mau ketemu seseorang, tapi sampai sekarang belum datang - datang juga. Lama - lama mami pusing mikirin Djindra susah banget untuk diatur anak itu."
Gio hanya tertawa pelan saat mendengar Omelan dari orang tua sahabatnya itu. Mami Tiwi pun mencoba untuk menghubungi Djindra. Namun sudah berulang kali mencoba tidak ada jawaban juga. Sampai akhirnya mami Tiwi pun menyerah untuk menghubungi anak bungsunya itu.
"James kau tidak datang bersama dengan kak J." ucap Joenathan.
"gak kak. kak J tadi siang keluar kantor gak tau pergi kemana. aku kira dia langsung kesini, tapi ternyata dia belum datang juga."
"James apa kak J selalu seperti ini, maksudku tiba - tiba pergi sendiri tanpa memberitahu akan kemana. Atau memang dia seperti ini semenjak dia mencari informasi gadis itu." tanya Joenathan penasaran.
"gadis siapa yang kau maksud Joe." sahut Leo.
"heh.. kak Leo, ehmm.. itu kak, James kau saja yang jelaskan." Joenathan bingung harus menjawab apa.
"itu kak.. Kak J sempat beberapa waktu lalu memintaku untuk mencari informasi tentang seorang gadis. Tapi sayangnya aku tidak bisa mendapatkan apapun, dan sepertinya itu membuat kak J sedikit kesal." Jelas James.
"apa itu orang spesial untuknya, apa gadis itu kekasihnya James." tanya Leo kembali.
"ehmm.. aku tidak tau kak kalau soal itu, karena kak J sendiri tidak pernah menunjukkan atau bahkan bercerita jika sudah punya kekasih."
"Akhirnya yang di tunggu - tunggu datang juga." sontak teriakan suara Yuda berhasil menarik perhatian semua orang yang sedang berada disana. Dan semua orang juga melihat kedatangan Djindra di sana.
"kenapa kalian menungguku, kenapa tidak langsung mulai makan saja."
"yak.. kau ini darimana J, kau yang mengundang kami tapi kau juga yang datang terlambat." cibir Yuda.
"yang buat acara kan mami kenapa kalian menyalahkan aku yang datang terlambat. Lagipula aku datang terlambat karena ada keperluan." Sinis Djindra.
"Apa keperluanmu itu karena pergi berkencan J." Sahut Leo.
"Tidak."
"Kalau tidak kencan memangnya kau habis dari mana. Aku sudah menunggumu dari tadi, bahkan mami Tiwi menelponmu berulang kali tapi tidak kau angkat." Sela Gio sambil merangkul pundak sahabatnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI || JINSOO
RomanceTerdapat konten dewasa (21+) dan mengandung unsur kekerasan,, harap bijak dalam membaca. Dua orang dengan karakter berbeda,, latar belakang dunia yang berbeda pula. namun mereka di pertemukan dalam sebuah perjodohan. akankah mereka pasrah menjalani...