🪐 C&B 27

135 15 1
                                    




"Gio.. kenalkan nama saya Gio."

Yuda yang melihat tatapan Gio kepada Aca pun hanya tersenyum kecil. Yuda tau kalau Gio saat ini sudah tertarik kepada Aca, ini akan menjadi seru seandainya Djindra juga tertarik pada Aca. Tapi Yuda tidak tau apa yang akan terjadi jika kedua sahabatnya yang di anggap sebagai kakak tertua di dalam Black Tiger akan berselisih hanya karena seorang gadis.

"Kamu gak masalah kan Ca kalau ada Gio disini. Dia sahabat aku kok, dan dia gak bakal ganggu urusan kita." Ucap Yuda yang sedikit memancing reaksi dari Aca.

"ehmm.. gak apa-apa kok, aku gak masalah mas. Oh ya mas Yuda ini perhiasannya mbak Nayla yang spesial desain kemarin dan juga ini cincin nikahan kalian berdua. Mas Yuda bisa cek terlebih dahulu, apakah sudah sesuai dengan yang kemarin kalian pesan." ucap Aca pelan sambil menyerahkan perhiasan-perhiasan itu ke arah Yuda.

"wah... cantik banget ternyata ya Yud.." ucap Gio heboh namun tatapan dan tujuannya bukan ke kotak-kotak perhiasan itu melainkan mengarah kepada Aca.

Yuda yang melihat itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Yuda paham betul dengan sifat dan karakter dari sahabat yang berada di sampingnya ini.

"gak harus seperti itu juga G, kau membuat dia tidak nyaman nanti." bisik Yuda.

Gio yang mendengar bisikan Yuda hanya tersenyum kecil, akan tetapi pandangannya masih tidak lepas dari Aca. Sedangkan Aca yang diperhatikan sejak tadi menjadi risih dan tidak nyaman. Rasanya Aca ingin segera pergi dari tempat itu sekarang juga. Yuda yang memahami ketidaknyamanan Aca pun segera berusaha untuk mencairkan suasana.

"jadi aku tinggal bayar kan ini Ca.."

"eh.. iya mas Yuda. ini notanya dan ini nota untuk yang kekurangannya kemarin." ucap Aca gugup sambil menyerahkan nota pembayaran kepada Yuda.

"tunggu sebentar ya Ca, biar aku transfer ke kamu." ucap Yuda yang berpindah ke meja kerjanya untuk melakukan transfer melalui laptopnya, dan meninggalkan Aca bersama dengan Gio di sofa.

"Ekhem.. Aca sudah lama usaha ini. aku lihat desainnya bagus-bagus loh." ucap Gio memecahkan keheningan yang terjadi.

"ehmm... terima kasih mas. Belum lama kok mas baru jalan hampir dua tahun ini."

"Tapi aku lihat desainnya sudah seperti orang yang berpengalaman lama loh, atau kamu dulu memang sekolah desain ya." ucap Gio lagi yang berusaha mengajak Aca berbicara dengannya.

"gak juga mas.. aku gak pernah sekolah khusus desain. Ini cuma kebetulan karena aku hobi menggambar saja kok. Jadi tidak ada apa - apanya kalau dibandingkan dengan desainer yang lain." jelas Aca.

"wow.. hanya karena hobi menggambar bisa sebagus dan sedetail ini desain kamu, hebat banget kamu Ca. Jarang ada loh orang yang seperti kamu, bahkan mungkin bisa di bilang sangat langka." ucap Gio yang semakin tertarik dengan diri Aca.

Aca hanya menanggapi dengan senyuman pujian yang ia terima itu. Demi Tuhan Aca sudah merasa sangat tidak nyaman berbicara lama-lama dengan orang yang baru saja ia kenal. Kepribadiannya yang cenderung introvert sangatlah sulit bagi Aca untuk bisa langsung akrab dengan ramah, terutama pada seorang laki-laki.

"Ca sudah aku transfer ya, kamu bisa cek sekarang. Tapi maaf ya aku bagi dua kali transfernya biar nanti kamu gak kebingungan dan bisa bedain." jelas Yuda yang kembali duduk bergabung dengan Aca dan Gio di sofa.

"Terima kasih banyak ya mas Yuda, itu sangat membantu sekali ketika pembukuan nanti. Kalau gitu aku mau permisi pamit dulu ya mas, soalnya masih ada keperluan lain." pamit Aca.

"Buru - buru sekali sih Ca, kamu gak mau minum dulu. Aku sampai lupa loh nawarin kamu minum, maaf ya ca." ucap Yuda.

"gak usah gak apa - apa mas. Kebetulan hari ini banyak yang harus aku temui untuk persiapan bulan depan." jelas Aca tersenyum.

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang