Happy reading. . .*
*
*
Kediaman Keluarga Wijaya
"Ca... Mbak boleh tanya sesuatu.." Tanya Fiona kepada Aca yang sedang membantunya menyiapkan sarapan di dapur.
"Hmm... Kenapa mbak, gak biasanya mbak Fiona minta ijin, tanya ya tanya aja mbak."
"Ca... Memangnya benar kamu belum melakukan fitting gaun sama Djindra. Ini sudah H-3 pertunangan kalian, kamu gak ada rencana untuk membatalkannya kan Ca."
"Ya dek.. kemarin kami semua bahkan sama bunda juga sudah melakukan fitting. Bunda sempat kaget saat mendengar dari desainernya langsung, kalau kalian yang mau tunangan saja belum fitting. Everything is oke kan dek." Grace yang juga berada disana ikut mempertanyakan hal yang menjadi pemikirannya sejak kemarin.
"Ehmm... Oke kok mbak, gak ada masalah. Aku juga sudah di kasih tau rancangannya seperti apa sama tante Tiwi, dan aku sudah setuju. Cuma kebetulan saja aku sama dia belum ada waktu untuk datang kesana."
"Hmmm .. gimana mau fitting, orang dia aja gak ada kabar dua hari ini." Batin Aca.
"Ca.. kalau ada sesuatu cerita aja sama kami. Kamu gak perlu sungkan, kamu itu sudah kami anggap seperti adik sendiri bukan sekedar adik ipar."
"Bener kata mbak Fiona, walau mungkin kami tidak bisa bantu menyelesaikan, paling tidak kami bisa bantu meringankan kegundahan kamu." Grace merasa ada yang di sembunyikan oleh adik iparnya ini.
"Mbak apa dulu waktu kalian pacaran sama kedua Abang aku pernah merasa seperti di kekang gitu gak sih mbak." Lirih Aca.
"Hah... Di kekang dalam arti apa dulu nih."
"Ya maksudnya itu dulu pernah gak sih abang mengatur mbak dalam segala hal, secara gak langsung dia meminta mbak melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya sendiri."
"Kamu kenapa dek, berantem sama Djindra." Aca diam saja tidak menjawab pertanyaan dari Grace.
"Dengerin mbak ya Ca.. dalam setiap hubungan itu pasti selalu ada yang namanya penyesuaian dengan sikap dan keinginan masing - masing. Dan kita semua tau bahwa setiap orang pasti mempunyai keinginan dan sikap yang berbeda, apalagi dalam hal sifat sudah pasti berbeda. Tinggal bagaimana caranya kita berkompromi dengan itu dan satu lagi penting bagi kita untuk saling berkomunikasi dalam hubungan." Jelas Fiona.
"Benar itu, dan ada satu lagi yang tidak boleh dilupakan. Kalau kamu merasa tidak nyaman atau tidak suka akan satu hal. Lebih baik kamu jujur dan bilang kalau gak suka, karena itu akan berpengaruh terhadap suatu hubungan. Kamu sudah pernah coba bicara atau mengatakan kepada dia belum, kalau kamu merasa gak nyaman." Tambah Grace.
"Hufft... Sudah mbak.. tapi dia selalu menjawab itu demi kebaikanku sendiri."
"Itu berarti dia memikirkan untuk kebaikan kamu Ca.."
"Tapi kalau dia seperti itu terus, sama saja dia otoriter mbak. Dia bahkan tidak mau mengatakan alasannya apa mbak. Setiap kali aku bertanya apa alasannya, dia selalu saja menjawab belum bisa mengatakan alasan atau apa yang melatarbelakangi dia berbuat seperti itu, suatu saat aku akan mengerti. Apa coba kaya gitu, gimana aku bisa ngerti kalau dia sendiri gak pernah bilang." Kesal Aca.
"Itu artinya kamu harus lebih sabar dalam mengahadapi dan menunggu jawabannya. Mungkin memang dia punya pemikiran tersendiri kenapa dia belum bisa jujur sama kamu dan memilih untuk menyembunyikannya. Inget dek.. laki - laki kalau semakin kita desak, Meraka akan semakin menghindar jadi kamu harus ekstra sabar dalam menghadapi mereka. Selama hal itu bukan sesuatu yang melanggar prinsip." Fiona menepuk bahu adik iparnya itu dan berusaha untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI || JINSOO
RomanceTerdapat konten dewasa (21+) dan mengandung unsur kekerasan,, harap bijak dalam membaca. Dua orang dengan karakter berbeda,, latar belakang dunia yang berbeda pula. namun mereka di pertemukan dalam sebuah perjodohan. akankah mereka pasrah menjalani...