🪐 C&B 36

122 13 0
                                    


"pplaaakk..."

Aca yang tidak terima diperlakukan seperti itu reflek menampar wajah Djindra. Sontak saja mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Aca pun langsung berlari menjauh dari Djindra, sedangkan Djindra sudah dikerumuni oleh para sahabatnya. Aca berlari menuju mobilnya sambil terisak menangis.

Melihat Aca yang berlari sambil menangis Nayla ingin menyusulnya, "Nay.. mau kemana kamu, kamu gak usah nyusul Aca biar aku yang nyusul ini acara pernikahan kamu Nayla."

"Tapi Ra.. itu Aca nya dia pergi sambil nangis." Nayla begitu khawatir dengan kondisi Aca.

"udah biar aku yang kejar, kamu disini aja." Hera pun segera berlari menyusul Aca yang sudah berada di luar.

Namun Hera tidak berhasil menyusul, karena Aca sudah pergi menaiki mobilnya. Sedangkan di dalam sahabat - sahabat Djindra yang sedang mengelilinginya terlihat heran dengan kelakuan Djindra yang terlihat santai yang sesekali memegang pipinya karena di tampar Aca tadi.

"kau ini J apa yang sudah kau lakukan hah.." Gio tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya itu.

"memangnya apa yang sudah aku lakukan, aku tidak merasa melakukan apapun."

"Apa kau mabuk J, apa yang sudah kau lakukan tadi itu sama aja udah melecehkan dia, kau tidak sadar." Leo merasa geram dengan tingkah Djindra yang acuh.

Sedangkan Nayla yang tidak terima Aca diperlakukan seperti itu, langsung melabrak Djindra saat itu juga. "Kak Djindra keterlaluan tau gak, Aca itu gadis yang baik. Jangankan di cium pelukan sama laki - laki lain aja gak pernah. Jangan samakan Aca dengan gadis - gadis diluar sana yang selalu ngejar - ngejar kak Djindra." Nayla pun berlari pergi dari tempat itu, diikuti oleh Hera yang sudah kembali ke dalam ballroom.

"kau memang sudah gila J." Yuda pun pergi mengejar istrinya.

Beruntungnya kekacauan yang terjadi tidak banyak orang yang menyaksikan, para tamu sebagian sudah kembali pulang hanya kerabat dekat dan sahabat saja yang ada disana. Sesampainya di kamarnya bersama Nayla, Yuda tidak bisa langsung masuk karena pintu di kunci dari dalam oleh Nayla.

"Sebaiknya kak Yuda kembali ke tempat acara dulu kak, gak enak sama tamu yang masih ada disana. Kak Yuda gak perlu khawatir biar Nayla jadi urusanku." Hera berusaha memberi pengertian kepada suami sahabatnya itu.

Yuda pun menuruti perkataan Hera, terpaksa ia kembali ke tempat acara sendirian karena kalau dia memaksa istrinya untuk ikut yang ada masalahnya semakin rumit. Saat Yuda kembali ternyata tempat acara hampir sepenuhnya kosong, hanya tinggal para sahabatnya saja yang ada disana. Ternyata Mike asisten Djindra yang juga manajer hotel ini telah memberi pengetian kepada tamu yang lain untuk meninggalkan tempat acara.

Yuda pun duduk di samping Gio dan sahabatnya yang lain beserta para asisten mereka mengelilingi meja "ck.. gara - gara kau J, Nayla mengunci dirinya di kamar. Lagian bodoh banget sih main nyosor aja."

"Tau tuh anak tumben juga gak bisa kendaliin diri, emang habis berapa gelas sih pakai mabuk segala." sindir Gio yang melihat Djindra sudah seperti orang yang mabuk berat.

"ck.. mulut kalian apa tidak bisa diam hah, cuma begitu saja di besar - besarkan."

"Yak... kau ini J apa tidak sadar juga tentang apa yang sudah kau lakukan tadi." Leo benar - benar tidak tau harus berbuat apa terhadap sahabatnya.

"kau ini kak, kak J itu sudah membuat anak orang menangis kak." sahut Joenathan.

"dan yang lebih parah bisa membuat kak Yuda gagal malam pertama nanti." kekeh Jerry. Dan ucapan Jerry berhasil membuat tertawa semuanya kecuali Yuda, sedangkan Djindra hanya tersenyum simpul mendengar itu.

Sementara Aca selama di perjalanan dia terus saja terisak menangis. Ia tidak terima di perlakukan seperti itu, ia merasa dilecehkan dan direndahkan harga dirinya di depan umum. Malam ini ia sedang tidak ingin untuk pulang kerumah, ia ingin menenangkan diri. Aca juga sudah memberitahu kepada kedua kakak iparnya bahwa ia akan menginap dirumah temannya malam ini. Padahal yang sebenarnya Aca ingin pergi ke apartemennya sendiri, tidak ada satupun orang dari keluarganya yang menegetahui kalau Aca mempunyai apartemen pribadi. Aparatemennya tidaklah besar namun Aca membelinya sendiri dari hasil kerja kerasnya selama ini.

Sesampainya di apartemennya Aca langsung masuk kedalam kamar mandi dan mengguyur seluruh badannya dengan air yang berasal dari shower. Bahkan Aca tidak sempat membuka gaun malamnya. Aca terus menangis di bawah air yang terus mengalir di atas wajahnya. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya ada seorang laki - laki yang dengan lancangnya berani melakukan hal seperti itu terhadapnya.

Hampir tiga puluh menit lamanya Aca menghabiskan waktunya di kamar mandi. Kini Aca memilih untuk tidur mengistirahatkan tubuhnya, padahal dia belum makan malam apapun bahkan di pesta tadi dia tidak sempat mengisi perutnya. Mungkin ia sudah merasa lelah karena menangis terus sedari tadi.

***

Pagi ini sang pengantin baru yaitu Yuda dan Nayla terbangun di tempat yang berbeda, Nayla terbangun di atas tempat tidur sedangkan Yuda terbangun di atas sofa. Karena Nayla yang merasa masih kesal dengan kejadian semalam, ia memaksa Yuda untuk tidur di sofa walau ketika saat suaminya kembali ke kamar ia tetap membukakan pintu tapi tidak dengan tidur di atas tempat tidur yang sama.

Meskipun Nayla sadar itu bukanlah kesalahan dari suaminya, tapi tetap saja Nayla merasa kesal dan menuntut suaminya untuk memaksa Djindra meminta maaf kepada Aca. Nayla merasa bersalah karena ia yang telah mengundang Aca ke pesta pernikahannya.

"Kamu masih marah yank. Kan itu bukan salahku yank."

"Tetep aja mas, aku gak mau tau mas Yuda harus bisa buat kak Djindra minta maaf ke Aca." Tegas Nayla.

"Tapi kan yank.."

"Harus mas, kalau mas gak bisa. Aku gak mau bicara sama mas Yuda lagi "

"Ya sudah nanti aku bakal minta Djindra minta maaf ke Aca. Tapi sekarang kamu jangan marah lagi ke aku yank, kan aku gak salah." Rayu Yuda.

"Gak ada nanti, sekarang mas."

" Tapi ini masih pagi yank, Djindra juga pasti belum bangun."

"Mas.. sekarang atau gak."

"Hhaaahh... Ya udah aku ke kamar Djindra sekarang."

Dengan langkah berat Yuda pun menuju lantai paling atas yaitu kamar Djindra.

"Benar - benar ya perempuan kalau marah gak bisa di bilang nanti. Padahal disini jelas - jelas bukan aku yang salah, tapi aku yang kena imbasnya. Ini juga semuanya gara - gara Djindra sial*n."

'ting..tong..ting..tong..'

'ting..tong..ting..tong..'

"Ya sebentar, siapa sih pagi - pagi gini tekan bel kaya orang di kejar setan aja." Djindra yang baru saja keluar dari kamar mandi pun kesal.

'ceklek'

"Si*lan kau ternyata Yud.. gak bisa apa tekan belnya biasa aja."

"Gak bisa, ini semua gara - gara kau J. Ini semua salahmu." Kesal Yuda

"Apaan sih datang - datang gak jelas."

'ting..tong..ting..tong..'

'ting..tong..ting..tong..'

"Si*lan.. kenapa semua orang pagi ini buat masalah aja."

'ceklek'

"Kalian semua ngapain kesini." Djindra Menatap kesal para sahabatnya.

"Kita di panggil Yuda buat kesini." Jawab Gio santai.

"Ngapain sih Yud,, minta mereka kesini." Ucap Djindra heran.

"Tau nih kalau mau cerita tentang malam pertama mending gak usah Yud. Paling juga sama aja ya gak." Cibir Gio.

"Tapi kalau di liat dari mukanya kak Yuda. Sepertinya gagal cerita malam pertamanya. Ya gak kak.." kekeh Jerry.

"Ini semua gara - gara Djindra si*lan. Dia yang buat ulah aku yang kena imbasnya." Kesal Yuda.

"Apa hubungannya dengan aku." Jawab Djindra santai.

"Pokoknya aku gak mau tau ya J, kamu harus minta maaf sama Aca..."

********

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang