🪐 C&B 22

225 18 0
                                    






"kamu beneran gak mau pulang bareng yank. Kalau iya biar mobil kamu di bawa sama sopir."

"Gak mas, mas Yuda pulang dulu aja sama mama. Aku masih ingin disini sama Aca, mungkin nanti aku juga bakal pulang sama Aca. Jadi mas gak perlu khawatir." Ucap Nayla dengan tersenyum saat mengantar calon suami dan mertuanya ke tempat parkir.

"Ya udah kalau gitu kamu hati - hati nanti pulangnya. Kasih kabar mas kalau sudah sampai di rumah ya." Ucap Yuda sambil membelai lembut kepala calon istrinya itu.

"Ya mas.. nanti aku kasih kabar. Udah sana pulang, udah di tungguin sama mama itu di mobil."

"Ehmm.. jadi kita udah gak bisa ketemu lagi yank.. kita bakal ketemunya empat hari lagi gitu, pas acara pernikahan kita." Ucap Yuda yang masih enggan meninggalkan Nayla dan terus saja membelai kepalanya dengan lembut.

"Hehe.. iya donk mas kita ketemunya empat hari lagi pas acara pernikahan kita. Empat hari gak akan lama mas." Kekeh Nayla yang tidak habis pikir dengan tingkah tunangannya itu.

"Ck... Empat hari itu lama tau yank. Tapi gak apa - apa aku akan berusaha menahannya, tapi setelah itu aku gak akan lepasin kamu yank.." ucap Yuda mencoba menggoda tunangannya dengan memberikan kedipan mata nakalnya.

Nayla yang menerima perlakuan seperti itu hanya bisa tersipu malu. Ia malu harus menanggapinya seperti apa. Yuda pun pergi meninggalkan sang kekasih dengan tersenyum puas ketika melihat wajah Nayla bersemu merah.

Nayla pun bergegas masuk ke dalam toko Aca kembali setelah memastikan mobil calon suaminya telah menghilang di keramaian jalan. Ketika memasuki ruangan Aca kembali, Nayla melihat Aca tengah membereskan meja kerjanya dan bersiap untuk pulang.

"Udah mau pulang Ca.."

"Eh.. iya mbak udah mau malam juga kan." Jawab Aca sambil melanjutkan merapikan meja kerjanya.

"Ehmm.. kamu ada acara gak Ca setelah ini. Kalau mbak ajak kamu ngopi dulu bisa gak." Tanya Nayla yang masih ingin bercerita dengan Aca.

"Ehmm.. aku sih gak ada acara mbak setelah ini, mbak mau ngopi? Boleh sih mbak, memangnya kita mau ngopi di mana mbak."

"Yang deket - deket aja lah Ca, biar kita juga gak terlalu jauh nanti kalau pulang. Kita mau berangkat sekarang atau nanti, kamu udah selesai kan.." ucap Nayla bersemangat yang bisa sedikit lebih lama bersama Aca.

"Aku dah selesai kok mbak, ayo kalau mau berangkat sekarang."

***

Disinilah mereka sekarang di sebuah cafe yang bertema sedikit Vintage. Kedua gadis itu sekarang sedang menikmati kopi kesukaan mereka serta menikmati senja dengan bertukar cerita satu sama lainnya.

"Cie.. mbak Nayla yang bentar lagi mau jadi istri orang. Gimana perasaan mbak Nayla sekarang, gugup gak mbak.." kekeh Aca yang senang sekali menggoda calon pengantin itu.

"Bukan gugup lagi rasanya Ca, rasanya udah campur aduk antara seneng gugup sekaligus sedih, nano nano lah rasanya ngalahin permen." Ucap Nayla bersemangat.

"Emang mbak Nayla sama mas Yuda udah pacaran lama ya mbak, sampai bisa memutuskan untuk menikah."

"Ehmm.. lumayanlah Ca dua tahun. Sebenarnya mas Yuda udah ngajak nikah mbak itu dari tahun lalu. Tapi mbak selalu nolak dan mengulur waktu, karena mbak merasa kami berdua belum cukup saling mengenal. Kamu ingat gak dulu mbak pernah cerita kalau mbak sama mas Yuda itu kenalnya karena mama Septi. Jadi papa Arya papanya mas Yuda itu ternyata pemilik rumah sakit tempat mbak bekerja. Waktu itu ada rapat di rumah sakit antara pemilik rumah sakit dengan para dokter. Papa Arya gak bisa datang dan di gantikan oleh mama Septi dan mas Yuda. Dari situlah mama Septi mulai mendekatkan dalam tanda kutip antara mas Yuda sama mbak. Jadi ketika di tahun pertama mas Yuda udah ngajak nikah mbak, mbak keberatan karena mbak merasa itu terlalu cepat. Sampai akhirnya tahun ini mama Septi memaksa kami untuk menikah, jadi mbak gak bisa menolaknya." Jelas Nayla secara rinci.

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang