Haii.... Readers kesayangan author,,
Gimana kabarnya,,
Ada yang sudah kangen sama cerita ini...Maaf ya baru bisa update, author sedikit repot Minggu kemarin..
So... Kita lanjutkan lagi ceritanya,,
Jangan lupa vote sebelum membaca ..Happy reading....
*
*
*
Pagi pun datang menyapa, sinarnya meyeruak ke seluruh penjuru kamar melalui sela - sela jendela yang tidak sempurna tertutup sempurna oleh kelambu. Aca mulai menggeliatkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah sejak dua malam kemarin ini menjadi tempatnya beristirahat.
Aca mengerjapkan matanya berulang kali agar pandangannya menjadi lebih jelas. Aca mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar hotel yang sekarang ia tempati, namun penglihatan Aca terpaku kepada pemandangan yang ia dapati tepat berada di sampingnya. Aca melihat kehadiran sosok laki - laki yang sedang tertidur dengan posisi yang kurang nyaman menurutnya, laki - laki itu tertidur dalam posisi terduduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur sedangkan salah satu tangan laki - laki itu berada di atas kepala Aca.
"Sebenarnya kau sosok laki - laki yang seperti apa, kenapa kau sangat susah sekali di tebak. Mana kau yang sebenarnya, dari kedua sifat yang sering kau perlihatkan kepadaku manakah sifatmu yang sebenarnya. Terkadang kau menjadi sosok yang kaku dan kejam kepadaku, tapi terkadang juga kau menjadi sosok yang peduli dan selalu ada untukku. Manakah yang harus aku yakini bahwa itulah dirimu yang sebenarnya." Aca berbicara dalam hatinya sambil terus menatap ke arah Djindra dengan tatapan sangat dalam.
Saat Aca merenung dalam hatinya sekaligus menatap dengan lekat sosok laki - laki yang ada di hadapannya sekarang. Tiba - tiba saja Djindra menggerakkan sedikit tubuhnya mengisyaratkan ia akan terbangun dari tidur, Aca yang merasa ada pergerakan segera ia berpura - pura untuk tidur kembali. Tidak lama terdengar sebuah bunyi bel kamar hotel yang di tekan dari arah luar.
Djindra terlihat mengerjapkan mata dan menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri agar dirinya bisa terbangun sepenuhnya. Djindra kemudian melihat ke arah Aca yang terlihat masih tertidur, kemudian ia membelai pucuk kepala Aca dengan lembut. Dengan langkah gontai Djindra melangkah ke arah pintu kamar untuk membukakan pintu seseorang yang sudah menekan bel dengan tiada henti sejak tadi.
"Lama banget sih J buka pintunya, masa iya kau jam segini belum bangun. Kau kan selalu bangun pagi J." cecar Yuda yang pagi - pagi sudah datang bersama Nayla istrinya.
"Ck.. gak usah berisik bisa gak sih Yud. Pagi - pagi udah ngoceh aja tuh mulut kaya burung minta makan tau gak. Ngapain sih kalian kesini pagi - pagi."
"Hmm... aku mau memeriksa kondisi Aca kak, boleh kan kak." ucap Nayla yang di angguki oleh Djindra.
"Tapi sepertinya dia belum bangun dari tidurnya, kamu bisa melihatnya di dalam Nay.." ucap Djindra.
Nayla pun melangkah masuk ke dalam kamar, sedangkan kedua laki - laki tadi melangkah ke arah ruang tamu dan memutuskan untuk duduk disana.
"Semalam kau sampai jam berapa J, karena aku sudah menunggumu sampai jam sebelas malam kau belum datang juga."
"Mungkin sekitar jam dua atau jam tiga pagi. Aku sedikit mengalami penundaan penerbangan semalam, aku juga tidak memberikan kabar kepada James atau Tian untuk menjemputku. heh... untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menggunakan taksi dari bandara dan datang kemari." Djindra tertawa di ujung kalimatnya, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan menggunakan salah satu kendaraan umum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI || JINSOO
RomantizmTerdapat konten dewasa (21+) dan mengandung unsur kekerasan,, harap bijak dalam membaca. Dua orang dengan karakter berbeda,, latar belakang dunia yang berbeda pula. namun mereka di pertemukan dalam sebuah perjodohan. akankah mereka pasrah menjalani...