🪐 C&B 24

156 13 4
                                    


Sebelum membaca jangan lupa vote

❣️



"kalau dalam dua jam mendatang dia tidak kunjung sadarkan diri, terpaksa kita harus melakukan tindakan..."

"apa maksud dokter, tindakan apa dok." tanya Joenathan.

"seperti yang kita ketahui bahwa tuan Djindra cukup kehilangan banyak darah akibat tembakan itu. setelah saya periksa tadi beliau belum juga mengalami kenaikan trombosit meskipun kami sudah menstrafusi darah sebanyak dua kali. kami akan memeriksa secara keseluruhan terutama pada lukanya apakah terdapat infeksi atau luka baru yang bisa menyebabkan kondisinya terus menurun, jika diperlukan kami akan melakukan tindakan operasi kembali. Dan tindakan itu mungkin bisa mengakibatkan dia mengalami koma, jika melihat kondisinya saat ini." ucap sang dokter.

"lakukan yang terbaik untuk kakak kami dok. apapun itu pastikan untuk kakak kami bisa segera sadar dan sembuh." ucap Nickholas dengan raut wajah yang sudah menyiratkan kesedihan.

Dokter pun pergi dari ruangan VVIP itu untuk melanjutkan tugasnya dan ia akan kembali dua jam lagi untuk memastikan kembali kondisi dari Djindra. Ketiga orang yang bersahabat itu kompak melihat ke arah ranjang dimana Djindra sedang terbaring disana. Mereka merasa sangat frustasi, tidak pernah sekalipun mereka bayangkan kondisi Djindra akan menjadi seperti ini. Sekalipun dulu Djindra pernah terluka tapi tidak sampai membuatnya kehilangan kesadaran seperti sekarang.

"kak Joe apa kita harus memberitahukan kepada semuanya tentang kondisi kak J. aku sangat khawatir kak, bagaimana kalau dalam dua jam kak J belum juga sadar dia akan..."

"diam Jer.. jangan berkata hal yang aneh - aneh. kita harus yakin kak J bisa melewati ini." Bentak Joenathan yang sebenarnya ia juga merasa sangat khawatir.

Joenathan yang merasa bingung harus melakukan apa, meninggalkan Nickholas dan Jerry di dalam ruangan tersebut. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya sedikit semampu yang dia bisa. Saat ini ia sedang berada di taman yang terletak di depan kawasan rumah sakit itu, sambil menghisap rokoknya ia terus berpikir keras tindakan apa yang harus ia lakukan.

Bagaimana kalau Djindra tidak sadar juga nanti. Seperti apa ia harus menjelaskannya kepada keluarga Djindra. Lalu perusahaannya bagaimana, serta kepemimpinannya dalam Black Tiger bagaimana, siapa yang akan menggantikan posisi Djindra nantinya. Joenathan benar - benar kalut, ia merasa tidak ada jalan keluar di hadapannya. Segala kemungkinan terburuk sudah siap menanti dia dan para sahabatnya di depan mata, jika Djindra tidak segera sadar. Membayangkan saja Joenathan bingung menghadapinya apalagi jika itu benar terjadi.

Saat tengah berpikir keras tiba - tiba saja ponselnya berbunyi yang menandakan kalau ada telepon masuk. Dan ketika ia melihat nama seseorang yang tengah menghubunginya ia pun diam sejenak tidak langsung menjawab panggilan itu. Joenathan terus berpikir apa yang harus ia katakan pada orang yang tengah menelponnya ini.

Yuda

"hallo Joe.. kenapa lama sekali mengangkat telponku hah.. kenapa kalian semua sangat susah di hubungi, sebenarnya apa yang kalian lakukan."

Joenathan

"ya hallo kak Yuda.. maaf, ada apa kak kenapa menelponku."

Yuda

"Joe.. kenapa, ada apa kenapa suaramu terdengar berbeda. apa telah terjadi sesuatu. ayo katakan Joe ada apa sebenarnya."

Joenathan

"Tidak ada kak, kami baik - baik saja."

Yuda

"Joe.. apa kau berusaha menutupi sesuatu dariku. Brengs*k katakan yang sebenarnya, jangan sampai aku melakukan hal buruk terhadapmu."

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang