"Joe.."
Mendengar suara seseorang memanggil sontak membuat Joenathan Nickholas dan juga Jerry mencari asal suara. Betapa mereka bertiga terkejut saat melihat ke arah ranjang Djindra, Djindra telah membuka kedua matanya. Tentu saja itu membuat ketiga sahabatnya menjadi bahagia, karena ini adalah sesuatu yang sudah mereka tunggu sejak tadi.
"kak J kau sudah sadar, aku akan memanggil dokter." ucap Jerry yang tanpa sadar ia langsung berlari keluar padahal di ruangan itu ada tombol yang bisa digunakan untuk memanggil dokter datang.
"apa yang kau rasakan kak, apa masih ada yang terasa sakit." tanya Joenathan dengan pelan.
"minum.." Nickholas yang mendengar itu langsung mengambilkan segelas air yang ada di atas meja samping ranjang Djindra, dan membantunya untuk bisa meminum air itu.
Tidak lama dari itu Jerry datang bersama seorang dokter yang ingin memeriksa kondisi Djindra. Pemeriksaan berlangsung selama tiga puluh menit lamanya, untuk memastikan segala sesuatunya benar - benar baik. Saat pemeriksaan berlangsung Djindra sempat merasakan kesakitan ketika menggerakkan badannya. Namun setelah di periksa dokter mengatakan kalau itu hanya efek dari tindakan operasi yang di lakukan.
Sepeninggal dokter dari ruang itu yang telah menyelesaikan pemeriksaannya, Djindra memejamkan matanya kembali seolah sedang menahan rasa sakit. Rupanya tembakan yang bagian punggung atas berhasil mengenai tulang rusuknya, dan itu membuat Djindra harus menahan rasa sakit setiap kali ia berusaha bergerak.
"sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri.." tanya Djindra sambil tetap memejamkan matanya.
"dari semalam sampai sekarang sudah hampir siang kak." jawab Joenathan.
"persiapkan semuanya Joe, nanti sore kita harus pulang."
"apa maksudmu kak pulang, kau sedang sakit kak kenapa pulang sudah lebih baik dirawat disini saja." jawab Nickholas.
"kenapa masih bertanya. apa kau lupa kita harus menghadiri pernikahan Yuda." jawab Djindra yang sedikit kesal.
"apa maksudmu kita akan pulang ke Indonesia kak, tapi kan kau masih sakit kak J." sela Jerry yang tidak habis pikir dengan sahabat yang sudah di anggap kakak sendiri itu.
Djindra memang masih merasakan sakit, akan tetapi ia harus bisa menahan itu semua. Tidak mungkin ia masih tetap berada disini sampai kondisinya membaik, sedangkan di Indonesia sepupu sekaligus sahabatnya akan mengadakan acara penting yaitu menempuh hidup baru disana. Lagipula kalau Djindra semakin lama berada di Swiss, yang ada akan membuat banyak orang khawatir terutama keluarganya. Mau tidak mau Djindra harus melawan rasa sakitnya agar tidak membuat banyak orang khawatir.
"ck... Joe." Djindra sudah malas untuk berdebat.
"baik kak, akan segera aku siapkan semuanya." jawab Joenathan yang sudah hafal betul dengan sifat Djindra yang tidak bisa di bantah.
Mendengar jawaban Joenathan membuat Nickholas juga Jerry terdiam. Sudah pasti kalau Djindra tidak ingin di bantah. Sebenarnya mereka juga tidak ingin membantah akan tetapi mengingat kondisi Djindra lah yang membuat Nick dan Jerry berani menolak keinginan Djindra.
"Dimana ponselku. apa kalian ada memberitahu seseorang tentang kondisiku." tanya Djindra dengan suara datarnya.
"aku terpaksa memberitahu kak Yuda kak, karena pada saat itu dia sedang menelponku. mungkin karena saat itu ingin menelpon kak J tapi tidak mendapat jawaban."
Mendengar nama Yuda, Djindra sedikit tenang karena sudah dipastikan kalau Yuda tau apa yang harus ia lakukan tanpa menunggu perintah terlebih dahulu. Ketika Djindra melihat ponselnya, ia bisa melihat Yuda memberitahu kabar mengenai dirinya di dalam grup Black Tiger.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI || JINSOO
RomanceTerdapat konten dewasa (21+) dan mengandung unsur kekerasan,, harap bijak dalam membaca. Dua orang dengan karakter berbeda,, latar belakang dunia yang berbeda pula. namun mereka di pertemukan dalam sebuah perjodohan. akankah mereka pasrah menjalani...