🪐 C&B 13

158 14 1
                                    



Perusahaan Wijaya

"Sat.. aku masih gak mengerti kenapa kamu masih menerima ide perjodohan dari Djoena setelah jelas-jelas kamu tau profesi adiknya di luar sana seperti apa selain menjadi seorang CEO. Kok aku berfikir kamu sedang mengorbankan adik kamu sendiri Sat."

"Ck.. kau pikir aku setega itu dengan adikku sendiri. Hen.. ayolah kita tidak perlu munafik sekarang, menjadi seorang CEO seperti kita ini melahirkan banyak musuh di sekeliling kita. Musuh itu akan selalu siap dua puluh empat jam untuk menyerang kita maupun keluarga kita. Dan setiap orang mempunyai caranya untuk melindungi diri bukan." Jawab Satria.

Henry yang merupakan asisten sekaligus sahabat dari Satria, masih belum mengerti jalan pikiran dari seorang Satria yang sudah menjadi CEO di usia cukup muda. Satria terpaksa harus menggantikan posisi sang ayah yang meninggal karena ulah para pesaing bisnisnya. Akan tetapi selama menjadi asisten dari Satria baru kali ini Henry tidak paham dengan pola pikirnya.

Sebelumnya Satria Telah memintanya untuk menyelidiki Djindra adik dari Djoena yang juga sahabatnya. Henry diminta untuk mencari tahu dan menyelidiki Djindra orang yang akan di jodohkan dengan Aca. Tapi setelah tau profesi lain dari seorang Djindra, bukannya membatalkan perjodohan ini tapi Satria tetap melanjutkannya. Seolah-olah informasi yang di berikan oleh Henry tidak ada artinya.

"Kalau bukan mengorbankan lalu apa artinya Satria. Kau ini sedang memikirkan apa sih dengan menerima perjodohan ini, apa karena Djoena sahabat kita jadi kau tidak enak menolaknya begitu. Dengan kau memilihnya apa kau tidak sama saja dengan semakin banyak mendatangkan musuh kepada adikmu. Sat.. Aca itu sudah aku anggap sebagai adik aku sendiri, aku gak mau adik aku bersama dengan orang yang salah." Ucap Henry yang menahan dirinya agar tidak emosi.

Saat mendengar ucapan dari Henry, sebenarnya Satria sangat mengerti dengan perasaannya. Akan tetapi Satria harus tetap menerima perjodohan ini untuk kebaikan semua, dan Satria merasa Djindra lah orang yang tepat dan bisa melindungi adiknya itu.

"Hen... Aku mengerti dan sangat paham akan rasa khawatirmu, tapi kita juga harus mempertimbangkan dan memilih orang yang bisa melindungi Aca nantinya. Dan aku yakin Djindra lah orang yang tepat dan mampu untuk itu. Percayalah padaku, aku ini kakaknya dan aku juga pasti ingin yang terbaik untuk adikku Hen.." ucap Satria menjelaskan dengan tenang.

"Terserah padamu lah, aku masih tidak mengerti dengan jalan pikiranmu itu. yang jelas aku keberatan dengan perjodohan ini."

Drrttt...Drrrrttt...

Satria

"hmm.. ada apa Ca,, kenapa tumben telpon abang."

Aca

"katanya kalau ada apa-apa di suruh telpon, ini telpon malah tanya tumben, gimana sih bang.."

Satria

"ya kan gak biasanya kamu telpon abang, biasanya kan telponya ke Shakti. ada apa sih.."

Aca

"ck.. bang Shakti sibuk kayaknya, di telpon dari tadi gak di angkat. ehmm.. bang kayaknya aku hari ini ijin gak pulang lagi ya bang. boleh gak."

Satria

"mau kemana lagi kamu, kemarin gak pulang abang masih toleransi ya karena kamu bilang disana hujan. sekarang alasan apalagi kamu hmm.."

Aca

"bukan alasan bang.. tapi ini memang mendesak. lagi pula Aca juga gak kemana-mana, aku masih di panti aja bang. aku lagi banyak pesanan spesial desain bang, rencananya aku mau minta tolong sama Rere dan Lia, ya sekalian ngarahin mereka. biar besok kalau sudah lulus mereka gak kaget, boleh ya bang.."

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang