🪐 C&B 38

121 13 1
                                    


"WARNING 21+"


"Gak mas.. aku gak setuju. Aku gak akan pernah setuju kalau Aca sama kak Djindra." Nayla tidak mau Aca yang sudah dianggap seperti adik sendiri itu bersama dengan orang yang tidak baik menurutnya.

"Tapi kenapa yank. Apa yang salah." Yuda heran dengan respon Nayla.

"Mas Yuda ini gimana sih, Aca itu gadis baik - baik dan dia polos mas. Sedangkan kak Djindra kamu pasti tau dengan jelas dia seperti apa, dia kan sepupu kamu."

"Hmm... Sayang dengerin aku ya. Walaupun Djindra di luar terlihat dingin dan keras tapi sebenarnya dia sangat baik. Kamu tau James Tian dan Mike asisten Djindra. Mereka bertiga adalah bukti kebaikan hati seorang Djindra. Mereka bertiga di temukan Djindra di jalanan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Mereka di tolong oleh Djindra, di bawa kerumahnya di beri makan, di beri tempat tinggal, pendidikan sampai pekerjaan. Bahkan mami Tiwi dan papi Dharma orang tua Djindra sendiri sudah menganggap ketiga orang itu layaknya seperti anak mereka sendiri."

"Djindra memang banyak sekali menyembunyikan sikap dan sifatnya yang sebenarnya kepada orang lain, tidak semua orang bisa melihat itu. Tapi kami para sahabatnya lah yang paling mengetahui semua itu. Percayalah Djindra menampilkan sikap yang dingin keras dan kaku hanya semata - mata karena berada dalam dunia bisnis sayang. Kita tidak bisa baik kepada semua orang karena kita tidak pernah tau siapa sebenarnya musuh kita dan kapan mereka akan menyerang kita." Sambung Yuda memberi pengertian yang sederhana agar istrinya itu bisa memahami.

Nayla yang memang awam tentang dunia bisnis, mencoba untuk memahami apa yang diucapkan oleh suaminya. Setelah mendengar penjelasan dari Yuda, kini Nayla mencoba melihat sosok Djindra dari sisi yang berbeda. Ia kini tak ingin lagi menilai seseorang dengan sembarangan, tanpa mengetahui apa yang melatarbelakangi perbuatan mereka terlebih dahulu.

Melihat istrinya sedang termenung, Yuda menarik lengan Nayla dan menyuruhnya duduk diatas pangkuannya. Yuda mulai mengecup ceruk leher istrinya. "Yank.. apa aku boleh minta hakku." Dengan suara berat Yuda mencoba merayu. Ia pun tidak henti - hentinya menciumi wajah dan leher Nayla.

Nayla yang di perlakukan seperti itu menjadi salah tingkah. Ia sadar kini status dirinya sudah menjadi seorang istri. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang istri memenuhi apa yang menjadi hak suaminya.

"Ssh.. mas.." tanpa sadar Nayla mengeluarkan suara lengkuhan untuk pertama kalinya.

Yuda yang merasa tidak ada penolakan dari istrinya, melainkan istrinya itu kini tengah terbuai oleh sentuhan dari dirinya. Lantas Yuda terus mencoba melanjutkan permainan yang baru saja dia mulai.

Yuda terus saja mengecup leher Nayla, sedangkan kedua tangannya sudah berhasil menelusup ke dalam pakaian yang digunakan istrinya. Di dalam sana tangan Yuda mencari sesuatu yang menjadi aset berharga Nayla, saat menemukannya ia mencoba membelai dan menekan kedua benda kenyal tersebut dengan lembut. Dan perbuatan Yuda itu berhasil membuat Nayla merasa melayang.

Yuda yang berhasil membuka pakaian istrinya mengalihkan ciumannya ke atas dada Nayla, ia membuat beberapa tanda kepemilikan disana. Sedangkan Nayla yang sudah dibuat melayang oleh sentuhan sentuhan suaminya hanya bisa pasrah dan mencoba menikmatinya.

Kini sepasang suami istri itu sama sama sudah tanpa sehelai benang pun. Yuda yang ingin melakukan kewajiban pertamanya sebagai seorang suami , menghentikan kegiatannya sebentar dan menatap ke arah Nayla dengan lembut. Nayla yang posisinya sudah berada di bawah Kungkungan Yuda, mendapat tatapan seperti itu membuatnya menjadi malu dan salah tingkah.

"Yank.. aku sayang banget sama kamu, kamu tau itu kan. aku janji akan membahagiakanmu seumur hidup aku yank.." Yuda mencium sekilas bibir Nayla.

"Ini akan terasa sakit tapi hanya sebentar, kalau tidak bisa di tahan kau boleh mencakar atau melakukan apapun padaku. Aku akan berusaha selembut mungkin yank.." Yuda melanjutkan kegiatannya setelah melihat anggukkan dari wajah Nayla.

Yuda menghentakkan tubuhnya sekali ketika memasuki inti Nayla. Nayla yang terhenyak merasakan sakit sekaligus perih di bawah sana. Yuda belum bergerak ia membiarkan istrinya nyaman dan terbiasa dulu dengan miliknya. Yuda memberikan kecupan dan sentuhan untuk mengalihkan rasa sakit istrinya. Setelah di rasa istrinya sudah merasa nyaman, Yuda mulai menggerakkan miliknya di bawah sana.

Yuda berusaha melakukannya dengan selembut mungkin, ia tidak ingin menyakiti istrinya. Mereka melakukan penyatuan mereka untuk pertama kalinya hingga beberapa kali siang itu. Hingga keduanya merasakan kelelahan dan tertidur.

***

Sementara Aca yang sedang mengerjakan beberapa desain di ruangannya di kejutkan oleh kedatangan asistennya. Ia jauh lebih terkejut melihat sesuatu yang di bawa oleh asistennya siang ini.

"Mbak Aca permisi.. mbak ini ada kiriman bunga." Ya yang dibawa asistennya adalah sebuah rangkaian bunga Lily putih.

Aca melihatnya heran ketika rangkaian bunga itu diletakkan oleh asistennya di atas meja. "dari siapa mbak bunganya."

"Saya kurang tau mbak, tadi kurir yang mengirimkan. Ketika saya tanya dari siapa dia juga menjawab tidak tau." Setelah menjelaskan semuanya Fitri sang asisten pun pamit meninggalkan ruangan itu.

Aca terus saja merenung melihat ke rangkaian bunga yang berada dihadapannya. Ia masih bertanya - tanya siapa yang telah mengirimi rangkaian bunga yang indah ini. Aca tidak menampik rangkaian bunga itu memang terlihat indah, terlebih ia memang sangat menyukai bunga Lily putih.

Ketika Aca mencoba untuk mencium bunga itu, ia menemukan sebuah kartu yang terselip di dalam sana. Lantas Aca segera membaca kartu tersebut, dan hanya ada tulisan kata "maaf" di dalamnya. Aca mencoba mencari tau siapa pengirimnya, tetapi ia tidak menemukan apapun selain kata itu yang tertulis.

Aca menaikkan kedua sudut bibirnya ke atas. Ia tersenyum ketika melihat rangkaian bunga itu kembali, bunga yang berhasil membuat suasana hati Aca merasa hangat. Terlepas siapapun pengirimnya, Aca mengucapkan terimakasih dalam hatinya karena berkat bunga itu ia bisa tersenyum lagi hari ini.

***

"Apa dia sudah menerimanya."

"Yang menerima sepertinya pegawainya bos, tapi saya yakin kalau itu pasti tidak lama langsung diterima olehnya."

"Ehm.. kalau begitu kau boleh pergi sekarang."

Tidak lama dari itu sesosok laki - laki tersebut berjalan memasuki sebuah kamar.

"Kak.. kirimannya sudah diterima olehnya."

"Apa kau yakin dia menerimanya James." Ya sosok yang mengirimi bunga pada Aca adalah Djindra. Ia merasa terdesak karena desakan dari para sahabatnya untuk meminta maaf. Karena pada dasarnya ia tidak pernah melakukan permintaan maaf pada seseorang, terpaksa ia hanya bisa melakukannya melalui sebuah perantara.

Djindra mengirim rangkaian bunga Lily putih kepada Aca dan menulis sebuah kata maaf pada kartu yang ia selipkan disana. Entah mengapa Djindra merasa kalau Aca akan menyukai bunga Lily putih itu. Namun bodohnya Djindra tidak menuliskan namanya sebagai pengirim, ia terlalu gengsi untuk melakukan itu.

TING

Papi Dharma
{Besok luangkan waktumu untuk temani papi makan malam bersama kolega papi.}

Mendengar bunyi notifikasi pada ponselnya, Djindra pun segera melihat pesan yang masuk itu. Djindra menaikkan kedua alisnya ke atas, ia merasa heran karena pesan yang dikirim oleh papinya. Ada apa sehingga papinya meminta Djindra untuk menemaninya. Kolega siapa yang sebenarnya akan ditemui oleh papinya itu.

************

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang