🪐 C&B 37

130 13 0
                                    


"Pokoknya aku gak mau tau ya J, kamu harus minta maaf sama Aca. Kalau sampai kamu gak mau minta maaf, aku juga yang kena masalah sama si Nayla."

"Ngapain juga aku harus minta maaf, aku gak salah apa - apa. Kaya anak kecil aja, dah dewasa ini juga. Hal seperti itu udah biasa di jaman sekarang."

Sementara yang lain tertawa puas melihat wajah Yuda yang kesal. Karena tebakan mereka benar, bahwa Yuda tidak bisa melakukan malam pertama karena perbuatan Djindra semalam.

"Jadi benar ini kak.. kak Yuda gagal malam pertama. Yang berbuat salah siapa yang kena imbasnya siapa." Kekeh Nickholas.

'ting..tong..ting..tong'

Jerry yang mendengar suara bel berinisiatif untuk membukakan pintu. Dan ketika Jerry membuka pintu terlihatlah Mike dan James yang datang bersamaan.

"Kenapa kalian datang kesini. Bukankah hari ini hari libur James." Djindra heran melihat kedua asistennya datang bersama pada hari libur.

"Aku hanya ikut Mike kesini, karena kami satu kamar semalam. Ayo Katakan Mike." Ucap James.

"Ehmm.. kak J ada informasi penting yang harus aku sampaikan. Aku tidak tau ini kabar buruk atau sebaliknya buat kak J." Jelas Mike.

"Ck.. tidak perlu bertele - tele Mike. Cepat katakan ada apa."

"Hufft.. Kak J,, nona Sooraya membatalkan kerja sama dan penyewaan ballroom untuk event pamerannya Minggu depan." Jelas Mike pelan.

"Apa.. bagaimana bisa dia membatalkan begitu saja. Apa dia tidak tau kerja sama tidak bisa di batalkan secara sepihak, apa dia mau mengganti rugi semuanya." Djindra tidak terima, walau dia hanya bertindak sebagai sponsor tapi kalau event ini batal mau di taruh dimana reputasi hotelnya.

"Dia bersedia mengganti rugi semuanya kak." Cicit Mike.

"Aku sudah bilang kan J, kalau Aca itu bukan gadis sembarangan seperti yang sering kau temui." Sahut Yuda.

"Lebih baik kau minta maaf padanya J, karena bagaimanapun kau yang salah di sini." Leo mencoba menasehati sahabatnya itu.

"Sudah berapa kali aku katakan untuk apa aku harus minta maaf. Aku tidak salah, itu hal yang biasa. Dia nya saja yang terlalu melebih - lebihkan." Sementara para sahabatnya hanya menggelengkan kepala mereka yang tidak habis pikir dengan tingkah Djindra.

Djindra terlihat termenung sejenak memikirkan sesuatu. Ia sedang mencari cara bagaimana untuk bisa menekan kembali gadis yang bernama Sooraya itu, dia tidak terima kalau diremehkan secara tidak langsung seperti ini.

"Baik kalau memang dia mau membatalkan begitu saja. Kita lihat siapa yang akan menang. Minta ganti rugi tiga kali lipat padanya Mike, dan hubungi semua hotel yang ada di kota ini untuk tidak menyewakan ballroom kepadanya." Sambung Djindra.

"J.."

"Kak J .."

Serentak semua yang ada di ruangan itu kaget mendengar ucapan Djindra.

"Kau sudah keterlaluan J. Jelas - jelas kau yang salah, semalam kau mabuk dan berusaha melecehkan dia. Tapi kau malah berbuat semaumu seperti ini. Gadis mana yang tidak merasa dilecehkan dan di rendahkan oleh perbuatanmu semalam, kecuali para wanita malam yang sering kau temui." Ucap Leo kesal.

"Apa yang dikatakan kak Leo itu benar kak. Kak J lebih baik kau jangan lakukan itu kak. Kau bisa kehilangan dia nanti kak." Ucap Joenathan berusaha membujuk Djindra untuk membatalkan keinginannya.

"Kehilangan apa.. heh.. dia bukan siapa - siapa bagiku." Djindra tidak ingin mengakui tentang perasaannya.

"Ck.. kau tidak perlu berbohong pada kami J, kami sudah tau semuanya. Lebih baik sekarang kau minta maaf sebelum semuanya terlambat." Djindra yang mendengar ucapan Gio hanya memicingkan matanya melihat ke arah Gio.

"Aku tidak berbohong memang dia bukan siapa - siapa bagiku."

"Heh.. susah memang kalau bicara dengan orang keras kepala. Kami semuanya sudah tau, terutama aku yang sudah tau tentang perasaanmu. Kau tidak perlu merasa sungkan terhadap aku, aku hanya bilang tertarik kepada Aca bukan berarti aku menyukainya. Bodoh kalau ada yang bilang tidak tertarik dengan gadis cantik seperti Aca." Cibir Gio, sedangkan Djindra reflek melihat ke arah kedua asistennya, dia bisa menebak bahwa merekalah yang sudah bercerita.

"Kau tidak perlu marah kepada mereka, karena disini yang menceritakan semuanya adalah aku. Aku tidak ingin persahabatan kita merenggang hanya karena masalah perempuan." Sahut Yuda yang mengatakan sebenarnya ketika melihat Djindra sedang mengintimidasi kedua asistennya.

"Sekarang semuanya sudah jelas, Gio tidak mempunyai perasaan lebih kepada Aca. Jadi sekarang lebih baik kau minta maaf kepadanya sebelum kau kehilangan dirinya nanti." Leo berusaha menengahi di antara sahabatnya agar tidak terjadi salah paham lagi.

***

Sedangkan Aca pagi ini sudah berada di galery nya. Walau hari ini hari libur pekerjaan dan galery Aca tidak bisa libur begitu saja, biasanya untuk galery hanya akan buka sampai siang atau sore hari.

Aca saat ini tengah berada di kantornya, ia tengah sibuk mengerjakan desain perhiasan terbaru. Meski belum pasti bagaimana nasib acara pamerannya akan tetap berlangsung atau harus ia undur, Aca harus tetap menampilkan desain terbaru setiap bulannya. Aca tadi memang sudah mengirim pesan kepada manajer hotel Diamond tentang pembatalan kerjasama event, tapi sampai saat ini ia belum mendapatkan tempat pengganti dan belum juga nanti dia harus mengganti rugi.

TING

Wijaya family 🤍
{Besok usahakan ada di rumah semuanya. Kita akan pergi makan malam bersama untuk ulang tahun Aca.}

Pesan itu berasal dari grup keluarga yang di kirimkan oleh Abang tertua Aca. Karena terlalu sibuknya Aca sampai lupa tanggal ulang tahunnya sendiri.

"Astaga aku sampai lupa ulang tahun aku sendiri." Gumam Aca saat membaca pesan yang masuk ke ponselnya.

Aca jadi teringat moment ulang tahunnya waktu kecil bersama sang ayah. Betapa saat itu ia merasa sangat bahagia dan sangat di cintai oleh sang ayah. Aca benar - benar di jadikan seorang putri oleh mendiang ayahnya, segala keinginan Aca akan dipenuhi ketika ia merayakan ulang tahunnya.

Tidak terasa Aca meneteskan air matanya ketika mengingat sang ayah, Aca selalu merindukan kehadiran ayah yang selalu ia sayangi dan cintai itu. Besok atau lusa Aca berencana mengunjungi tempat peristirahatan terakhir ayahnya.

***

"Gimana mas, kak Djindra mau kan minta maaf sama Aca." Nayla langsung memberondong dengan pertanyaan ketika melihat kedatangan suaminya kembali ke kamar mereka.

"Hmm... Susah yank. Djindra itu orangnya keras kepala, jadi agak sulit untuk membujuknya." Yuda langsung mengambil tempat duduk di samping istrinya.

"Gimana sih mas Yuda.. kan kak Djindra yang salah kok malah gak mau minta maaf. Aku nantinya yang malu sama Aca kalau seperti ini, karena aku yang mengundang dia." Nayla terlihat kecewa mendengar jawaban dari Yuda.

"Udah gak perlu terlalu dipikirkan, nanti Djindra juga luluh sendiri ini masih di rayu terus sama yang lain. Sebenarnya Djindra melakukan itu antara sadar dan tidak sadar sih." Ucap Yuda yang berusaha menenangkan istrinya.

"Maksud mas Yuda apa." Nayla terlihat bingung dengan perkataan ambigu dari suaminya.

"Ya Djindra semalam memang terpengaruh alkohol tapi itu tidak sepenuhnya, karena setahu aku Djindra itu termasuk toleransi alkoholnya cukup kuat. Selain itu mungkin memang dia sengaja melakukan itu."

"Djindra itu ada rasa tertarik sama Aca yank." Kekeh Yuda ketika wajah istrinya menjadi bingung karena ucapannya.

" Apa tertarik, maksudnya suka gitu.."

"Heem.. ya bisa di bilang seperti itu. Meskipun dia belum mengakui kalau suka sama Aca, tapi dia tidak bisa bohong kalau sudah tertarik sekaligus penasaran sama Aca." Jelas Yuda perlahan sambil menampilkan senyum manisnya

"Gak mas.. aku gak setuju.."

*******

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang