🪐 C&B 40

148 14 1
                                    





"Apa ini cara anda berbisnis nona Sooraya. Anda tidak bisa membedakan dengan jelas antara masalah pribadi dan profesionalitas kerja.."

Djindra yang datang dari arah belakang Aca memang sudah semenjak tadi mendengar pembicaraan antara manajer hotelnya dengan gadis di depannya ini. Djindra memang awalnya tidak tertarik untuk datang ke hotelnya, namun rasa penasaran dalam dirinya lah yang membawanya datang kemari. Ia tidak datang sendiri kesana, ia bersama dengan James dan Jerry.

Sementara Aca yang mendengar suara dari orang yang ia ingin hindari saat ini hanya diam tidak ingin menjawab apapun. Ia memejamkan matanya sesaat dan masih mencoba bersikap sabar dalam menghadapi orang seperti Djindra. Apalagi pada dasarnya Aca termasuk orang yang tidak suka dengan keributan, ia akan mengalah dan sangat menghindari hal itu.

"Kak J kenapa kau berbicara seperti itu, kau akan membuatnya tersinggung nanti." bisik James dari arah belakang.

"Betul kak J, kalau kau berbicara seperti itu sama halnya kau mempersulit dirimu sendiri." Jerry turut membenarkan ucapan James. Mereka berdua yang semenjak tadi berada di belakang Djindra, tidak menyangka kalau seorang Djindra akan berbicara seperti itu terhadap seorang gadis yang telah membuatnya penasaran.

"Bagaimana apa memang benar begini cara berbisnis anda." Djindra tidak memperdulikan perkataan dua orang yang berada di belakangnya, sedangkan Mike hanya menatap bosnya dengan tatapan tidak menyangka.

"Kenapa anda tidak menjawab nona Sooraya. Atau memang benar anda tidak bisa membedakan mana yang menjadi masalah pribadi dengan profesionalitas kerja." Djindra kini sudah duduk di hadapan Aca. Sedangkan James, Mike dan Jerry mereka memilih bergeser ke sisi meja yang lain. Beruntungnya mereka saat ini sedang berada di ruangan VIP, jadi tidak ada orang lain yang mendengar kalau terjadi keributan atau perdebatan di sana.

"Tidak profesional dari sisi mana tuan Djindra. Saya masih bertanggungjawab dan mau membayar penalti akibat kerugian yang saya timbulkan, walau disini sangat jelas yang mengalami kerugian cukup besar adalah saya." Aca masih berusaha untuk sabar dan tidak terpancing emosi karena itu akan membuang tenaganya dengan percuma, sedangkan Djindra yang mendengar jawaban dari Aca langsung terdiam seketika.

Sementara ketiga orang lainnya yang juga berada dalam ruangan tersebut, berusaha menahan tawa yang berkecamuk dalam diri mereka. Bagaimana tidak ingin tertawa, baru kali ini ada seorang gadis yang bisa melawan keangkuhan dan sikap dingin Djindra. Sehingga membuat seorang Djindra bisa diam tidak berkutik.

"Jadi tidak perlu membuang banyak waktu lagi tuan Djindra. Sekarang lebih baik anda katakan sendiri berapa penalti yang harus saya bayar atas kerugian yang anda alami." Djindra masih diam tidak langsung menjawab, ia harus berpikir bagaimana caranya membuat gadis yang ada dihadapannya ini bertekuk lutut padanya.

"Saya tidak ingin ganti rugi dalam bentuk materi, karena saya sudah memilikinya. Yang saya alami bukan hanya kerugian secara materi, tapi juga melainkan nama baik saya pribadi dan hotel saya. Sebagaimana yang anda ketahui nona Sooraya sebagai salah satu sponsor tim hotel saya sudah mempromosikan tentang acara pameran anda yang akan di adakan di tempat ini. Lalu dengan tiba - tiba anda membatalkan acara tersebut secara sepihak, tentu ini akan cukup berpengaruh bagi reputasi hotel saya. Bertahun - tahun saya membangun reputasi hotel saya agar terlihat baik di depan umum, lalu dengan mudahnya ada orang lain yang sedang berusaha menghancurkannya hanya karena alasan pribadi. Tentu itu akan dianggap tidak profesional oleh orang lain, apalagi hotel ini juga mempunyai beberapa pemilik saham yang lain. Apa yang akan saya katakan dan pertanggungjawabkan kepada mereka, kalau karena kejadian ini saham mengalami penurunan."

"apa anda bisa memberikan solusi lain terhadap kerugian yang akan saya alami, nona Sooraya." sambung Djindra.

Aca hanya bisa diam termenung mendengar ucapan Djindra. Ia memang awam terhadap dunia bisnis, Aca tidak menyangka dampaknya akan menjadi seperti yang Djindra ucapkan tadi. Aca memang berasal dari keluarga pebisnis, dia juga berkecimpung dengan di dalam bisnis perhiasan. Tapi masalah lebih dalam tentang bisnis itu apa dan berkaitan dengan apa saja, Aca benar - benar buta mengenai itu.

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang