🪐 C&B 60

128 15 4
                                    




Setelah lewat dari satu minggu, sejak pertemuan terakhir di rumah bang Shakti. Malam ini tiba-tiba saja Sovia meminta semuanya yang mengetahui permasalahannya berkumpul kembali.

Berlokasi yang sama di rumah kakak kedua Aca, karena jelas mereka tidak mungkin melakukan hal itu di rumah utama. Disana selain Sovia, sudah terlihat berkumpul Djindra dan Joe. Lalu juga ada dua Abang Aca bersama para istrinya, di tambah bang Khenan kakak dari Sovia.

Hanya Aca yang terlihat belum datang. Sebenarnya Aca sangat ingin menghindar dan menolak untuk hadir. Namun Sovia memintanya secara khusus untuk menemaninya disana.

"Bang, Aca dimana. Kenapa sejak tadi aku belum melihatnya."

Djindra sedikit khawatir karena tak kunjung melihat keberadaan Aca. Komunikasi di antara mereka berdua masih mengalami kebuntuan. Hanya Djindra yang berusaha untuk menjalin komunikasi kembali, tapi tidak dengan Aca.

Semua usahanya untuk memperbaiki hubungan mereka seolah di tolak oleh Aca. Aca belum juga meresponnya seperti sedia kala.

"Aca masih di jalan mungkin, tapi tadi sudah di telpon istri aku kok. Dia memang akhir-akhir ini sibuk dengan pekerjaannya."

Shakti yang membantu abangnya untuk menjawab pertanyaan dari Djindra. Dia tahu persis bahwa hubungan sang adik dengan tunangannya ini belum juga membaik.

Walau sudah berulang kali diberi nasehat, tapi sepertinya Aca masih membutuhkan waktu.

"Sov, kamu mengumpulkan kami semua disini ingin membicarakan apa."

"Bang, aku akan mengatakannya kalau mbak Aca sudah datang."

Joenathan menjadi satu-satunya orang yang tegang, menunggu Sovia berbicara. Dia sedikit banyak paham maksud dari Sovia mengumpulkan semua orang malam ini. Sepertinya gadis itu akan bicara mengenai keputusannya.

Tidak selang berapa lama, orang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Selamat malam. Maaf semuanya karena sudah datang terlambat."

Djindra menatap lekat gadisnya yang sudah lama tidak ia jumpai. Djindra bisa melihat raut wajah yang terlihat kelelahan dan sedikit sayu dari Aca. Jujur Djindra sangat merindukan senyum hangat dari tunangannya ini.

Dengan masih menggunakan baju kerja, Aca mengambil tempat duduk tepat di samping Sovia.

"Baiklah Sov, yang kamu tunggu sudah datang bisa kita mulai pembicaraan ini."

Satria sengaja bersikap tegas dalam pertemuan ini. Agar semua yang hadir disana menganggap serius mengenai pertemuan mereka.

"Baiklah sebelum aku berbicara, pertama-tama aku ingin minta maaf kepada semuanya. Aku minta maaf karena masalah yang terjadi kepadaku sudah banyak membuat semua orang ikut kesulitan karenanya. Terutama bang Khenan, maaf bang kalau Sovia sudah membuat Abang kecewa."

Dengan sedikit terbata karena menahan tangis, ia meminta maaf pada semua orang yang ada disana.

"Dan juga mbak Aca, maafin aku mbak karena sudah membuat mbak repot dan kesusahan."

Aca menggenggam erat tangan adik sepupunya itu. Ia paham betul apa yang Sovia rasakan.

"Dan sesuai tenggat waktu yang di berikan oleh abang, malam ini aku akan memberikan keputusan ku.  Aku akan mencabut dan menghentikan semua tuntutan yang sudah aku layangkan. Dan aku juga... Bersedia menikah dengan kak Joe. Tapi.."

Joenathan menatap dalam ke arah Sovia yang belum menyelesaikan ucapannya.

"Tapi.. dengan satu syarat. Pernikahan ini hanya akan terjadi sampai anak ini lahir."

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang