🪐 C&B 55

284 21 5
                                    


Hey... Author update lagi...

Sebenarnya ini adalah sambungannya dari part sebelumnya.

Author sempat bilang kan di part sebelumnya kalau akan panjang.

Tapi tiba-tiba author berubah pikiran dan memutuskan untuk membaginya saja.

Karena menurut author terlalu panjang, nanti yang ada kalian akan capek plus bosen bacanya.

Oh iya.. dan khusus di bab ini ada warning ya ..

Karena mengandung unsur 21+

Jadi harap bijak dalam membaca.

Skip dulu yang belum cukup umur..

So....

Happy Reading...



WARNING 21+

*

*

*


Sepeninggal Djindra dan Aca, semua yang ada di pantai memutuskan untuk menggabungkan kembali meja mereka. Mereka satu sama lainnya sedang berpikir keras. Sebenarnya apa yang sedang terjadi tadi.

Semua di mulai ketika Hera tiba-tiba saja berkata kasar terhadap Aca. Dan hal itu memicu kemarahan dari seorang Djindra, dan kali ini yang menjadi sasarannya adalah Gio.

Yang menjadi pertanyaan kenapa Gio, apa hubungannya. Dan mereka yang ada di sana tiba-tiba mengarahkan pandangannya ke Gio. Seolah mereka bertanya dan sedang menunggu jawaban tentang apa yang sedang terjadi.

"Kalau kalian ingin bertanya tentang apa yang terjadi kepadaku. Aku hanya punya satu jawaban yaitu aku tidak tahu apapun."

Gio menjawab dengan tegas dan sesekali menenggak gelas bir yang ada di tangannya. Tatapan mata Gio jelas mengisyaratkan bahwa dia sendiri juga bingung, kenapa Djindra bisa Semarah itu  kepadanya.

Walau dalam benaknya sempat terlintas, kalau sahabatnya itu sudah mengetahui tentang rencananya bersama dengan Leo juga Yuda. Tapi ada muncul sedikit keraguan disana, kalau Djindra memang sudah tahu, kenapa dia tidak langsung menegur mereka.

Gio merasa Djindra justru bersikap acuh dan masa bodoh kepada mereka bertiga. Biasanya kalau Djindra mengetahui ada yang berbuat salah atau konyol, ia akan langsung menegur secara terbuka. Tapi ini tidak ada, justru cenderung membiarkan saja.

Karena hari semakin larut, para wanita memutuskan untuk kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Sedangkan para pria masih ingin melanjutkan minum mereka sebentar lagi.

"Sebenarnya aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasa kenapa kak J menjadi semakin sensitif semenjak mengenal Aca."

"Maksudmu apa Jerry."

"Ya coba kak Joe pikirkan sedikit. Setiap kali ada masalah entah itu berkaitan langsung dengan Aca atau tidak, emosi kak J pasti langsung tersulut. Dan kitalah yang ada di sekelilingnya yang akan menjadi pelampiasannya."

"Itu hanya pemikiranmu saja. Mungkin hari ini suasana hati dari J memang sedang tidak bagus."

"Tapi aku setuju dengan apa yang di katakan oleh Jerry kak Yud. Contohnya saja saat di Swiss, dia diikuti dua mata-mata dan aku baru berhasil menangkap satu diantaranya. Tanpa menyelidiki lebih dalam, dia meminta kami untuk langsung membereskan mata-mata itu. Seolah dia tidak lagi mau tau alasan atau latar belakang dari mata-mata itu."

CINTA DAN BENCI || JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang