Chapter 14 - Demi Kebahagiaan Laras

241 3 0
                                    

Laras sedang mematut penampilannya di depan cermin saat terdengar suara motor yang menepi di pelataran rumah. Ah, itu pasti Mas Bagas sudah pulang. Dengan bersemangat ia segera meninggalkan kamar.

Di luar rumah Bagas baru saja menepikan motornya. Dilihatnya rumah yang lampunya sudah menyala. Sepertinya Laras sudah pulang, pikir Bagas seraya berjalan mantap menuju pintu.

"Mas Bagas!"

Kemunculan seorang perempuan saat kedua daun pintu terbuka membuat Bagas terkejut. Laras melempar senyum manis ke arahnya dengan pipi yang bersemu merah.

Bagas tertegun melihat penampilan sang istri yang teramat berbeda sore ini.

Laras mengenakan gaun malam warna merah panjang sampai ke lutut. Rambutnya yang panjang berkumpul di bahu kirinya. Sementara bahu kanan menampilkan kulitnya yang putih mulus disebabkan model gaunnya yang terbuka.

"Laras."

Ia masih terkesima akan kecantikan Laras. Tatapannya membuat perempuan itu jadi tersipu malu.

"Mas sudah pulang?" Laras segera memecah keheningan di antara mereka dengan menyapa sang suami seraya mencium punggung tangan Bagas.

Laki-laki itu mengangguk. Bagas masih terbengong-bengong melihat penampilan istrinya yang sangat cantik dan seksi saat ini.

Rasa lelah yang sempat menghingapi tubuhnya terasa menyingkir sudah. Hanya ada gairah yang bergelora di jiwa Bagas saat ini.

Laras menatap heran melihat suaminya yang bengong saja. "Mas kok lihatin aku begitu? Mas nggak suka ya aku pakai baju seperti ini?"

Bagas buru-buru tersadar dari fantasinya. Ia lantas menggeleng cepat. "Nggak kok! Mas cuma merasa pangling melihat kamu, Laras! Kamu kenapa tiba-tiba berpenampilan begini?"

Laras tersenyum. "Mas, hari ini Laras dapat bonus besar dari majikan Laras. Jadi, Laras ingin mengajak Mas Bagas untuk makan di luar. Mas mau, kan?"

Bagas terkejut sekaligus senang. "Kamu udah dandan cantik begini, mana mungkin Mas menolak ajakan kamu."

Laras tersenyum puas. "Kalau gitu, ayo Mas Bagas siap-siap!"

Bagas cuma mengangguk sambil tersenyum. Saat Laras meraih lengannya, ia segera mengikuti langkah sang istri memasuki rumah.

Dari teras rumah sebelah, Aryo sudah memperhatikan mereka. Laki-laki itu agak kesal melihat Bagas menutup pintu rumahnya. Sial! Padahal dia sangat suka melihat penampilan Laras sore ini.

"Gila! Tuh cewek memang cantik! Enak betul si Bagas punya istri speak artis kayak gitu," gerutu Aryo seraya menikmati batang rokoknya.

Desi yang baru pulang dari warung sempat mendengar ucapan suaminya, meski tidak begitu jelas.

"Abang ngomong sama siapa?" tanyanya pada laki-laki yang sedang duduk di teras rumah sambil menikmati sebatang rokok.

Aryo menoleh seraya memasang wajah bosan. "Ngomong sama kucing!" jawabnya asal.

Desi cuma geleng-geleng lantas masuk rumah. Sejak di PHK dari pabrik tempatnya bekerja, Aryo sering uring-uringan tidak jelas. Desi tidak mau mencari masalah dengan suaminya itu.

Sementara itu di rumah Bagas. Laras menyambut suaminya yang baru keluar dari kamar mandi dengan menjembreng sehelai kemeja baru.

"Mas, kamu suka nggak? Aku beli beberapa baju baru buat Mas Bagas loh!" kata Laras sambil tersenyum senang.

Uang yang diberikan oleh Aldi sangat banyak, dan itu di luar kontrak. Laras tidak memberi tahu Frans pasal uang tersebut. Ia membawa semua uang itu pulang dan membuangnya sebagian dengan berbelanja.

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang